SuaraJogja.id - Sejumlah sekolah-sekolah di tingkat PAUD dan SD di bawah Muhammadiyah harus gulung tikar lantaran kekurangan murid. Bahkan diantara mereka harus regrouping agar tetap bisa menjalankan aktivitasnya.
"Padahal dulu setiap pimpinan cabang Muhammadiyah asti punya TK dan SD ya karena mendirikan sekolah itu kebanggaan, tapi sekarang banyak sekolah Muhammadiyah yang kering muridnya," papar Ketua Forum Rektor Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan Aisiyah (PTMA) Gunawan Budiyanto disela penyaluran zakat institusi di Yogyakarta, Sabtu (28/12/2024) sore.
Namun karena kondisi sosial dan ekonomi, maka jumlah murid di sekolah-sekolah Muhammadiyah, khususnya di daerah terpencil semakin berkurang. Apalagi pendidikan tidak dianggap investasi sehingga sekolah tidak dimanfaatkan dan jadi terbengkalai.
Untuk mengatasi masalah amal usaha ini, kampus-kampus di bawah Muhammadiyah pun, lanjut Rektor UMY ini perlu memanfaatkan zakat institusi yang tepat sasaran. Sebut saja UMY yang menyalurkan zakat institusi kepada 93 Amal Usaha Muhammadiyah (AUM), masjid/musholla, dan organisasi otonom Muhammadiyah yang berada di wilayah DIY pada tahun ini.
Baca Juga: Redam Kasus Perundungan, PSKP UGM Usul Materi Resolusi Konflik Masuk Kurikulum Pendidikan
Total zakat yang disalurkan di akhir tahun 2024 mencapai Rp 1.282.500.000 Miliar. Zakat sebesar itu diberikan untuk pengadaan sarana dan prasarana yang dibutuhkan amal usaha Muhammadiyah.
"Misal di kulon progo untuk rehab karena longsor dan kebencanaan. Mereka yang mengajukan zakat untuk disurvei kebutuhannya," paparnya.
Ketua BPH UMY, Agung Danarto menambahkan penyaluran zakat institusi merupakan bagian dari upaya taawun Muhammadiyah terhadap institusi-institusi. Sebab zakat institusi merupakan kewajiban.
“Kami dapat memberikan bantuan dengan nilai yang tidak terlalu besar, tidak semua proposal dapat kami penuhi. Tahun ini, dari 61 miliar yang diajukan, kami menyesuaikan dengan kemampuan yang dimiliki UMY," tandasnya.
Kontributor : Putu Ayu Palupi
Baca Juga: Bukan Sekedar Charity, Lazismu Fokus Program Berdampak untuk SDGs dan Visi 2045
Berita Terkait
-
Ikut Ujicoba Penyedia Makan Bergizi Gratis, UMY Sebut Sulit Realisasikan Rp10 Ribu Per Anak
-
Lintas Agama di Sleman Gaungkan Pesan Damai Jelang Natal 2024
-
Ketum PP Muhammadiyah Desak Pemerintah Kaji Ulang Kenaikan PPN 12 Persen, Khawatir Beratkan Ekonomi Rakyat Kecil
-
Demo Papua Merdeka di Jogja jadi Sorotan, Akademisi UMY: Tak Realistis, Belajarlah dari Timor Leste
Terpopuler
- 8 Rekomendasi Mobil Bekas Murah Tipe MPV Mei 2025: 7-Seater Harga Mulai Rp30 Jutaan, Pajak Miring
- 3 Pihak Blak-blakan Beri Dukungan untuk Yuran Fernandes, Komdis PSSI Revisi Hukuman
- Rekomendasi 5 Mobil Bekas Murah Meriah untuk Ibu Muda yang Super Aktif! Mulai 65 Jutaan
- Olla Ramlan Resmi Umumkan Lepas Hijab: Pilihan Terbaik Bukan yang Bikin Kita Nyaman
- 10 Pemain Keturunan Bisa Dinaturalisasi Demi Timnas Indonesia Lolos Olimpiade 2028
Pilihan
-
Hasil BRI Liga 1: Semen Padang Imbang, Dua Degradasi Ditentukan di Pekan Terakhir!
-
Pantas Dipanggil ke Timnas Indonesia, Patrick Kluivert Kirim Whatsapp Ini ke Ramadhan Sananta
-
BREAKING NEWS! Kaesang Pangarep Kirim Isyarat Tinggalkan Persis Solo
-
Danantara Mau Suntik Modal ke Garuda Indonesia yang 'Tergelincir' Rugi Rp1,2 Triliun
-
5 Pilihan HP Murah RAM Besar: Kamera 50 MP ke Atas, Baterai Tahan Lama
Terkini
-
70 Persen SD di Sleman Memprihatinkan, Warisan Orde Baru Jadi Biang Kerok?
-
SDN Kledokan Ambruk: Sleman Gelontorkan Rp350 Juta, Rangka Atap Diganti Baja Ringan
-
Demokrasi Mahal? Golkar Usul Reformasi Sistem Pemilu ke Prabowo, Ini Alasannya
-
Cuaca Ekstrem Hantui Jogja, Kapan Berakhir? Ini Kata BMKG
-
Parkir Abu Bakar Ali Mulai Dipagar 1 Juni, Jukir dan Pedagang harus Mulai Direlokasi