SuaraJogja.id - Anggota DPRD Kabupaten Kulon Progo Pancar Topo Driyo mendorong pemerintah setempat menangani sampah selesai di tingkat kelurahan supaya Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Banyuroto tidak cepat penuh.
Pancar di Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, Minggu, mengatakan permasalahan sampah di daerah itu, berupa peningkatan volume sampah dengan bertambah jumlah penduduk dan peningkatan aktivitas pariwisata dan kegiatan.
"Volume sampah di TPS Banyuroto Kulon Progo semakin meningkat. Hal ini berpotensi menyebabkan kesulitan dalam pengelolaan dan pengolahan sampah yang lebih efektif," katanya dalam Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2024 tentang Pengelolaan Sampah.
Ia mengatakan persoalan sampah lain di Kulon Progo kurangnya infrastruktur pengelolaan sampah, meskipun ada fasilitas tempat pembuangan sampah (TPS). Belum semua wilayah di Kulon Progo memiliki infrastruktur yang memadai untuk pengelolaan sampah, seperti TPA Banyuroto yang sesuai serta sistem pengelolaan yang terintegrasi.
"Hal ini perlu dirancang penyelesaiannya supaya tidak menimbulkan persoalan sampah di kemudian hari," katanya.
Ia mengatakan sampah plastik menjadi salah satu masalah besar, karena sulit terurai dan membutuhkan waktu lama untuk terdegradasi. Banyak masyarakat yang belum sepenuhnya sadar tentang pentingnya pengurangan penggunaan plastik sekali pakai.
"Kesadaran masyarakat kurang dalam memilah sampah dan membuang sampah pada tempatnya turut memperburuk masalah ini. Pendidikan dan sosialisasi mengenai pentingnya pengelolaan sampah yang baik perlu terus ditingkatkan," katanya.
Ia berharap, ada pengelolaan sampah di kawasan wisata Kulon Progo memiliki beberapa tempat wisata dan seringkali masalah sampah muncul di kawasan-kawasan tersebut, terutama saat musim liburan atau hari raya. Sampah dari wisatawan yang tidak dikelola dengan baik bisa mencemari lingkungan.
Beberapa upaya yang sedang dilakukan, antara lain peningkatan infrastruktur pengelolaan sampah, edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya memilah sampah, serta peningkatan keterlibatan sektor swasta.
Baca Juga: Kulon Progo Siaga, Ancaman Siklon Tropis Picu Perpanjangan Status Darurat Bencana
Selain itu, masyarakat dalam mendukung pengelolaan sampah yang ramah lingkungan. Hal terpenting anggaran penanganan sampah sebelum terlambat dapat menggunakan dana keistimewaan karena APBD kecil tidak bisa maksimal dalam penanganan.
"Harapan ke depan masalah sampah selesai di tingkat kelurahan. Karena kelurahan juga mempunyai dana desa dan danais kelurahan," katanya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 1 Detik Pascal Struijk Resmi Jadi WNI, Cetak Sejarah di Timnas Indonesia
- Pemain Arsenal Pilih Bela Timnas Indonesia Berkat Koneksi Ayahnya dengan Patrick Kluivert?
- Pelatih Belanda Dukung Timnas Indonesia ke Piala Dunia: Kluivert Boleh Ambil Semua Pemain Saya
- Setajam Moge R-Series, Aerox Minggir Dulu: Inikah Wujud Motor Bebek Yamaha MX King 155 Terbaru?
- Cara Membedakan Sepatu Original dan KW, Ini 7 Tanda yang Harus Diperiksa
Pilihan
-
Data Pribadi RI Diobral ke AS, Anak Buah Menko Airlangga: Data Komersil Saja!
-
Rafael Struick Mandul, Striker Lokal Bersinar Saat Dewa United Gilas Klub Malaysia
-
5 Rekomendasi HP Murah Chipset Snapdragon Kuat untuk Gaming, Pilihan Terbaik Juli 2025
-
6 Rekomendasi HP Murah Layar AMOLED untuk Gaming, Pilihan Terbaik Juli 2025
-
Vietnam Ingin Jadi Tuan Rumah Piala Dunia, Tapi Warganya: Ekonomi Aja Sulit!
Terkini
-
Geger Beras Oplosan di Gunungkidul? Ini Fakta Sebenarnya
-
Magma Kaya Potasium: Ancaman Kaldera Tersembunyi? UGM Teliti Evolusi Gunung Api di Indonesia
-
Bantul Jadi Kampung Perikanan Nasional: Ini Strategi Jitu Dongkrak Ekonomi Desa Lewat Ikan
-
Di Balik Jeruji Besi, Asa di Hari Anak: Remisi & Momen Haru di LPKA Yogyakarta
-
Yogyakarta Gandeng Korporasi Lawan Stunting: Ratusan Balita Jadi Prioritas