Dengan modal sebagian dari hasil penjualan ikan hias, ia membangun sebuah pendopo dan beberapa kolam budidaya yang dipakai sebagai media edukasi.
"Ya kalo bicara modal ya lumayan mas, ngga kurang dari Rp30 juta ya bahkan lebih karena saya ya bangun pendopo, beli akuarium sama bangun kolam-kolam ini buat edukasi yang tertarik budidaya ikan hias," bebernya.
Pendekatan berbisnis ikan hias sembari mengedukasi itu sempat membuatnya dijauhi sesama pedagang.
"Ya saya taunya itu mulai susah jualan waktu itu, sesama teman pedagang juga sikapnya berbeda dengan saya semenjak aktif mengedukasi para calon pembeli ikan hias," ungkapnya.
Baca Juga: Kulon Progo Membentuk Tim Revitalisasi Pendidikan untuk serap Tenaga Kerja
Tapi pada 2015, situasi berbalik. Caranya berdagang ikan hias sembari mengedukasi justru kemudian ditiru para pedagang lainnya.
Edukasi dari Pos Ronda
Suryanto yang rutinitasnya berprofesi sebagai satpam di salah satu bank pelat merah mengungkapkan pada 2017, di wilayah kampungnya ketika itu sering terjadi aktivitas ilegal pengambilan ikan menggunakan alat setrum ketika malam tiba. Kebetulan, lanjutnya, pada waktu yang sama di kampungnya juga sedang marak kemunculan maling alias pencuri.
Ketika itu ia kemudian berinisiatif menghidupkan kembali pos ronda di kampungnya yang lama mati suri. Dorongan itupun disambut baik kepala dukuh dan elemen masyarakat setempat.
Melalui pos ronda itulah, Suryanto kemudian menyisipkan edukasi untuk melestarikan sungai dan ikan lokal yang ada di wilayahnya.
Baca Juga: BPBD Kulon Progo Ajukan Perpanjangan Status Tanggap Darurat Kekeringan
"Saya dulu itu juga suka nyentrum, tapi makin ke sini saya menyadari, ini kalau kaya begini terus rusak ekosistem sungai yang tentu akan berdampak pada keberlangsungan hidup ikan lokal yang menghuninya," akunya.
"Nah, setelah pos ronda itu aktif, saya dijadikan Pak Dukuh ya istilahnya admin di grup WhatsApp ronda. Di grup itu kemudian saya mulai kasih edukasi ke warga terutama menghentikan aktivitas nyetrum yang merusak ekosistem di sungai," jelasnya.
Gayung pun bersambut. Warga yang sepakat untuk menghentikan aktivitas nyetrum, kemudian gotong royong membuat sejumlah papan peringatan yang salah satu pesannya mengenai larangan mengambil ikan terutama dengan alat setrum.
"Itu jadi ada dana dari donatur di kampung yang kemudian dibuatkan papan peringatan Ada sekitar 6 titik yang dipasangi papan peringatan. Letaknya terutama di dekat sungai. Jadi isi peringatannya ya tamu dan orang asing wajib lapor. Lalu saya tambah pesan larangan mengambil ikan dengan obat serta alat setrum," ujarnya.
"Kami waktu itu bekerja sama dengan pihak kelurahan, warga kampung serta polsek. Jadi kami ada grup aktif di kampung yang patroli sekaligus ronda. Mekanismenya, kalau ada aktivitas mencurigakan di malam hari warga nanti melapor ke kami. Kalau ketangkap, kami edukasi. Kalau masih diulangi nanti akan diserahkan ke polsek. Jadi pengawasan juga ada dari bhabin dan polsek," imbuhnya.
Meski disambut antusias warga, gerakan melestarikan sungai yang diinisiasi Suryanto nyatanya mendapat resistensi, terutama dari mereka yang selama ini kerap melakukan aktivitas mengambil ikan dengan setrum di wilayahnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Mobil Bekas Termurah: Tahun Muda Banget, Harga Kisaran Rp90 Jutaan
- 5 Mobil Bekas 3 Baris Sekaliber Avanza tapi Jauh Lebih Nyaman, Kabin Lega, lho!
- 5 Rekomendasi Skincare Hanasui Untuk Usia 50 Tahun ke Atas: Wajah Cerah, Cuma Modal Rp20 Ribuan
- Infinix Hot 60i Resmi Debut, HP Murah Sejutaan Ini Bawa Memori 256 GB
- 5 Pilihan HP Xiaomi Termurah Rp1 Jutaan: Duet RAM GB dan Memori 256 GB, Performa Oke
Pilihan
-
Harga Minyak Dunia Makin Anjlok Setelah Kondisi Perang Iran-Israel Kondusif
-
Info A1: Calvin Verdonk Batal Pindah ke FC Utrecht!
-
3 Rekomendasi Sepatu Lari Wanita Rp200 Ribuan, Performa Optimal Gaya Maksimal
-
AION UT Sudah Mulai Unjuk Gigi di Indonesia
-
5 Rekomendasi Sepatu Lari Brand Lokal Rp500 Ribuan, Handal untuk Jarak Jauh
Terkini
-
57.000 Warga DIY Kehilangan Bansos BPJS, Imbas Data Baru Kemensos, Apa yang Terjadi?
-
Renovasi SDN Kledokan Usai Ambrol Dikebut, Targetkan Rampung Sebelum Liburan Sekolah Selesai
-
Kulon Progo Darurat HIV/AIDS, 71 Persen Kasus Menyerang Pria, Ini Langkah Pemerintah
-
20 Persen Minyak RI Terancam, Selat Hormuz Ditutup, Indonesia di Ambang Krisis Energi?
-
Juli 2025, 200 Sekolah Rakyat Dibuka, Prioritaskan Guru Lokal dan Koneksi Internet