SuaraJogja.id - Objek wisata alam (OWA) di Wilayah Taman Nasional Gunung Merapi (TNGM) tutup saat Idulfitri 2025 hari pertama. Kawasan TNGM itu akan kembali dibuka sehari berselang tepatnya 1 April 2025.
Keputusan tersebut tertuang dalam Pengumuman No: PG.12/T.36/TU/KSA.3.1/03/2025 tentang Penutupan Objek Wisata Alam (OWA). Kawasan yang ditutup itu antara lain Tlogo Muncar, Kalikuning, Plunyon, Jurang Jero, Deles Indah, dan Kalitalang.
"BTNGM akan menutup semua aktivitas wisata alam di objek wisata alam (OWA) yang berada di Kawasan TNGM yaitu Tlogo Muncar, Kalikuning Park, Plunyon, Jurang Jero, Deles Indah dan Kalitalang pada tanggal 31 Maret 2025, bertepatan dengan 1 Syawal 1446 H," kata Kepala Balai TNGM Muhammad Wahyudi dalam keterangan tertulis yang diterima pada, Selasa (25/3/2025).
Berdasarkan surat keputusan tersebut, OWA TNGM akan kembali dibuka pada 1 April 2025. Waktu operasional objek wisata itu juga telah ditentukan.
Baca Juga: Ni Luh Puspa Optimistis Pergerakan Wisata Selama Libur Panjang Bisa Salip Momen Nataru
Tlogo Muncar, Kalikuning Park, Plunyon, Jurang Jero, Deles Indah pukul 08.00-16.00 WIB. Sedangkan untuk Kalitalang pukul 06.30-16.00 WIB.
"Terkait tarif masuk OWA di kawasan TNGM pada tanggal 1, 2, 3, 4, 6 dan 7 April 2025 berlaku tiket hari libur, sedangkan tanggal 5 April 2025 berlaku tiket hari biasa," ujarnya.
Tarif masuk itu berdasarkan ketentuan Peraturan Pemerintah Nomor 36 tahun 2024 tentang Jenis dan Tarif atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang Berlaku pada Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
Selain itu, Wahyudi memastikan untuk jalur pendakian ke Gunung Merapi masih ditutup. Mengingat kondisi Gunung Merapi yang masih berstatus siaga.
"Adapun pendakian Gunung Merapi untuk jalur Selo dan Sapuangin masih ditutup, dikarenakan statusnya siaga (level 3)," tegasnya.
Tarif Masuk Kawasan OWA TNGM
Jenis dan tarif Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) pada TNGM sesuai dengan yang telah ditetapkan melalui Peraturan Pemerintah Nomor 36 tahun 2024 tentang Jenis dan Tarif atas Jenis Penerimaan Bukan Pajak yang Berlaku pada Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
Untuk tiket masuk pengunjung yakni Wisatawan Nusantara (Senin - Sabtu) dikenakan tarif Rp10.000/orang/hari. Rombongan Pelajar/Mahasiswa Nusantara (minimal 5 orang, Senin-Sabtu) yakni Rp.5.000/orang/hari orang.
Wisatawan Nusantara (Hari Libur/Cuti Bersama/Hari Raya) yakni Rp.15.000/orang/hari. Rombongan Pelajar/Mahasiswa Nusantara (minimal 5 orang, Hari Libur/Cuti Bersama/Hari Raya) dikenakan Rp.7.500/orang/hari. Sedangkan wisatawan mancanegara dikenakan tarif Rp150.000/orang/hari.
Kemudian untuk tiket masuk kendaraan darat, sepeda Rp2000/hari/unit, Roda 2 sebesar Rp5000/hari/unit, Roda 4 sebesar Rp10.000/hari/unit dan Roda 6 atau lebih Rp50.000/hari/unit.
Sedangkan untuk pungutan kegiatan wisata alam dalam hal ini berkemah dikenakan biaya Rp5.000/orang/hari.
Wisatawan sudah bisa melakukan pembayaran dengan metode cashless payment atau pembayaran non tunai.
Merapi Jadi Atraksi Wisata
Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Kabupaten Sleman, Ishadi Zayid menuturkan bahwa status Gunung Merapi yang masih Siaga Level 3 dapat menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan. Tentu saja dengan tetap memperhatikan zona aman saat berkunjung.
"Kalau itu [Merapi] dilihat dari zona yang aman, itu bisa menjadi atraksi wisata. Karena tidak semua orang itu bisa melihat erupsi Merapi secara langsung," ujar Ishadi.
Bagi wisatawan yang tertarik untuk menikmati suasan di lereng Gunung Merapi dapat memantau situasi perkembangan terkini dan arahan dari petugas di lapangan. Pihaknya pun memastikan selalu berkoordinasi dengan BPPTKG, BPBD dan Tim SAR untuk menjaga keamaan saat berwisata.
"Jadi sepanjang itu imbuan BPPTKG, BPBD, tim SAR itu diindahkan, saya rasa erupsi Merapi menjadi salah satu atraksi wisata yang menarik, yang dapat dilihat oleh wisatawan," tuturnya.
"Cuman imbuannya ya kalau kemudian ada instruksi untuk kemudian turun, ya kita taati. Bahkan parkir kita atur kan di Kaliurang itu. Jadi nggak boleh orang parkir itu menghadap Gunung Merapi. Jadi menghadapnya mesti [ke bawah], sehingga ketika ada kejadian kita cepat lari," imbuhnya.
Berita Terkait
-
Idul Fitri Terhalang: Israel Kembali Tutup Masjid Ibrahimi Bagi Umat Muslim!
-
Blokade Total Gaza: Ibu-Ibu Terpaksa Masak dengan Kardus Demi Hidangkan Kue Idul Fitri
-
Alternatif Wisata Puncak yang Cocok untuk Libur Panjang
-
Nikmati Libur Lebaran dengan Perjalanan Kapal Pesiar Eksklusif dari Jakarta, Ini Keistimewaannya
-
Lebaran 1446 H Semakin Mudah, 1 Juta AgenBRILink BRI Tangani Transaksi dan Pembayaran
Terpopuler
- CEK FAKTA: Diskon Listrik 50 Persen Berlaku Lagi, Periode Maret-April 2025
- Pembagian Port Grup Piala Dunia 2026 Dirilis, Ini Posisi Timnas Indonesia
- Masak Rendang 12 Kg, Penampilan BCL di Dapur Jadi Omongan
- Cruiser Matik QJMotor SRV 250 AMT Paling Digandrungi di Indonesia
- 3 Pemain Liga Inggris yang Bisa Dinaturalisasi Timnas Indonesia untuk Lawan China dan Jepang
Pilihan
-
Eks Pelatih Timnas Indonesia Ingatkan Patrick Kluivert: Jangan Tiru Belanda
-
Asa Timnas Indonesia ke Piala Dunia 2026: Formasi Jangan Coba-coba
-
Beda Media Korsel: Dulu Sayang Kini Serang Habis-habisan Timnas Indonesia
-
Kontroversi: Ghiblifikasi AI Lukai Hayao Miyazaki, 'AI Tak Punya Jiwa'
-
Doa Takbiran Idulfitri dan Dzikir yang Dicontohkan Rasulullah, Arab dan Latin
Terkini
-
Waspada Lonjakan Sampah Lebaran, Yogyakarta Siapkan Jurus Ampuh Ini
-
Libur Lebaran Tetap di Jogja? Ini Strategi Dinas Pariwisata Agar Wisatawan Betah
-
Idul Fitri, Haedar Nashir Ingatkan Jiwa Khalifah Luntur, Umat dan Pemimpin Akan Bermasalah
-
Tiket Ludes, Yogyakarta Diserbu Pemudik: KA Java Priority Jadi Primadona
-
Hasto Wardoyo Jamin Takbir Keliling Tak Ganggu Lalu Lintas Jogja, Tapi Ada Syaratnya