Saat ini Dinkes DIY masih terus mengupayakan perbaikan layanan kesehatan mental kepada masyarakat. Terlebih dengan integritas pelayanan kesehatan primer yang telah dicanangkan secara nasional.
Prahesti tak menampik saat ini layanan untuk kesehatan jiwa di kabupaten/kota masih belum optimal. Masih perlu penguatan dari sisi SDM dan sarana prasarana hingga tataran paling bawah.
"Sampai saat ini dari 121 puskesmas (di DIY) sudah 87 yang sudah melaksanakan integrasi layanan primer. Itu saja mungkin pelaksanaan skrining (kesehatan mental) belum 100 persen, sebab ada keterbatasan," ucapnya.
Belum lagi berbicara tentang sebaran psikolog klinis yang masih jauh dari kata memadai di beberap kabupaten. Hingga saat ini praktis hanya ada di Kabupaten Sleman dan Kota Jogja yang semua puskesmasnya memiliki layanan psikolog klinis.
"Tetapi di Kabupaten Bantul itu baru tersedia itungannya itu mungkin 1 psikolog intuk 3 puskesmas, sekitar itu. Jadi ya belum ada di semua," tandasnya.
"Namun yang masih menjadi PR itu yang di Kulon Progo dan Gunungkidul, itu belum ada psikolog sama sekali di puskesmas," sambungnya.
Walaupun memang pihaknya tidak tinggal diam ketika ada kasus-kasus permasalahan terkait dengan kesehatan jiwa. Pelatihan kepada bidan dan perawat, seperti yang dilakukan Dinkes Bantul itu pun dilakukan.
Termasuk dengan memaksimalkan rujukan ke rumah sakit pada kasus-kasus yang sudah berat. Selain penguatan sistem layanan, Prahesti menegaskan perlunya dukungan semua pihak kepada ibu hamil.
Stres saat Hamil, Anak Berpotensi Terpengaruh
Baca Juga: Titik Rawan Kecelakaan Jadi Fokus Operasi Zebra Progo 2024 di DIY
Berdasarkan sejumlah penelitian yang telah dilakukan mengungkap bahwa anak-anak yang dilahirkan dari para ibu yang mengalami stres atau memiliki gangguan kesehatan mental sewaktu hamil berisiko terkena persoalan kesehatan jiwa di masa mendatang.
"Sudah ada penelitian-penelitian bahwa kalau, memang kalau penelitiannya kausalitas ya tidak mungkin ya, penyebab itu kita tidak bisa klaim tapi ternyata kecenderungan untuk mengalami gangguan psikologis pada saat perkembangannya nanti itu ternyata juga memang lebih tinggi ditemukan pada ibu-ibu hamil yang ketika hamil itu mengalami gangguan psikologis," kata Psikolog Universitas Gadjah Mada (UGM), Sutarimah Ampuni.
"Termasuk juga konsumsi alkohol dan obat-obatan, itu bisa berisiko, gangguan seperti misalnya hyperaktivitas, ADHD dan gangguan lainnya," sambungnya.
Dosen Fakultas Psikologi UGM itu menyebut ibu-ibu hamil sangat memerlukan kondisi yang sehat baik secara fisik maupun psikis. Pasalnya kondisi psikis ibu hamil yang tidak sehat berpotensi pula memengaruhi kesehatan janin, terutama dari sisi psikologis.
"Kalau ibu tidak sehat mental, nanti asupan nutrisi menjadi terganggu, tidak bisa mengelola asupan nutrisi dan lain-lain. Kondisi kecemasan, gangguan psikologis lain nanti bisa juga mengakibatkan pertumbuhan janin menjadi terganggu juga, karena tadi stimulasi tadi menjadi tidak optimal," ungkapnya.
Ampuni menekankan pentingnya setiap pribadi, tidak hanya ibu hamil saja, untuk mengenali diri sendiri. Menyadai bahwa masing-masing individu memiliki kerentanan yang berbeda-beda.
Berita Terkait
Terpopuler
- Selamat Datang Penyerang Keturunan Rp 15,6 Miliar untuk Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026
- 5 Rekomendasi Mobil Tangguh Mulai Rp16 Jutaan: Tampilan Gagah dan Mesin Badak
- 5 Rekomendasi Mobil Bekas Tipe SUV Juni 2025: Harga di Bawah 80 Juta, Segini Pajaknya
- 36 Kode Redeem FF Max Terbaru 5 Juni: Klaim Ribuan Diamond dan Skin Senjata Apik
- 6 Rekomendasi Sunscreen Mengandung Tranexamic Acid: Atasi Flek Hitam & Jaga Skin Barrier!
Pilihan
-
6 Skincare Aman untuk Anak Sekolahan, Harga Mulai Rp2 Ribuan Bikin Cantik Menawan
-
5 Rekomendasi Mobil Kabin Luas Muat 10 Orang, Cocok buat Liburan Keluarga Besar
-
Indonesia Jadi Tuan Rumah Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026, Apa Untungnya?
-
Daster Bukan Simbol Kemalasan: Membaca Ulang Makna Pakaian Perempuan
-
Daftar 5 Sepatu Olahraga Pilihan Dokter Tirta, Brand Lokal Kualitas Internasional
Terkini
-
Sinyal Hijau Mendagri: Pemda Boleh Gelar Acara di Hotel, Selamatkan Industri Pariwisata Sleman?
-
Jemaah Tak Dapat Tenda, Ketua PPIH Minta Maaf Ungkap Penyebab Calon Haji Terlantar di Arafah
-
Beda dari Tahun Lalu, Ini Alasan Grebeg Besar 2025 Yogyakarta Lebih Tertib dan Berkah
-
KPK Dapat Kekuatan Super Baru? Bergabung OECD, Bisa Sikat Korupsi Lintas Negara
-
Pemkab Sleman Pastikan Ketersediaan Hewan Kurban Terpenuhi, Ternak dari Luar Daerah jadi Opsi