Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo
Sabtu, 03 Agustus 2024 | 12:21 WIB
Mbah Sarno, pejuang Indonesia asal Gunungkidul yang kini hidup miris. [Kontributor/Julianto]

Pada saat itu, beberapa rekannya melanjutkan karier kemiliterannya. Sementara Sarno tidak, padahal dirinya pada saat kemiliteran mmenyandang predikat wakil komandan. Perjuangannya selama 9 tahun, justru tak berpengaruh pada kariernya yang cemerlang.

Sayang, selepas tugas militer suka rela selesai tak ada pengakuan sebagai pejuang atau veteran yang ia sandang hingga sekarang. Dia kemudian menggantungkan hidupnya dengan menjadi keamanan pasar di wilayah Bandung baru kemudian pulang ke Gunungkidul. Dia memilih menjadi petani mengolah tanah di Gunungkidul

Tahun 2014 lalu, ia mencoba mengajukan Calon Veteran namun tak berhasil. Beberapa tahun kemudian dirinya mencoba mendaftarkan diri lagi, namun juga tidak lolos. Sedih memang, tapi dia mencoba menerima apapun yang terjadi pada dirinya. 

"Ada juga yang menjadi veteran, tapi saya kondisinya seperti ini," ucap dia.

Baca Juga: Sering Hadiri Kegiatan Partai Lain, PKB Gunungkidul Belum Tentukan Sikap Dalam Pilkada 2024

Salah seorang kerabat Sarno, Sukiran membenarkan jika selama ini Sarno hidup sebatang kara. Sarno 2 kali menikah, dulu menikah dengan orang Karangmojo selama 20 tahun namun kemudian meninggal. Setelah itu menikah lagi sekitar belasan tahun dan meninggal.

Dari dua pernikahan tersebut, ia tak memiliki anak, sehingga tetangga dan kerabatnya lah yang sekarang merawat atau mendampinginya.

"hanya belas kasih dari tetangga serta yayasan tertentu yang memberikan bantuan. Kalau kesehatan memang ada BPJS,"kata dia.

Kontributor : Julianto

Baca Juga: Diduga Cabuli 10 Muridnya, Oknum Guru Ngaji di Gunungkidul Akhirnya Ditetapkan Sebagai Tersangka

Load More