Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Ilham Baktora | Hiskia Andika Weadcaksana
Senin, 20 November 2023 | 19:57 WIB
Ilustrasi apa itu stunting (Cherylholt/pixabay)

SuaraJogja.id - Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Sleman, Cahya Purnama mengungkapkan bahwa keluarga miskin bukan penyebab utama dalam angka stunting di wilayahnya. Kebanyakan kasus justru pola asuh keluarga yang menjadi penyabab anak stunting.

"Kebanyakan stunting ini kan tidak karena miskin, tapi karena pola asuh yang kurang dan dikatakan hampir 90 persen itu memang kebanyakan karena pola asuhnya yang keliru. Ini yang harus kita benarkan," ungkap Cahya ditemui, Senin (20/11/2023).

Dijelaskan Cahya, pola asuh yang keliru dalam hal ini yakni memberikan makanan yang salah. Termasuk dalam pemberian gizi yang tak seimbang atau bahkan tak mencukupi bagi sang anak.

Kebanyakan keluarga tak memperhatikan asupan yang diberikan kepada si buah hati. Akibatnya tumbuh kembangnya menjadi terhambat atau tidak maksimal.

Baca Juga: Mahasiswa UGM Kembangkan ESDS, Kini Deteksi Stunting Bayi Bisa dengan AI

Belum lagi dengan kesenangan anak-anak yang mengonsumsi makanan ringan atau cepat saji. Jika itu dibiarkan maka potensi stunting itu masih akan tetap muncul.

"Pola asuh keliru itu memberikan makanan, anak-anak kalau dikasih nasi, karbohidrat sudah kenyang sudah, padahal gak seperti itu. Itu hanya gemuk. Tapi kalau mau tinggi harus protein, telur, ikan, ayam, itu pasti dia akan naik. Itu pola asuh," ujarnya.

"Karena kebanyakan yang sekarang kan kalau dilepas senangnya makanan yang junk food yang tidak ada protein, gizi dan kalorinya," imbuhnya.

Justru, kata Cahya, beberapa orang tua yang menitipkan anaknya di tempat pengasuhan dapat lebih terjamin. Mengingat tidak sedikit yang sudah mengatur asupan gizi bagi si anak.

"Biasanya kalau sekarang penitipan kan sudah diatur ya gizinya. Mungkin ditangani oleh ART-nya atau simbahnya, ini kadang-kadang perlu secara edukasi simultan, supaya ini bisa dihindari, kalau masih underweight pasti bisa ditingkatkan," terang dia.

Baca Juga: Soal Pro Kontra Nyamuk Wolbachia, Dinkes Sleman Sebut Cukup Efektif Tekan Kasus Demam Berdarah

Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Sleman menyatakan angka prevalensi balita stunting di wilayahnya terus menurun. Pada tahun ini angka stunting di Bumi Sembada telah menyentuh 4,51 persen.

Load More