SuaraJogja.id - Raja Keraton Yogyakarta, Sri Sultan Hamengku Buwono X mengungkapkan banyak Sultan Ground (SG) di wilayah Gunungkidul berupa semak belukar. Pihak Keraton belum bisa menanami kembali SG dengan pepohonan sebagai pengganti tanaman jati yang sudah habis.
Sultan mengungkapkan, di masa lalu Keraton memiliki banyak pohon jati yang ditanam di Sultan Ground diberbagai wilayah. Tanaman jati tersebut sedianya digunakan ketika pihak Keraton membutuhkan untuk merenovasi bangunan milik Kerajaan Ngayogyakarto Hadiningrat, termasuk Keraton.
"Tetapi pada jaman sebelum tahun 1965 itu banyak pohon jati ditebangi oleh pihak tak bertanggungjawab. Sehingga menjadi semak belukar,"terang Sultan saat pemangkasan pertama tanaman Indigovera di Lapangan Gombang Ponjong Gunungkidul, Selasa (5/9/2023).
Kini pihaknya kesulitan untuk menanam kembali pohon jati tersebut. Karena pihak Keraton memberi kesempatan kepada PLN Energi Primer Indonesia (EPI) untuk menanam tanaman yang tengah diproyeksikan sebagai pengganti batubara untuk pembangkit listrik tenaga Batubara (PLTB) salah satunya di Pacitan Jawa Timur, wilayah yang berdekatan dengan Gunungkidul.
Sultan menandaskan jika Keraton Yogyakarta sangat mendorong penanaman tumbuhan yang mampu menggantikan batubara tersebut. Di mana tanaman-tanaman pengganti batubara seperti Indigovera tersebut sudah mulai ditanam di SG yang berada di Kalurahan Gombang dan Karangasem Kapanewon Ponjong.
"Sejak 6 bulan lalu tumbuhan tersebut mulai ditanam, sekarang sudah waktunya pemangkasan pertama. Dan daunnya bisa dimanfaatkan oleh peternak sebagai pakan,"ujar dia.
Di mana selama ini, para peternak di Gunungkidul selalu kesulitan untuk mendapatkan pakan selama musim kemarau. Para petani harus mengeluarkan uang minimal Rp 260 ribu dalam seminggu untuk membeli pakan ternak.
Dengan pemangkasan pohon Indigovera tersebut maka para peternak sangat terbantu. Para peternak tak harus mengeluarkan uang yang cukup banyak untuk membeli pakan. Sehingga kesejahteraan peternak bisa meningkat.
"Oleh karenanya, selain di Gombang dan Karangasem, kami menawarkan tanah Sultan Ground di kawasan Pantai Wediombo Kapanewon Girisubo untuk pengembangan program serupa,"kata dia.
Baca Juga: Kejati DKI Usut Dugaan Korupsi Di PLN Batubara, Sejumlah Pihak Akan Diperiksa
Tanah seluas 65 hektare tersebut bakal 'diserahkan' ke PLN EPI untuk dikembangkan. Namun dia berpesan agar masyarakat setempat diberi kesempatan untuk terlihat di dalamnya, diantaranya adalah mengijinkan masyarakat membudidayakan tanaman lain dengan sistem tumpangsari.
"Ya dengan melibatkan masyarakat maka ekonomi mereka bisa terbantu,"tambahnya.
Wakil Pengageng Kawedanan Hageng Punakawan Datu Dana Suyasa GKR Mangkubumi, Raden Mas (RM) Gustilantika Marel Suryokusumo Pangrekso Loka mengatakan pihak Keraton Yogyakarta telah bekerjasama mengembangkan tanaman Indigovera dalam 6 bulan terakhir. Tanaman ini bakal dimanfaatkan oleh PLN sebagai pengganti bahan bakar batubara sebagai bagian dari program net zero emmision yang tengah mereka kejar di tahun 2060 mendatang.
"Mengapa kami bersedia tanahnya digunakan. Karena selain sebagai Biomassa Energi, daun Indigovera juga bisa dimanfaatkan untuk pakan oleh warga sekitar,"terang cucu Sri Sultan ini.
6 bulan lalu, lanjut dia, PLN Energi Primer Indonesia (EPI) telah melakukan penanaman 50.000 tanaman yang diproyeksikan sebagai pengganti batubara. Berbagai tanaman tersebut ditanam di lahan seluas 30 hektare Sultan Ground di dua Kelurahan yaitu Gombang dan Karangasem Kapanewon Ponjong.
Dan PT PLN sendiri menargetkan penanaman seluas 200 hektare. Dari 50.000 tanaman tersebut berhasil dengan baik dan saat ini sudah mulai dipangkas. Momen pemangkasan kali ini sangat tepat karena bertepatan dengan musim kemarau. Sehingga dedaunannya bisa dimanfaatkan oleh warga setempat untuk pakan ternak.
Berita Terkait
-
Kiriman Sampah ke TPST Piyungan Melebihi Kapasitas, Sri Sultan HB X Minta Kabupaten/Kota Serius Tangani
-
Sejarah dan Asal Usul Istilah Pramuka yang Dicetuskan Sri Sultan Hamengkubuwono IX
-
Warga Tolak Cangkringan jadi TPS Sementara, Ini Tanggapan Sri Sultan HB X
-
Kepala Dispertaru DIY Jadi Tersangka Penyalahgunaan TKD, Sri Sultan HB X: Silakan Tanggung Sendiri Saya Ga Akan Bantu
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Motor Bekas di Bawah 10 Juta Buat Anak Sekolah: Pilih yang Irit atau Keren?
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- 5 Mobil Bekas 3 Baris Harga 50 Jutaan, Angkutan Keluarga yang Nyaman dan Efisien
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
- 10 Mobil Bekas Rp75 Jutaan yang Serba Bisa untuk Harian, Kerja, dan Perjalanan Jauh
Pilihan
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
-
Agensi Benarkan Hubungan Tiffany Young dan Byun Yo Han, Pernikahan di Depan Mata?
-
6 Smartwatch Layar AMOLED Murah untuk Mahasiswa dan Pekerja, Harga di Bawah Rp 1 Juta
Terkini
-
Dukung Konektivitas Sumatra Barat, BRI Masuk Sindikasi Pembiayaan Flyover Sitinjau Lauik
-
Hidup dalam Bayang Kejang, Derita Panjang Penderita Epilepsi di Tengah Layanan Terbatas
-
Rayakan Tahun Baru di MORAZEN Yogyakarta, Jelajah Cita Rasa 4 Benua dalam Satu Malam
-
Derita Berubah Asa, Jembatan Kewek Ditutup Justru Jadi Berkah Ratusan Pedagang Menara Kopi
-
BRI Perkuat Pemerataan Ekonomi Lewat AgenBRILink di Perbatasan, Seperti Muhammad Yusuf di Sebatik