Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo | Hiskia Andika Weadcaksana
Rabu, 16 Oktober 2024 | 12:05 WIB
Ilustrasi ibu hamil alami gangguan kesehatan mental. [Dok.Antara]

Saat ini Dinkes DIY masih terus mengupayakan perbaikan layanan kesehatan mental kepada masyarakat. Terlebih dengan integritas pelayanan kesehatan primer yang telah dicanangkan secara nasional.

Prahesti tak menampik saat ini layanan untuk kesehatan jiwa di kabupaten/kota masih belum optimal. Masih perlu penguatan dari sisi SDM dan sarana prasarana hingga tataran paling bawah.

"Sampai saat ini dari 121 puskesmas (di DIY) sudah 87 yang sudah melaksanakan integrasi layanan primer. Itu saja mungkin pelaksanaan skrining (kesehatan mental) belum 100 persen, sebab ada keterbatasan," ucapnya.

Belum lagi berbicara tentang sebaran psikolog klinis yang masih jauh dari kata memadai di beberap kabupaten. Hingga saat ini praktis hanya ada di Kabupaten Sleman dan Kota Jogja yang semua puskesmasnya memiliki layanan psikolog klinis.

Baca Juga: Heboh Penemuan Mayat Pelajar Bantul di Tempat Penggergajian Kayu, 11 Orang jadi Tersangka Pengeroyokan

"Tetapi di Kabupaten Bantul itu baru tersedia itungannya itu mungkin 1 psikolog intuk 3 puskesmas, sekitar itu. Jadi ya belum ada di semua," tandasnya.

"Namun yang masih menjadi PR itu yang di Kulon Progo dan Gunungkidul, itu belum ada psikolog sama sekali di puskesmas," sambungnya.

Walaupun memang pihaknya tidak tinggal diam ketika ada kasus-kasus permasalahan terkait dengan kesehatan jiwa. Pelatihan kepada bidan dan perawat, seperti yang dilakukan Dinkes Bantul itu pun dilakukan.

Termasuk dengan memaksimalkan rujukan ke rumah sakit pada kasus-kasus yang sudah berat. Selain penguatan sistem layanan, Prahesti menegaskan perlunya dukungan semua pihak kepada ibu hamil

Stres saat Hamil, Anak Berpotensi Terpengaruh

Baca Juga: Titik Rawan Kecelakaan Jadi Fokus Operasi Zebra Progo 2024 di DIY

Berdasarkan sejumlah penelitian yang telah dilakukan mengungkap bahwa anak-anak yang dilahirkan dari para ibu yang mengalami stres atau memiliki gangguan kesehatan mental sewaktu hamil berisiko terkena persoalan kesehatan jiwa di masa mendatang.

"Sudah ada penelitian-penelitian bahwa kalau, memang kalau penelitiannya kausalitas ya tidak mungkin ya, penyebab itu kita tidak bisa klaim tapi ternyata kecenderungan untuk mengalami gangguan psikologis pada saat perkembangannya nanti itu ternyata juga memang lebih tinggi ditemukan pada ibu-ibu hamil yang ketika hamil itu mengalami gangguan psikologis," kata Psikolog Universitas Gadjah Mada (UGM), Sutarimah Ampuni.

"Termasuk juga konsumsi alkohol dan obat-obatan, itu bisa berisiko, gangguan seperti misalnya hyperaktivitas, ADHD dan gangguan lainnya," sambungnya.

Dosen Fakultas Psikologi UGM itu menyebut ibu-ibu hamil sangat memerlukan kondisi yang sehat baik secara fisik maupun psikis. Pasalnya kondisi psikis ibu hamil yang tidak sehat berpotensi pula memengaruhi kesehatan janin, terutama dari sisi psikologis. 

"Kalau ibu tidak sehat mental, nanti asupan nutrisi menjadi terganggu, tidak bisa mengelola asupan nutrisi dan lain-lain. Kondisi kecemasan, gangguan psikologis lain nanti bisa juga mengakibatkan pertumbuhan janin menjadi terganggu juga, karena tadi stimulasi tadi menjadi tidak optimal," ungkapnya.

Ampuni menekankan pentingnya setiap pribadi, tidak hanya ibu hamil saja, untuk mengenali diri sendiri. Menyadai bahwa masing-masing individu memiliki kerentanan yang berbeda-beda. 

Load More