Agus yang berprofesi sebagai pedagang angkringan di Ngampilan itu mengaku kerap mendapati pengendara kebut-kebutan di Jalan Letjen Suprapto khususnya pada saat dini hari.
"Kalau ngebut itu (sebelum ada pita penggaduh) ya setiap saat apalagi saat subuh itu, saya buka (angkringan) jam 03.30 pagi, tukang sayur itu kalau dari utara banter (kencang) semua. Jalan sepi lurus, itu kan kesempatan untuk trek-trekan," ungkapnya.
Ia mengungkapkan ketika Jalan Letjen Suprapto itu masih dilintasi dua arah, memang tetap ada kasus kecelakaan. Namun ketika kemudian diubah menjadi satu arah, kondisinya semakin mengkhawatirkan.
"Kalau dari utara itu pasti kencang soalnya satu arah. Dua arah pun sebenarnya ada korban tapi ketambahan satu arah sekarang ya tambah kencang. Terutama dari gang-gang arah barat, ini kan gang kampung, kalau mau keluar kan bahaya," cetusnya.
Dia tak memungkiri kalau pemasangan pita penggaduh yang cukup tinggi dan banyak itu menuai pro kontra pengguna jalan. Namun, dari kacamata Agus sebagai warga sekitar dampak positif itu cukup dirasakan.
"Ya warga sendiri juga merasakan kalau lewat situ ya gronjal tapi ya gimana lagi untuk keselamatan. Intinya sih kembali lagi kesadaran pengendara. Kalau orang biasanya ngebut suruh pelan susah memang," ucapnya.
"Tapi ini (pita penggaduh) cukup positif. Sekarang mau nyebrang enak. Kalau enggak digituin ya pada nggak berhati-hati. Kalau mau naik motor selamat ya pelan-pelan, kalau enggak mau telat ya berangkat awal, gitu aja sih, saling menjaga lah," tambahnya.
Minta Dikurangi
Andin seorang pengguna jalan yang kebetulan ditemui saat berhenti di Jalan Letjen Suprapto mengaku kurang setuju dengan kehadiran pita penggaduh sebanyak itu.
Baca Juga: Dipasang Demi Keselamatan, Rumble Strip di Jalan Letjen Suprapto Jogja justru Diprotes
"Ya bagus sih biar nggak pada ngebut tapi kalau menurutku kebanyakan dan tinggi sih, perasaan biasanya nggak segitu," ungkapnya heran.
Berita Terkait
-
1,3 Juta Kendaraan Pemudik Balik ke Jakarta, Polri Klaim Lalin Lancar dan Angka Kecelakaan Turun
-
3 Mahasiswi Tewas Terbakar di Mobil Listrik Xiaomi SU7: Ini Kronologi dan Tanggapan Perusahaan
-
Puncak Arus Balik, 31 Ribu Orang Diberangkatkan dari Daop 6 Yogyakarta
-
Ratusan Kecelakaan Lalu Lintas Terjadi di Masa Arus Mudik dan Balik Lebaran
-
Arus Balik Tetap Asyik, Asal Taat dan Perhatian di Jalan Tol
Terpopuler
- Dedi Mulyadi Syok, Bapak 11 Anak dengan Hidup Pas-pasan Tolak KB: Kan Nggak Mesti Begitu
- Baru Sekali Bela Timnas Indonesia, Dean James Dibidik Jawara Liga Champions
- JakOne Mobile Bank DKI Diserang Hacker? Ini Kata Stafsus Gubernur Jakarta
- Terungkap, Ini Alasan Ruben Onsu Rayakan Idul Fitri dengan "Keluarga" yang Tak Dikenal
- Review Pabrik Gula: Upgrade KKN di Desa Penari yang Melebihi Ekspektasi
Pilihan
-
7 Rekomendasi HP Murah Rp 2 Jutaan RAM 8 GB Terbaik April 2025
-
Kurs Rupiah Selangkah Lagi Rp17.000 per Dolar AS, Donald Trump Biang Keroknya
-
Libur Lebaran Usai, Harga Emas Antam Merosot Rp23.000 Jadi Rp1.758.000/Gram
-
Jadwal Timnas Indonesia U-17 vs Yaman, Link Live Streaming dan Prediksi Susunan Pemain
-
Minuman Berkemasan Plastik Berukuran Kurang dari 1 Liter Dilarang Diproduksi di Bali
Terkini
-
Jadi Binaan BRI, UMKM Unici Songket Silungkang Mampu Tingkatkan Skala Bisnis
-
Arus Balik Lebaran 2025: BRI Hadirkan Posko BUMN di Tol dan Bandara untuk Kenyamanan Pemudik
-
Prabowo Didesak Rangkul Pengusaha, Tarif Trump 32 Persen Bisa Picu PHK Massal di Indonesia?
-
Viral, Mobil Digembosi di Jogja Dishub Bertindak Tegas, Ini Alasannya
-
Tanggapi Langkah Tarif Trump, Wali Kota Jogja: Kuatkan Produk Lokal!