Pemerintah Kabupaten Gunungkidul tengah mempercepat perbaikan dan pembangunan fasilitas olahraga untuk menyambut Pekan Olahraga Daerah (Porda) 2025. Salah satu fokus utama adalah renovasi Stadion Handayani yang menjadi venue utama ajang tersebut.
Namun, sejumlah atlet dan pelatih cabang olahraga atletik menyatakan penolakan terhadap lintasan atletik di Stadion Gelora Handayani yang baru saja diresmikan Bupati Sunaryanta, Selasa (31/12/2024). Mereka menilai lintasan tersebut tidak memenuhi standar dan berpotensi membahayakan keselamatan atlet.
Atlet halang rintang Gunungkidul, Adinda Ayuningdyas, yang pernah menyabet emas di Seayouth Thailand 2023, mengaku mengalami cedera saat berlatih di lintasan tersebut. Dia menilai lintasan yang baru selesai dibangun itu jusru membuatnya susah berlatih dan membahayakan.
"Lintasannya terlalu keras dan bergelombang. Ini tidak standar dan malah membuat kaki saya sakit. Tadi saya sampai keseleo," ujar Adinda.
Menurutnya, jika lintasan ini dipaksakan untuk digunakan, bukan tidak mungkin akan terjadi cedera serius pada atlet. Kondisi lintasan yang bergelombang dinilai membahayakan, sehingga ia dan sejumlah atlet lainnya menolak berlaga di sana.
Pelatih cabang atletik, Tupar, menyebut bahwa lintasan baru tersebut tidak memenuhi standar baik dari sisi material maupun lebar dan kerataan permukaannya. Ia mengungkapkan bahwa sejak awal, pihaknya sudah memberikan masukan kepada pemerintah agar kualitas lintasan diperhatikan dengan serius.
"Satu lajur lintasan atletik biasanya memakan biaya sekitar Rp900 juta. Jadi untuk lintasan lengkap bisa menghabiskan anggaran besar. Kami sudah menyarankan agar lintasan ini dianggarkan di tahun berikutnya jika anggaran terbatas, tetapi usulan kami tidak digubris," katanya.
Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Gunungkidul, Supriyanto, mengakui bahwa lintasan tersebut belum sempurna, tetapi dianggap sudah sesuai standar. Dia mengakui adanya keterbatasan anggaran sehingga tak bisa maksimal dalam membangun dan mempersiapkan venue yang bakal digunakan untuk Porda 2025 mendatang.
"Untuk lintasan atletik dengan material tartan seperti di stadion UNY saja membutuhkan Rp7-9 miliar. Kalau hanya fokus di lintasan, fasilitas lain di stadion tidak bisa dibangun," jelasnya.
Supriyanto menambahkan bahwa lintasan ini cocok untuk sepatu lari biasa, namun tidak untuk sepatu paku. Ia juga menjelaskan bahwa perbaikan fasilitas olahraga lainnya akan dilanjutkan pada 2025, termasuk lapangan voli, lapangan panjat dinding, dan beberapa fasilitas lain yang menjadi kebutuhan dalam rangkaian Porda 2025.
Supriyanto menambahkan secara keseluruhan proses perbaikan stadion telah dimulai, meski anggaran yang tersedia terbatas. Perbaikan ini sudah direncanakan sejak 2023, tetapi baru terealisasi tahun 2024 karena keterbatasan anggaran.
Berita Terkait
-
Kecam Pembubaran Paksa Aksi Piknik Melawan, KontraS: Ada Tindakan Berlebihan Oleh Polri
-
Ole Romeny Bagikan Cerita Lucu Saat Cetak Gol Kemenangan Timnas Indonesia di Stadion GBK
-
Amnesty Sebut Penolakan Prabowo Jadi Modal Penghapusan Hukuman Mati di Indonesia
-
Heboh! Honor Tak Dibayar, Panpel Klub Liga 4 Ini Jual Kursi Stadion
-
Dongkol Anak Buah Bubarkan Demonstran Tolak UU TNI di DPR, Pramono Habis-habisan Marahi Satpol PP
Terpopuler
- Jerman Grup Neraka, Indonesia Gabung Kolombia, Ini Hasil Drawing Piala Dunia U-17 2025 Versi....
- Kiper Belanda Soroti Ragnar Oratmangoen Cs Pilih Timnas Indonesia: Lucu Sekali Mereka
- Innalillahi Selamat Tinggal Selamanya Djadjang Nurdjaman Sampaikan Kabar Duka dari Persib
- Jabat Tangan Erick Thohir dengan Bos Baru Shin Tae-yong, Ada Apa?
- 8 HP Samsung Siap Kantongi One UI 7 Berbasis Android 15, Langsung Update Bulan Ini!
Pilihan
-
Jokowi Akhirnya Tunjukkan Ijazah Asli dari SD sampai Lulus UGM
-
Terima Apa Adanya, Ni Luh Nopianti Setia Menunggu Hingga Agus Difabel Bebas
-
7 Rekomendasi HP Murah Rp 3 Jutaan RAM 8 GB, Terbaik April 2025
-
Tier List Hero Mobile Legends April 2025, Mage Banyak yang OP?
-
Ratusan Warga Geruduk Rumah Jokowi, Tuntut Tunjukkan Ijazah Asli
Terkini
-
Empat Kali Lurah di Sleman Tersandung Kasus Tanah Kas Desa, Pengawasan Makin Diperketat
-
Guru Besar UGM: Hapus Kuota Impor AS? Petani Lokal Bisa Mati Kutu
-
Pengukuran 14 Rumah di Lempuyangan Batal, Warga Pasang Badan
-
Dari Tenun Tradisional ke Omzet Ratusan Juta: Berikut Kisah Inspiratif Perempuan Tapanuli Utara
-
ABA Dibongkar, Pemkot Jogja Manfaatkan Lahan Tidur untuk Relokasi Pedagang ke Batikan