Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo | Hiskia Andika Weadcaksana
Selasa, 01 Oktober 2024 | 19:20 WIB
pita penggaduh atau polisi tidur yang fenomenal di Jalan Letjen Suprapto, Kota Yogyakarta diambil Selasa (1/10/2024). [Suarajogja.id/Hiskia Andika Weadcaksana]

Menurut dia, spesifikasi pita penggaduh yang berada di Jalan Letjen Suprapto itu berbeda dari beberapa yang dia temui di ruas jalan lain. Selain tidak setinggi itu, jumlahnya pun tak tergolong banyak.

Jika dikurangi satu atau dua gundukan dalam satu titik pun, Andin merasa tidak akan mengurangi kegunaannya. Justru diyakini bakal menambah kenyamanan berkendara.

"Coba dikurangi satu atau dua strip aja mungkin, jadi gak langsung berderet lima gitu apalagi ada beberapa titik, mana tinggi-tinggi lagi," ucapnya.

"Tapi gimana juga tetep balik lagi ke pengendara sih, kalau bisa ya nggak usah ngebutlah. Kasihan yang lain yang mau beraktivitas," imbuhnya.

Baca Juga: Viral, Pengendara Motor Ini Kehilangan Spakbor Usai Lindas Polisi Tidur di Jalan Letjen Suprapto Jogja

Analisis Ahli Soal Ketebalan hingga Sarannya

Peneliti Pusat Studi Transportasi dan Logistik (Pustral) UGM Arif Wismadi membeberkan bahwa pita penggaduh merupakan salah satu intrumen untuk melakukan traffic calming atau membuat pengguna jalan lebih kalem. Dalam hal ini tidak ngebut sesuka hati saat berada di jalan raya.

Di sisi lain, sudah ada beberapa aturan yang bisa menjadi acuan untuk pemasangan pita penggaduh itu. Sehingga bisa diterapkan secara efektif dan tidak mengganggu kenyamanan dalam berkendara bahkan merusak kendaraan. 

Standar itu tertuang dalam PM 82 Tahun 2018 Pasal 32, antara lain yang menyebutkan bahwa ketebalan maksimal pita penggaduh adalah 40 (empat puluh) milimeter.

Kemudian jarak pemasangan antar strip paling dekat 500 (lima ratus) milimeter dan paling jauh 5.000 (lima ribu) milimeter. Ditambah dengan kelandaian sisi tepi strip paling besar 15 (lima belas) persen.

Baca Juga: Dipasang Demi Keselamatan, Rumble Strip di Jalan Letjen Suprapto Jogja justru Diprotes

"Efek tidak nyaman umumnya karena ketebalan diambil maksimal, jarak antar strip diambil terjauh, dan kelandaian sisi tepi strip diabaikan," ujar Arif.

Load More