SuaraJogja.id - Pemerintah Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta bersama Komisi Pemilihan Umum setempat mengadakan Pemilihan Ketua OSIS (organisasi siswa intra sekolah) atau Pemilos tingkat sekolah menengah pertama dan atas (SMP dan SMA) dalam rangka memberikan pendidikan demokrasi bagi kalangan pelajar.
"Pemilos ini merupakan pemilu kecil agar para pelajar bisa memahami proses demokrasi di Indonesia, serta ke depan pelajar-pelajar yang sebagai calon pemimpin bangsa memiliki pengalaman dalam mengikuti pesta demokrasi," kata Bupati Bantul Abdul Halim Muslih saat meluncurkan Pemilos tingkat SMP dan SMP di Bantul, Senin.
Menurut dia, kegiatan Pemilos yang dikemas seperti pelaksanaan pemilu sebenarnya secara hybrid yakni daring dan luring, dengan pusat kegiatan di SMA Negeri 1 Bantul ini adalah gambaran dari proses demokrasi di Indonesia dalam memilih pemimpin.
Melalui kegiatan tersebut, kata Bupati, diharapkan para calon-calon pemimpin bangsa ini semakin dapat meningkatkan ilmu, dan pengalaman serta kemampuan untuk menjadi generasi yang hebat sebagai penerus bangsa.
Baca Juga: Mimbar Bebas di Aksi Jogja Memanggil saat Kedatangan Jokowi, Cerminan Demokrasi Milik Bersama
"Kalian sebagai bagian dari Indonesia harus memahami demokrasi ini dengan baik, karena demokrasi yang diwujudkan dalam pemilihan tersebut bertujuan untuk memastikan jalannya pemerintah dan pembangunan," katanya.
Sementara itu, Ketua KPU Kabupaten Bantul Joko Santoso dalam laporannya mengatakan bahwa Pemilos serentak yang diadakan di Bantul merupakan satu satunya pemilos di Indonesia atau bahkan di dunia.
Dia juga mengatakan, bahwa kegiatan ini tidak hanya sekadar kegiatan seremonial, akan tetapi di dalamnya ada banyak hal yang bermanfaat untuk para pelajar, seperti pendidikan politik, pendidikan demokrasi.
"Harapan kami bahwa kegiatan pemilos ini adalah investasi ke depan untuk perbaikan pemilu dan demokrasi di Indonesia," katanya.
Sementara itu, Anggota KPU DIY Sri Surani mengatakan, pemilos tidak hanya sekadar praktik menyelenggarakan pemilu dalam lingkup kecil, tetapi memiliki dampak luar biasa dalam melestarikan dan memberikan pemahaman berkelanjutan soal proses demokrasi Indonesia.
"Saat ini generasi muda sudah banyak yang tidak tertarik tentang demokrasi. Tapi di Bantul masih ada aktivitas pelajar, selain belajar juga praktik langsung proses demokrasi itu. Tentu saja Pemilos di Bantul ini menjadi pembeda, atau bahkan satu satunya di Indonesia," katanya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Eks Pimpinan KPK: Ustaz Khalid Basalamah Bukan Saksi Ahli, Tapi Terlibat Fakta Kuota Haji
- Jahatnya Sepak Bola Indonesia, Dua Pemain Bidikan Persija Ditikung di Menit Akhir
- 5 Rekomendasi HP Infinix RAM 8 GB Mulai Rp1 Jutaan: Layar AMOLED, Resolusi Kamera Tinggi
- 45 Kode Redeem FF Terbaru 30 Juni: Ada Emote Keren dan Bundle Menarik
- Siapa Lionel de Troy? Calon Bintang Timnas Indonesia U-17, Junior Emil Audero
Pilihan
-
6 Rekomendasi HP Murah 1 Jutaan dengan RAM 8 GB, Kamera Terbaik 50 MP!
-
7 Parfum Wanita Murah Wangi Tahan Lama, Harga Pelajar Mulai Rp12 Ribuan
-
5 Rekomendasi Parfum Murah Wangi Tahan Lama, Cocok untuk Pelajar dan Mahasiswa
-
APBN Bakal Tekor Imbas Beban Subsidi Listrik Terus Melonjak
-
Spesifikasi dan Harga Robot Polisi yang Viral di HUT ke-79 Bhayangkara
Terkini
-
Susi Air Buka Rute Baru: Yogyakarta-Karimunjawa, Liburan Jadi Lebih Sat Set!
-
Tol Jogja-Solo Segmen Klaten-Prambanan Resmi Beroperasi Penuh, Sementara Masih Tanpa Tarif
-
Ditertibkan demi Sumbu Filosofi, Kridosono Kini Bebas Reklame Raksasa
-
Ledakan 3 Kali, Sumur Bau BBM, Warga Yogyakarta Tolak Mentah-Mentah SPBU Letjen Suprapto Beroperasi
-
Niat Ujian di UGM Berujung Nestapa: Remaja Bandung Kemalingan di Masjid Sleman