Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo
Rabu, 26 Maret 2025 | 13:06 WIB
Sejumlah bus AKAP menunggu pemudik di terminal Dhaksinaga Wonosari, Rabu (26/3/2025). Diungkapkan para pengusaha bus, mudik tahun ini lebih sepi penumpang ketimbang tahun sebelumnya. Tiket mahal hingga pilihan kendaraan lain diduga jadi faktornya. [kontributor/Julianto]

SuaraJogja.id - Sejumlah perusahaan Otobus (PO) mengeluhkan penurunan jumlah penumpang pada musim lebaran 2025 ini. Jika dibanding dengan musim lebaran tahun 2024 lalu, tahun 2025 kali ini terjadi penurunan yang cukup signifikan jumlah penumpang. Kondisi ini semakin menghimpit usaha mereka. 

Perwakilan PO Santosa di Gunungkidul, Pedut mengatakan saat ini hingga H - 4 kondisi angkutan umum harus mudik masih sepi meskipun ada peningkatan dibanding dengan hari-hari biasa. Dan baru ramai di tanggal 27-28 Maret 2025 besok. Dia memperkirakan Puncak arus mudik bakal terjadi tanggal 28 Maret mendatang. 

"Kalau tanggal 27 kayaknya belum puncaknya. Karena masih ada yang kerja, itu mungkin yang pulang sehabis kerja tapi puncaknya kemungkinan hari Jumat tanggal 28. Di mana sudah banyak pada libur,"ujar dia, Rabu (26/3/2025). 

Pedut mengatakan, untuk saat ini sudah ada tujuh armada yang dikerahkan melayani rute Jabodetabek tujuan Gunungkidul. Namun untuk tanggal 27 dan 28 mendatang kemungkinan akan ada penambahan dua armada yaitu menjadi 9 buah. 

Baca Juga: Jatah Makan Bergizi Gratis Jadi Menu Buka Bersama, Inovasi Ramadan di Sekolah Gunungkidul

Dia mengaku untuk arus mudik kali ini memang tidak begitu ada penurunan dibanding dengan tahun yang lalu meskipun pangsa pasar mereka sudah bergerus dengan banyaknya mudik gratis yang diberikan oleh berbagai instansi ataupun pemerintah. 

"Ya agak sepi dibanding tahun lalu. Tapi yang banyak terpengaruh itu arus baliknya," kata dia. 

Untuk arus balik dia memperkirakan akan terjadi penurunan sekitar 50% dibanding dengan tahun yang lalu. Karena saat ini masyarakat sudah semakin cerdas gimana rombongan keluarga besar atau trah sering sudah dikoordinir oleh satu orang untuk mencharter baik bus ataupun Travel. 

Dia mengakui untuk mencharter bus ataupun travel memang lebih murah dibanding dengan angkutan umum seperti layanan bus antar kota antar provinsi ini. Sehingga masyarakat lebih memilih untuk mencatat atau menyewa bus pariwisata ataupun Travel

"Ya memang sih untuk mencarter itu lebih murah dari kami. Ya bagaimana lagi," tambahnya. 

Baca Juga: Jalur Clongop kerap Longsor, Pemda DIY Baru Gelontorkan Rp15 Miliar untuk Dua Lokasi

Dia mengakui jika tak bisa berbuat banyak untuk menekan harga tiket bus. Mengingat saat ini biaya operasional yang harus mereka keluarkan cukup besar dan mereka hanya bisa menikmati satu sisi saja yaitu arus balik sementara untuk arus mudik banyak di melayani oleh mudik gratis dari pemerintah. 

Hal serupa juga diakui oleh perwakilan PO Sinar Jaya di Gunungkidul, Desta. Untuk Arus Balik mendatang ada penurunan sekitar 30% dibanding dengan tahun yang lalu. Saat ini masyarakat semakin pintar dan memilih untuk men-charter atau menyewa bus pariwisata dan juga Travel. 

"Ya di daerah Selatan seperti Tepus, Purwosari, Girisubo itu Dusun 1 Kelurahan itu pada menyewa bus pariwisata untuk balik ke Jakarta. Jadi itu mengurangi porsi kami," kata dia. 

Kepala terminal daksinaga Wonosari, Arif Farwanto mengakui salah satu pemicu menurunnya peminat angkutan umum pada masa lebaran ini adalah tingginya harga tiket yang diberlakukan oleh masing-masing PO. Sebenarnya kenaikan harga tiket adalah hal yang wajar namun sebaiknya jangan terlalu tinggi sehingga tidak memberatkan masyarakat. 

"Naik itu boleh. Tapi ya jangan terlalu tinggi, kalau tinggi banget kan masyarakat memilih mencarter bus pariwisata ataupun travel. Lebih murah dan diantar sampai depan rumah," terangnya.

Diketahui sebelumnya semua PO yang melayani jurusan Gunungkidul-Jabodetabek sudah menaikkan harga jual tiket. Mereka berusaha menganggap moment libur Idul Fitri ini sebagai peak season yang selalu diharapkan. 

PO Maju Lancar misalmya di hari biasa harga tiket AC Patas Rp 220.000 kini naik menjadi Rp 400.000. Kemudian AC Executive pagi dari Rp 245.000 menjadi Rp 560.000, kemudian kelas Royal Eksekutif dari Rp 270.000 menjadi Rp 590.000.

PO Sinarjaya harga tiket juga mengalami kenaikan. Eksekutif legrest Rp 250.000 (21-25Maret 2025), Rp 530.000 (26 Maret 2025), Suite Class Family Rp 400.000 (21 Maret 2025), Rp 740.000 (26-29 Maret 2025), Rp 640.000 ( 30 Maret 2025) dan Suite Class Rp 390.000 (21 Maret 2025), Rp 740.000 (30 Maret 2025) 

PO Handoyo harga tiket VIP Rp 325.000 (21-24Maret 2025), Rp 475.000 (25 Maret 2025) kelas Eksekutif Rp 375.000 ( 23-24Maret 2025), Rp 500.000 (25 Maret 2025), Rp 550.000 (28 Maret 2025) 

PO Murni Jaya keberangkatan tanggal 21-29 Maret tarif normal Rp. 250,000 kemudian tanggal 2 April Rp 450,000, tanggal 03 - 09 April Rp 600,000, tanggal 10-13 April 410,000 dan tanggal 14-20 April Rp 290,000.

PO Santosa Rute dari Barat (Jabodetabek) ke Timur 21-23 Maret Rp.290.000-Rp 310.000, tanggal 24-30 Maret naik menjadi Rp 490.000-Rp 510.000. Kemudian tanggal 1-7 April Rp 490.000-Rp.510.000, 31-2 april Rp 340.000-Rp 360.000 dan  8-13 April Rp 349.000-Rp 360.000.

Perwakilan PO Santosa Gunungkidul, Pedut mengakui jika ada peningkatan harga tiket untuk arus mudik dan arus balik. Kenaikan harga diberlakukan di semua PO yang melayani rute AKAP. Kini harga tiket rata-rata sudah mencapai di atas Rp 500.000 dari harga normal Rp 250.000.

Untuk kenaikan jumlah penumpang sampai saat ini memang belum begitu terasa. Petut menyebut jika penumpang arus mudik mulai ramai pada tanggal 27 Maret 2025 mendatang. Karena di tanggal tersebut karyawan swasta sudah mulai libur

"Sekarang belum ada kenaikan jumlah penumpang. Ada hanya sedikit," ujar Pedut, Minggu (23/3/2025). 

Kontributor : Julianto

Load More