Setelah sempat tertunda, Eks Bupati Sleman Sri Purnomo memenuhi panggilan pemeriksaan oleh Kejari Sleman terkait perkara dugaan korupsi dana hibah pariwisata tahun 2020, Rabu (11/12/2024).
Sri Purnomo sedianya dipanggil pada pekan lalu. Tetapi suami dari Kustini Sri Purnomo tersebut meminta penundaan lantaran ada urusan keluarga.
"Sebetulnya surat pemanggilannya untuk pekan kemarin tapi minta ditunda dan baru memenuhi panggilan hari ini," terang Kasi Intel Kejari Sleman Murti Ari Wibowo.
Mengutip ketik.co.id, Sri Purnomo mendatangi Kantor Kejaksaan Negeri Sleman pukul 09.02 WIB.
Mantan Bupati Sleman periode 2010-2015 dan 2016-2021 tersebut datang ke Kantor Kejari Sleman mengenakan setelan kemeja putih lengan panjang dan celana hitam.
Usai turun dari mobil yang ditumpangi, ia terlihat langsung bergegas menuju ke dalam ruang kantor Kejari untuk pemeriksaan sebagai saksi oleh tim penyidik Kejari.
Namun hingga kelar pemeriksaan urung ada keterangan resmi yang disampaikan oleh Kejari Sleman.
Diketahui perkara dugaan korupsi dana hibah pariwisata 2020 memasuki tahap penyidikan sejak April 2023.
Pihak Kejari Sleman terhitung telah melakukan pemeriksaan terhadap 200 orang. Mereka terdiri dari penerima bantuan hingga dari partai politik.
Baca Juga: Nyoblos Bareng Keluarga, Kustini Sri Purnomo Optimis Menang Pilkada Sleman 2024
Namun hingga kini urung ada penetapan terkait tersangka atas perkara tersebut.
Dana hibah pariwisata tersebut merupakan bantuan dari Kemenparekraf yang disalurkan kepada pemkab Sleman dengan total pagu anggaran senilai Rp68,5 miliar.
Jumlah tersebut ditransfer dari kas negara ke kas daerah senilai Rp49,7 miliar yang ditransfer dalam dua tahap yang diberikan kepada pelaku wisata ketika pandemi Covid-19.
Sementara penerima dana hibah personal hingga kelompok desa wisata totalnya ada sebanyak 244 kelompok dengan total anggaran yang disalurkan Rp17,1 miliar.
Kemudian untuk industri pariwisata yakni 92 hotel dan 45 resto senilai Rp27,5 miliar yang dipakai untuk sosialisasi serta implementasi program CHSE. Lalu untuk dukungan revitalisasi sarana hingga penerapan prokes bagi 40 usaha jasa pariwisata senilai Rp177,9 juta serta 1,5 persen dari total dana hibah itu dimanfaatkan untuk biaya operasional dan review aparatur pengawas internal pemerintah yakni senilai Rp921,3 juta.
Tetapi dalam pelaksanaan penyaluran dana hibah tersebut terjadi peristiwa pidana hingga dilakukan proses penyelidikan sejak awal tahun 2023.
Dari proses tersebut, BPKP melaporkan adanya kerugian negara sebesar Rp10 miliar.
Berita Terkait
-
Jadi Ajang Promosi Pariwisata, Momen Gubernur Maluku Utara Sherly Tjoanda Pamer Skill Free Diving
-
Menpar Sebut Pariwisata Bisa Jadi Penopang Ekonomi Indonesia Hadapi Tarif Trump
-
Berkaca dari Menteri Pariwisata, Pentingkah Pejabat Publik Kuasai Public Speaking?
-
Apa Pekerjaan Widi Wardhana Sebelum Jadi Menpar? Kualitas Public Speaking Ramai Disorot
-
Psikolog Lita Gading Kritik Tajam Kemampuan Bicara Menteri Pariwisata Widiyanti di Depan Umum
Terpopuler
- Pemilik Chery J6 Keluhkan Kualitas Mobil Baru dari China
- Profil dan Aset Murdaya Poo, Pemilik Pondok Indah Mall dengan Kekayaan Triliunan
- Jadwal Pemutihan Pajak Kendaraan 2025 Jawa Timur, Ada Diskon hingga Bebas Denda!
- Pemain Keturunan Maluku: Berharap Secepat Mungkin Bela Timnas Indonesia
- Jairo Riedewald Belum Jelas, Pemain Keturunan Indonesia Ini Lebih Mudah Diproses Naturalisasi
Pilihan
-
Solusi Aktivasi Fitur MFA ASN Digital BKN, ASN dan PPPK Merapat!
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan RAM 8 GB, Terbaik untuk April 2025
-
Gelombang Kejutan di Industri EV: Raja Motor Listrik Tersandung Skandal Tak Terduga
-
Harga Emas Antam Lompat Tinggi Lagi Rp34.000 Jadi Rp1.846.000/Gram
-
IHSG Naik 5,07 Persen Pasca Penundaan Tarif Trump, Rupiah Turut Menguat!
Terkini
-
IHSG Masih Jeblok Jadi Momentum Berinvestasi? Simak Tips dari Dosen Ekonomi UGM
-
Jogja Hadapi Lonjakan Sampah Pasca Lebaran, Ini Strategi Pemkot Atasi Tumpukan
-
Revitalisasi Stasiun Lempuyangan Diprotes, KAI Ungkap Alasan di Balik Penggusuran Warga
-
Soal Rencana Sekolah Rakyat, Wali Kota Yogyakarta Pertimbangkan Kolaborasi Bersama Tamansiswa
-
Solusi Anti Pesing Malioboro, Wali Kota Jogja Cari Cara Antisipasi Terbaik