SuaraJogja.id - Aksi durhaka kembali terjadi di wilayah Gunungkidul. Setelah pekan lalu seorang pemuda di Kapanewon Gedangsari nekat membakar rumah kedua orangtuanya gegara terlilit hutang akibat judi online, kali ini kejadian serupa ada di Kapanewon Saptosari.
AS (27) warga Kalurahan Kanigoro Kapanewon Saptosari menghantam muka ibu kandungnya setelah keinginan menjual rumah kedua orangtuanya tak direstui orang yang melahirkan dan mengasuhnya hingga besar. Pria beristri ini kalang kabut ingin menjual rumah kedua orangtuanya karena terlilit hutang.
Aksi penganiayaan ini terjadi pada hari Jumat (2/8/2024) kemarin. Sebelum sholat jumat, AS datang ke rumah kedua orangtuanya. Pria beristri ini menyampaikan keinginannya ingin menjual rumah yang ditinggali kedua orangtuanya.
AS beralasan, uang hasil penjualan rumah kedua orangtuanya tersebut bakal digunakan untuk melunasi hutangnya yang telah menumpuk. Lelaki ini memiliki hutang mencapai ratusan juta rupiah. Usaha mebel yang pemuda rintis tengah kolaps.
Pemuda ini kemudian meminta kepada orangtuanya untuk menjual rumah. Alasannya karena pemuda ini memiliki hutang mencapai Rp 500 juta. Pemuda ini kebingungan bagaimana melunasi hutangnya karena usahanya tengah jalan di tempat.
Namun niat pemuda ini ingin menjual rumah kedua orangtuanya ditolak mentah-mentah. Karena tersulut emosi, pemuda ini lantas mendorong ibunya yang berada di samping bapaknya. Pemuda ini juga menghantam muka ibunya sebanyak dua kali.
Akibat perlakuan anak semata wayangnya tersebut, hidung ibunya patah. Sang ibu lantas dilarikan ke rumah sakit untuk mendapat perawatan. Tak terima dengan aksi anaknya tersebut, kedua orangtua AS lantas melaporkannya ke polisi.
"Benar, terjadi penganiayaan oleh AS terhadap ibunya," ujar Kapolsek Saptosari, AKP Suyanto, Sabtu (3/8/2024).
Polisi kemudian melakukan penyelidikan dan menaikkan kasus tersebut ke penyidikan. AS akhirnya ditetapkan sebagai tersangka dan kini sudah dilakukan penahanan terhadap yang bersangkutan.
Atas perbuatannya AS disangkakan melanggar pasal 44 ayat 1 undang-undang nomor 23 tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga dengan ancaman hukuman paling singkat 5 tahun penjara.
“Saat ini pelaku kami amankan di Polsek Saptosari,” ujarnya.
Kontributor : Julianto
Berita Terkait
-
Nasib Miris Mbah Sarno, Pejuang Indonesia Asal Gunungkidul yang Hidup dari Belas Kasihan dan Tinggal di Kandang Ayam
-
Sering Hadiri Kegiatan Partai Lain, PKB Gunungkidul Belum Tentukan Sikap Dalam Pilkada 2024
-
Diduga Cabuli 10 Muridnya, Oknum Guru Ngaji di Gunungkidul Akhirnya Ditetapkan Sebagai Tersangka
Terpopuler
- Bak Bumi dan Langit, Adu Isi Garasi Menkeu Baru Purbaya Yudhi vs Eks Sri Mulyani
- Apa Jabatan Nono Anwar Makarim? Ayah Nadiem Makarim yang Dikenal Anti Korupsi
- Mahfud MD Bongkar Sisi Lain Nadiem Makarim: Ngantor di Hotel Sulit Ditemui Pejabat Tinggi
- Kata-kata Elkan Baggott Jelang Timnas Indonesia vs Lebanon Usai Bantai Taiwan 6-0
- Mahfud MD Terkejut dengan Pencopotan BG dalam Reshuffle Kabinet Prabowo
Pilihan
-
Kronologi Gen Z Tumbangkan Rezim di Nepal: Dari Blokir Medsos Hingga Istana Terbakar!
-
Menkeu Purbaya Masuk Kabinet, Tapi Rakyat Justru Makin Pesimistis Soal Ekonomi RI Kedepan
-
Bintang Liga Prancis Rp57,8 Miliar Tak Sabar Bela Timnas Indonesia pada Oktober
-
Inikah Kata-kata yang Bikin Keponakan Prabowo Mundur dari DPR?
-
Emas Antam Pecah Rekor Lagi, Harganya Tembus Rp 2.095.000 per Gram
Terkini
-
Teror Molotov di Jogja: Polisi Ringkus 2 Pelaku, Salah Satunya Sempat Kabur!
-
Jogja Siaga Banjir, Peta Risiko Bencana Diperbarui, Daerah Ini Masuk Zona Merah
-
DANA Kaget untuk Warga Jogja: Buruan Klaim 'Amplop Digital' Ini!
-
Heboh Arca Agastya di Sleman: BPK Ungkap Fakta Mengejutkan Soal Situs Candi
-
Gus Ipul Jamin Hak Wali Asuh SR: Honor & Insentif Sesuai Kinerja