SuaraJogja.id - Kabupaten Sleman mengalami kekurangan dalam mencukupi kebutuhan hewan kurban pada Idul Adha 2024 mendatang. Dinas Pertanian, Pangan, Perikanan (DPP) Kabupaten Sleman kini mulai bergerak untuk mendatangkan hewan ternak kurban itu dari sejumlah daerah.
"Seperti tahun-tahun sebelumnya, Kabupaten Sleman mengalami kekurangan dalam mencukupi kebutuhan ternak kurban," kata Kepala DPP Kabupaten Sleman, Suparmono dalam keterangannya, Minggu (19/5/2024).
Berdasarkan catatan DPP Sleman, saat ini ketersediaan ternak kurban di Bumi Sembada tahun 2024 yakni sapi 3.892 ekor, kambing 126 ekor, dan domba 1.468 ekor. Sedangkan estimasi kebutuhan untuk kurban nanti lebih dari ketersediaan yang ada itu.
"Estimasi kebutuhan hewan ternak untuk kurban di 2024 ini, sapi 9.600 ekor, kambing butuh 12.100 ekor, dan domba butuh 2.700 ekor," ujarnya.
Sejumlah upaya akan dilakukan untuk mencoba mencukupi kebutuhan hewan ternak kurban nanti. Termasuk dengan melakukan pengiriman dari sejumlah daerah di luar Sleman.
Pihaknya akan berkoordinasi melalui kelompok-kelompok ternak, pasar kurban, hingga pelaku usaha ternak. Kemudian juga dengan pembelian langsung dari luar daerah.
"Penambahan bisa dari pasar hewan kurban. Ternak yang dijual di pasar hewan kurban baik kambing atau domba berasal dari Sleman, Muntilan, Magelang, Gunungkidul, Temanggung, Wonosobo, dan Klaten," ungkapnya.
"Sedangkan untuk sapi, peternak di kelompok ternak ada yang mendatangkan dari Sleman, Gunungkidul, Kulon Progo, Magelang, dan Klaten," imbuhnya.
Dalam kesempatan ini, Suparmono meminta kepada seluruh pihak untuk tetap mewaspadai sebaran penyakit antraks. Pengawasan terhadap lalu lintas hewan ternak dalam Idul Adha pun akan diperketat.
Baca Juga: DPKP DIY Sebut Stok Hewan Kurban Mencukupi
Selama beberapa tahun dilakukan pemantauan pasar hewan Kurban secara rutin, namun belum pernah ditemukan adanya ternak sapi yang harus diafkir karena penyakit hewan menular seperti penyakit Antraks.
Berdasarkan catatan DPP Sleman pada tahun 2024, terjadi kasus penyakit Antraks di wilayah Gayamharjo, Prambanan. Selain antraks beberapa penyakit lain yang sering ditemukan di pasar hewan adalah penyakit conjuncivitas, pink eye, ORF, dan scabies serta trauma pada saat transportasi.
"Menjelang pelaksanaan hari raya Idul Adha tahun 1445 H/2024, situasi di pasar hewan Ambarketawang mengalami penurunan baik untuk ternak yang masuk maupun transaksi yang dilakukan di pasar hewan," tandasnya.
"Pengawasan ternak diperketat untuk menghindari penularan penyakit dan menjamin kesehatan baik pada hewan maupun manusianya guna persiapan penyembelihan pada saat kurban," kata dia.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Mobil Bekas Keluarga 3 Baris Rp50 Jutaan Paling Dicari, Terbaik Sepanjang Masa
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Sepatu Running Lokal Selevel Asics Original, Kualitas Juara Harga Aman di Dompet
- Nikmati Segarnya Re.juve Spesial HUT ke-130 BRI: Harga Istimewa Mulai Rp13 Ribu
Pilihan
-
Prabowo Perintahkan Tanam Sawit di Papua, Ini Penjelasan Bahlil
-
Peresmian Proyek RDMP Kilang Balikpapan Ditunda, Bahlil Beri Penjelasan
-
Resmi Melantai di Bursa, Saham Superbank Melambung Tinggi
-
Jadwal dan Link Streaming Nonton Rizky Ridho Bakal Raih Puskas Award 2025 Malam Ini
-
5 HP RAM 6 GB Paling Murah untuk Multitasking Lancar bagi Pengguna Umum
Terkini
-
BRI Salurkan Bantuan Kemanusiaan di Puluhan Lokasi Bencana Sumatra, Bukti Komitmen Sosial
-
Yogyakarta Jadi Fokus Pengadaan SPKLU untuk Hadapi Lonjakan Wisatawan Natal dan Tahun Baru
-
Hadapi Nataru, BRI Andalkan Digital Banking dan AgenBRILink: Dana Tunai Mencapai Rp21 Triliun
-
Saham BBRI Tumbuh Konsisten, Bukti BRI Sebagai Perusahaan Pelat Merah Terbesar di Indonesia
-
UGM Gerak Cepat! 218 Mahasiswa Terdampak Bencana Banjir dan Longsor Dapat Bantuan Ini