SuaraJogja.id - Proposal senilai Rp300 juta untuk biaya perbaikan sarana dan prasarana, yang disinyalir jadi akar munculnya intimidasi kepada seorang wali murid di SD Negeri Purwomartani, diputuskan untuk ditangguhkan.
Awalnya, permintaan penangguhan proposal sumbangan itu disampaikan oleh Koordinator Aliansi Masyarakat Peduli Pendidikan Yogyakarta (AMPPY) Yuliani, di tengah mediasi bersama sekolah dan Dinas Pendidikan Sleman, Kamis (3/11/2022).
Dalam pertemuan itu, Yuli sebetulnya meminta agar proposal dicabut atau dibatalkan karena telah memunculkan polemik yang tidak baik. Namun ia menyadari, bahwa hal itu baru bisa diputuskan setelah sekolah memiliki kepala sekolah yang baru.
"Dibicarakan dulu dan sifatnya [proposal] tidak mengikat, bagi yang tidak menyumbangpun tidak bermasalah dan tidak boleh diintimidasi. Namanya sumbangan kok, boleh menyumbang boleh tidak. Itu menurut saya, dan ini mohon dicatat oleh pak Kepala Dinas," ucapnya.
Dinas Pendidikan Sleman Ery Widaryana mengatakan, pihaknya mempertemukan dua pihak berselisih paham, supaya permasalahan di antara mereka cepat selesai dan tidak terjadi miskomunikasi lagi.
"Karena jangan sampai proses pembelajaran anak terganggu, dan kaitannya dengan proposal biar dikaji ulang. Intinya memang bahwa masyarakat, orang tua itu boleh menyumbang, tidak mengikat dan seandainya tidak menyumbangpun tidak apa-apa," tegas Ery.
"Misalkan komite marah kemudian menggalang dana, misalnya dari kebutuhan Rp300 juta lalu dapatnya Rp100 juta, ya Rp100 juta itulah yang digunakan," kata dia.
Setelah itu, dana digunakan secara transparan dan harus dimusyawarahkan. Diikuti dengan proses pembelajaran, yang kemudian membaik dari hari ke hari. Disdik Sleman juga menjamin bahwa putra-putrinya DS, akan mendapat pelayanan yang sama dengan siswa lain di SD N Purwomartani.
"Untuk proposal, ditangguhkan dulu," sebutnya.
Baca Juga: SD Negeri Banyurejo 1 Tak Jadi Terdampak Tol, Disdik Sleman Masih Menunggu Informasi Resmi
Minta Maaf, Pj Kepala Sekolah Beberkan Kronologi Dugaan Intimidasi Versi Pihak Sekolah
Pj Kepala SD N Purwomartani Lasini, yang hadir bersama komite, berjanji tidak akan mengulangi perbuatan mereka dan akan fokus memberikan pembelajaran kepada siswa, supaya kegiatan belajar mengajar tidak terganggu.
"Sepanjang kami dianggap melakukan kesalahan, kami minta maaf. Kami tidak akan mengulangi lagi. Ini menjadi pembelajaran bagi kami," kata dia.
Dalam pertemuan tersebut, Lasini menjelaskan, proposal yang berisi Rencana Anggaran Biaya (RAB) senilai Rp300 juta sedianya digunakan untuk biaya perbaikan sarana dan prasarana sekolah. Ide program yang ada dalam proposal bukan berasal dari sekolah, melainkan dari Komite.
Akan tetapi sekolah memang mengetahui rencana itu dan komite mengambil inisiatif untuk memohon partisipasi sumbangan dari orangtua murid, yang didahului pertemuan antara komite bersama perwakilan wali murid.
Saat itu, sekolah hanya mengetahui, kemudian proposal dikonsultasikan ke Dinas Pendidikan (Disdik) Sleman. Saat itu, Dinas memberikan keterangan apabila sumbangan dari orangtua tidak mengikat, maka sesuai ketentuan diperbolehkan.
"Jadi edaran sumbangan itu tidak pernah mengikat. Tidak ada nominal dan tidak ada sampai batas waktunya," tuturnya.
Lasini mengungkap, suatu ketika, proposal sumbangan Rp300 juta itu mendapat sanggahan dari seseorang tak dikenal, yang mengirim pesan kaleng berantai ke sejumlah nomor WhatsApp pegiat pendidikan.
Dalam forum mediasi di Dinas Pendidikan, Lasini membantah tuduhan yang muncul dari pesan beruntun yang ramai diketahui khalayak, bahwa ia melakukan intimidasi terhadap DS.
Menurut Lasini, sekolah menghadirkan DS ke sekolah saat itu dalam rangka klarifikasi. Tidak ada niat menyudutkan apalagi menuduh. Sekaligus mereka membutuhkan bantuan DS untuk mencari tahu identitas pemilik nomor penyebar pesan kaleng.
"Kami juga tidak memiliki niatan [melaporkan] ke polisi. Pada prinsipnya, pihak sekolah tidak ada intimidasi, apalagi menuduh Bu Dian pelaku utama. Kami hanya memintanya, sebagai orang pertama yang menerima WA, tolong nomor ini panjenengan cari nomornya siapa," beber Lasini.
Kontributor : Uli Febriarni
Berita Terkait
-
Dugaan Intimidasi Wali Murid di Sekolah Sleman Berakhir Mediasi, Pihak Sekolah Minta Maaf
-
Dugaan Intimidasi Terhadap Wali Murid di Sekolah Sleman Berakhir Mediasi, Pihak Sekolah Mengaku Salah dan Minta Maaf
-
Disdik Sleman Bakal Mediasi Wali Murid Korban Dugaan Intimidasi dengan Pihak Sekolah: Ada Miskomunikasi Saja
-
Wali Murid Sebuah SD di Sleman Lapor Ke ORI DIY karena Diduga Dapat Intimidasi, Begini Respon Disdik
Terpopuler
- Viral Video 7 Menit Ahmad Sahroni dan Nafa Urbach, Praktisi Hukum Minta Publik Berhati-hati
- Prabowo Dikabarkan Kirim Surat ke DPR untuk Ganti Kapolri Listyo Sigit
- Tutorial Bikin Foto di Lift Jadi Realistis Pakai Gemini AI yang Viral, Prompt Siap Pakai
- 5 Fakta Viral Video 7 Menit Ahmad Sahroni dan Nafa Urbach, Publik Penasaran!
- Profil Komjen Suyudi Ario Seto, Calon Pengganti Kapolri Listyo Sigit Prabowo?
Pilihan
-
Perang Tahta Sneakers Putih: Duel Abadi Adidas Superstar vs Stan Smith. Siapa Rajanya?
-
Viral Taiwan Resmi Larang Indomie Soto Banjar Usai Temukan Kandungan Berbahaya
-
Ketika Politik dan Ekonomi Turut Membakar Rivalitas Juventus vs Inter Milan
-
Adu Kekayaan Komjen Suyudi Ario Seto dan Komjen Dedi Prasetyo, 2 Calon Kapolri Baru Pilihan Prabowo
-
5 Transfer Pemain yang Tak Pernah Diduga Tapi Terjadi di Indonesia
Terkini
-
Perpustakaan Jogja Genjot Literasi: Ribuan Buku Baru & Inovasi Digital untuk Warga
-
STOP Bakar Sampah! Bupati Bantul Desak Warga Lakukan Ini untuk Selamatkan Lingkungan
-
DANA Kaget: Banjir Saldo Gratis Tiap Hari? Ini Link Aktif Raih Ratusan Ribu Rupiah
-
PSIM Jogja Dibantai Borneo FC: Pesta di Sultan Agung Berubah Jadi Mimpi Buruk
-
Perombakan Total OPD Gunungkidul: Apa Saja yang Berubah Tahun Depan?