SuaraJogja.id - Pemerintah Kabupaten Gunungkidul menegur rekanan yang mengerjakan proyek pembangunan ruang rawat inap Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Saptosari. Sebab, progres proyek sekitar Rp12 miliar dinilai masih lamban dan bahkan minus dari target.
Rabu (1/11/2023) siang, Staf Ahli Bupati Bidang Ekonomi dan Pembangunan Setda Kabupaten Gunungkidul Eddy Praptono saat melakukan inspeksi mendadak (sidak) di RSUD yang baru berdiri 3 tahun ini. Sidak ini untuk melihat sejauh mana pembangunan yang dilaksanakan oleh rekanan.
Mantan Kepala PUPR tersebut menyebut jika di awal pergantian Direktur Utama RSUD bulan lalu, proses pembangunannya ternyata minus 11 persen. Salah satu pemicunya adalah karena kontraktor yang mengerjakan tak memiliki cukup modal.
"Kalau kendala minusnya ini mungkin modal (kontraktor) terbatas," ungkapnya.
Baca Juga: Gegara Buat Konten Klitih di TikTok, Pelajar Gunungkidul Diciduk Polisi
Walau diakui dalam proses pengadaan memang tidak ada syarat pemenang tender mempunyai kemampuan keuangan. Namun pihaknya memakluminya karena kontraktor yang mengerjakan masih kategori perusahaan kecil menengah.
Sehingga untuk mengerjakan proyek tersebut, pemerintah Kabupaten sebenarnya sudah melunasi uang muka atau Down Payment terlebih dahulu. Namun mungkin karena modal terbatas maka pekerjaan sedikit terhambat.
"Di awal serah terima jabatan (direktur) progresnya minus sampai 11.persen waktu itu. Tapi sekarang mungkin sudah tinggal 5 persen," kata Eddy Praptono.
Karena jumlah minusnya cukup banyak maka pihaknya terus melakukan evaluasi secara berkala. Di mana targetnya setiap minggu berkurang dua persen. Dan dari evaluasi terakhir Jumat pekan lalu, minusnya tinggal 5 persen.
Sehingga dia berharap agar kontraktor bisa menyelesaikannya sesuai target yang diharapkan. Di mana tenggat terakhir yang diberikan adalah maksimal tanggal 18 Desember 2023 sehingga awal tahun 2024 nanti sudah bisa difungsikan.
Baca Juga: Pembangunan Hampir Kelar, Pelabuhan Gesing Bakal Diresmikan Awal 2024
“Ini masih ada waktu sekitar 50 hari kalender sehingga akhir tahun bisa diselesaikan semuanya," ujarnya.
Dia menyebut sisa waktu terakhir adalah pengerjaan pada finishing dan fabrikasi seperti, air conditioner unit, AC unit dan ataupun lift. Dan memang saat ini lift belum tiba karena instalasinya harus di datangkan dari luar negeri.
"Posisi minggu lalu semua barang telah by order tinggal pemasangan,"kata dia.
Sementara itu, Direktur Utama RSUD Saptosari Damayanti mengatakan, selama ini ruang rawat inap tidak memadai. Jika gedung rawat inap baru tersebut sudah jadi nanti semua akan pindah.
"Harapan kami jika bangunan ini jadi, rawat inap dapat digunakan. Total ada 20 kamar tidur disesuaikan dengan standar BPJS," kata Damayanti.
Pengawas Pekerjaan dari PT DMA, Ari Agung Nugroho mengakui jika pekerjaan mereka masih ada minusnya. Salah satu kendalanya adalah karena dulu man power atau tenaganya kurang capable dan jumlahnya juga kurang. Sehingga oekerjaannya lamban tidak sesuai target.
- 1
- 2
Berita Terkait
Terpopuler
- 6 Mobil Bekas untuk Keluarga di Bawah Rp50 Juta: Kabin Luas, Cocok untuk Perjalanan Jauh
- 5 Mobil Eropa Bekas yang Murah dan Tahun Muda, Mulai dari Rp60 Jutaan
- 5 Rekomendasi Mobil SUV Bekas Bermesin Gahar tapi Murah: Harga Rp60 Jutaan Beda Tipis dengan XMAX
- Pemain Keturunan Medan Rp 3,4 Miliar Mirip Elkan Baggott Tiba H-4 Timnas Indonesia vs Jepang
- 5 Rekomendasi Motor Listrik Anti Hujan Terbaik 2025: Irit, Stylist, Gemas!
Pilihan
-
5 HP Murah dengan Desain Mirip iPhone Juni 2025, Bukan iPhone HDC!
-
Pemain Keturunan Rp 112,98 Miliar Potensi Comeback Gantikan Teman Duet Bek Klub Serie B Lawan Jepang
-
5 Mobil Keluarga Rp70 Jutaan Juni 2025: Kabin Longgar Mesin Bandel, Irit Bahan Bakar
-
Eksklusif dari Jepang: Mulai Memerah, Ini Kondisi Osaka Jelang Laga Timnas Indonesia
-
6 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan dengan NFC Terbaru Juni 2025
Terkini
-
Diduga Sakit Hati Dagangan Tak Laku, Bocah di Sleman Nekat Gores Mobil dengan Cutter
-
Sleman Banjir Wisatawan, Mei 2025 Catat Rekor Kunjungan, Ini 3 Destinasi Favoritnya
-
Geger! Penyadapan KPK Tanpa Izin Dewas? Ini Kata Ahli Hukum Pidana
-
UGM Temukan Cacing Hati di Hewan Kurban, Tapi Ada Penurunan Drastis, Apa Penyebabnya?
-
Relokasi Jukir dan Pedagang ke Menara Kopi Terancam Gagal: Izin Keraton Jogja Belum Turun