SuaraJogja.id - Nasib Mbah Sarno (84) warga Padukuhan Susukan 2, Kalurahan Genjahan, Kapanewon Ponjong Kabupaten Gunungkidul bisa dibilang jauh kata layak. Sosok yang masa mudanya dihabiskan berjuang untuk membela kesatuan Republik Indonesia itu, kini nyatanya juga masih harus berjuang untuk bertahan hidup.
Untuk sekadar berteduh, Mbah Sarno terpaksa harus tinggal di rumah yang sebenarnya hanyalah bekas kandang ayam. Tinggal sebatang kara usai istrinya meninggal beberapa tahun lalu membuatnya semakin nelangsa.
Rumah kecil yang ia huni hanya berbahan dari anyaman bambu atau gedhek dan berlantai tanah, begitu sederhana. Masuk ke dalam rumah, tak ada perabot yang mencolok di dalamnya.
Hanya terpasang sejumlah kalender dari tahun ke tahun yang berjejer. Di atas lemari bersandar foto mantan Presiden RI Megawati Soekarnoputri. Lalu di dekat letak almari itu tampak sebuah televisi lawas yang terpajang, namun tak bisa dinyalakan karena rusak.
Sebagai hiburan menemani kesepiannya, Mbah Sarno kerap menyalakan radio jadul miliknya. Hari itu, terdengar sayup-sayup siaran dari salah satu frekuensi radio. Tak ada ruang tamu di rumah mungil tersebut, saat masuk langsung disambut sebuah dipan atau tempat tidur yang beralas tipis.
Untuk sekadar makan, Mbah Sarno hanya bisa mengharapkan uluran tangan dari tetangga ataupun yayasan yang peduli dengan nasibnya. Terlebih, bantuan pangan dari pemerintah. Sementara, Bantuan Langsung Tunai atau BLT urung sekalipun dicicip.
"untuk makan saya dikirim oleh para tetangga kemudian beberapa bulan terakhir ada bantuan makanan 2 boks setiap harinya. Bantuan pemerintah seperti BLT dan lainnya itu saya tidak dapat," beber Sarno.
Sesekali dia memandangi belasan atribut pakaian tentara yang sengaja ditempel di dinding anyaman bambu yang dilapisi dengan kertas. Pandangannya pun melanglang buana kembali mengingat masa muda ketika berjuang membela bangsa dan negara Indonesia.
Mbah Sarno bercerita, sekitar tahun 60-an turut bergabung dalam kelompok anggota militer sukarela. Terhitung ia 9 tahun lamanya berada dalam kelompok anggota militer sukarela tersebut.
Baca Juga: Sering Hadiri Kegiatan Partai Lain, PKB Gunungkidul Belum Tentukan Sikap Dalam Pilkada 2024
Ia kemudian menunjukkan surat tanda penghargaan 'Satya Lenjana Wira Dharma' yang masih tersimpan rapi di tumpukan baju almarinya. Terlihat, surat tersebut ditandatangani Menteri Koordinator keamanan dan pertahanan/keamanan Kepala staf angkatan Bersendjata kala itu, A.H. Nasution.
Dalam surat tertanggal 26 Maret 1966 itu tertulis Sarno berpangkat Prajurit Satu (Pratu). Surat itu menjadi bukti dirinya pernah berjuang dari tahun 1960 menumpas DI/TII (Darul Islam/Tentara Islam Indonesia) di Jawa Barat.
"Kemudian yang kedua di Sumatera pemberantasan PRRI," ucap Sarno.
Tak hanya itu, dia turut berjuang memberantas Kahar Muzakar di Sulawesi, terlibat dalam operasi Trikora merebut Irian Barat (Trikora) dan kemudian di tahun 1964 ia diberangkatkan ke Kalimantan.
Baru di tahun 1966 sampai 1967 ia ikut pembersihan G30S, dan disiagakan untuk operasi Timor timor (Timor Leste). Akhirnya di tahun 1969 ia selesai menjadi militer sukarela.
"Kala itu, saya dapat bintang sewindu," kata dia.
Berita Terkait
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
- 5 Rekomendasi Sepatu Running Selevel Adidas Adizero Versi Lokal, Lentur dan Kuat Tahan Beban
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
Pilihan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
-
Hasil Drawing Play Off Piala Dunia 2026: Timnas Italia Ditantang Irlandia Utara!
-
Pengungsi Gunung Semeru "Dihantui" Gangguan Kesehatan, Stok Obat Menipis!
-
Menkeu Purbaya Lagi Gacor, Tapi APBN Tekor
-
realme C85 Series Pecahkan Rekor Dunia Berkat Teknologi IP69 Pro: 280 Orang Tenggelamkan Ponsel
Terkini
-
Pengujian Abu Vulkanik Negatif, Operasional Bandara YIA Berjalan Normal
-
Tabrakan Motor dan Pejalan Kaki di Gejayan Sleman, Nenek 72 Tahun Tewas di Lokasi
-
Dugaan Korupsi Miliaran Rupiah, Kejati DIY Geledah Kantor BUKP Tegalrejo Jogja
-
Tak Terdampak Erupsi Semeru, Bandara Adisutjipto Pastikan Operasional Tetap Normal
-
AI Anti Boros Belanja Buatan Pelajar Jogja Bikin Geger Asia, Ini Kecanggihannya!