Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo
Sabtu, 13 Januari 2024 | 12:59 WIB
Ribuan massa menggelar aksi aolidaritas 100 Hari Genosida Palestina di Titik Nol Km, Sabtu (13/01/2024). [Kontributor/Putu Ayu Palupi]

SuaraJogja.id - Ribuan massa menggelar aksi aolidaritas 100 Hari Genosida Palestina di Titik Nol Km, Sabtu (13/01/2024). Membawa sejumlah bendera, massa yang terdiri dari orang dewasa dan anak-anak tersebut menyerukan pemboikotan terhadap beragam produk dari Israel.

Koordinator aksi, Ustadz Ridwan Hamidi dalam orasinya menyatakan, genosida yang terjadi di Gaza telah berlangsung selama 100 hari lamanya. Kemenkes Palestina di Jalur Gaza pada Rabu (10/1/2024) bahkan mengumumkan sedikitnya 23.210 orang telah syahid di Jalur Gaza, di antaranya 10.000 anak-anak, 7000 wanita, 326 tenaga medis, 45 personil tim SAR dan 112 jurnalis. Sedangkan korban luka-luka lebih dari 59.100 orang. 

"Lebih dari 70 persen korban adalah anak-anak dan wanita," ujarnya. 

Genosida yang terus berlanjut di Gaza semakin diperparah oleh sejumlah faktor, termasuk sistem kesehatan yang rapuh, akses terbatas terhadap kebutuhan dasar, dan dampak merusak dari konflik terakhir. Populasi sipil, terutama anak-anak dan kelompok rentan, menanggung beban berat krisis ini, dengan akses terhadap makanan, air bersih, dan perawatan medis semakin sulit ditemukan.

Baca Juga: Perkembangan Dugaan Kekerasan Seksual di SD Swasta, KPAID Kota Jogja: Ada Satu yang Terbukti

Situasi di Gaza telah mencapai titik kritis, dengan bukti yang menunjukkan upaya sistematis dan sengaja untuk menghancurkan seluruh populasi. Lingkup dan skala kekejaman tersebut menuntut intervensi segera dari komunitas global untuk mengakhiri genosida yang sedang terjadi.

"Dalam situasi yang sangat serius ini, kami sebagai bangsa indonesia dari dari jogja mengutuk keras kekejaman zionis Israel," tandasnya. 

Karenanya massa menuntut Pengadilan Internasional bisa turut berperan agar keadilan bisa segera ditegakkan. Keadilan harus terus hidup karena tindakan Israel di Gaza termasuk kategori genosida.

"Karena dimaksudkan untuk menghancurkan sebagian besar kelompok nasional, ras, dan etnis Palestina," ungkapnya.

Ditambahkan koordinator aksi lainnya, Sofyan Setyodarmawan, menyikapi genosida yang terjadi di Gaza, massa dari DIY menggelar Aksi 100 Hari Genosida Israel di Gaza. Aksi ini bertujuan untuk memupuk rasa empati bangsa Indonesia khususnya masyarakat di Daerah Istimewa Yogyakarta terhadap seluruh masyarakat yang ada di Palestina. 

Baca Juga: Tak Terganggu Gelaran Hajat Besar Keluarga Pakualaman, Siwi Justru Merasa Senang Dapat Hiburan Dadakan

"Dalam aksi ini, kami menuntut kepada dunia internasional agar segera bertindak menyikapi genosida yang sedang terjadi," ujarnya.

Massa, lanjutnya menuntut adanya penghentian tindakan keji dan brutal yang dilakukan oleh zionis Israel. Mereka juga menyerukan agar Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) melucuti senjata Israel. Pemerintah Indonesia pun diminta mengusir duta besar Amerika Serikat. Mereka tidak layak lagi berada di Indonesia yang memegang nilai antipenjajahan.

Massa juga menyerukan adanya penguatan gerakan boikot produk pro Israel sebagaimana keputusan MUI. Hal itu sebagai wujud nyata dukungan perjuangan kemerdekaan Palestina.

"Dunia tidak boleh berdiam diri ketika masyarakat gaza mengalami penderitaan yang tak kunjung terselesaikan," imbuhnya.

Kontributor : Putu Ayu Palupi

Load More