SuaraJogja.id - Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mencatat sudah ada enam wisatawan meninggal dunia usai terseret ombak Pantai Selatan DIY. Peristiwa itu terjadi pada kurun waktu empat bulan terakhir.
"Mulai Januari-April sudah ada enam yang meninggal, satu belum ketemu," kata Plt Kepala Satpol PP DIY Noviar Rahmat, Sabtu (19/4/2025).
Ada pun peristiwa pertama menima rombongan siswa SMP Negeri 7 Mojokerto. Saat itu ada 13 siswa yang sedang melakukan kegiatan outing class di Pantai Drini, Banjarejo, Tanjungsari, Gunungkidul, Selasa (28/1/2025).
Nahas empat orang siswa dinyatakan meninggal dunia atas insiden tersebut. Kemudian ada pula peristiwa di Pantai Parangtritis pada beberapa waktu lalu.
Baca Juga: Parkir ABA Jadi Ruang Terbuka Hijau, Malioboro Bakal Lebih Cantik, Tapi Nasib Pedagang?
Pada kejadian di Pantai Parangtritis tercatat ada satu orang meninggal dunia dan satu lainnya sampai saat ini masih belum ditemukan. Peristiwa itu bahkan terjadi pada tiga kejadian dengan waktu yang berbeda.
"Ada satu lagi di Pantai Gunungkidul, jadi ada lima totalnya," imbuhnya.
Wacana Aturan Life Jacket
Rentetan peristiwa wisatawan terseret ombak tersebut diduga disebabkan oleh area berbahaya yakni rip current di sepanjang pantai. Area itu yang kadang tidak diperhatikan oleh wisatawan saat berwisata di pantai selatan.
Padahal sudah ada peringatan yang telah disampaikan petugas Satlinmas Rescue Istimewa. Noviar meminta ada pengawasan lebih ketat terkait hal itu, termasuk antisipasi yang disiapkan.
Baca Juga: Duduk Perkara Dugaan Korupsi WiFi Gratis di Sleman, Terendus Ada Mark Up hingga Kecepatan Lambat
Pihaknya telah mengimbau kepada seluruh wisatawan yang hendak berenang agar mengenakan pelampung. Hal ini juga telah dikomunikasikan kepada Dinas Pariwisata dan kelompok sadar wisata (pokdarwis).
"Saya minta bagi yang berenang mengenakan life jacket. Dinas Pariwisata dan pokdarwis sudah mendukung pelaksanaan itu," ucapnya.
Noviar mengakui memang belum ada peraturan wajib yang secara resmi terkait hal itu. Dia berharap peraturan tersebut bisa segera dilakukan untuk meminimalisir kejadian laka laut di kawasan pantai selatan.
Pasalnya, jika tidak disikapi secara serius berbagai rentetan kejadian itu dikhawatirkan memengaruhi kunjungan wisatawan. Namun di satu sisi, pihaknya juga khawatir kewajiban memakai life jacket membuat wisatawan beralih ke pantai lain.
"Jadi ya yang dikhawatirkan pengunjung akan lari ke pantai-pantai di Jawa Tengah atau Jawa Timur dan tidak ke DIY, itu yang masih ngganjel," ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata (Dinpar) DIY Imam Pratanadi bilang arahan tidak henti-henti diberikan oleh para pengelola destinasi.
"Banyak wisatawan yang tidak mengindahkan peringatan yang disampaikan oleh petugas," tutur Imam.
Terkait aturan life jacket bagi wisatawan, dia mendukung hal tersebut. Namun ia mengatakan aturan resmi yang mewajibkan penggunaan life jacket memang belum ada.
"Prinsipnya apapun kebijakan yang diambil untuk menurunkan insiden laka laut kami mendukung," tandasnya.
Sebelumnya pada Jumat pagi (04/04/2025). Tiga wisatawan terseret ombak saat bermain air. Dua korban berhasil diselamatkan, sementara satu lainnya masih dalam pencarian oleh tim SAR gabungan.
Sekretaris Satlinmas Wilayah III Parangtritis, Aris Nugroho, menjelaskan peristiwa itu terjadi sekitar pukul 10.00 WIB. Korban pertama, Abdul Ansori Erare (19), pelajar asal Sorong, Papua, datang bersama rombongan berjumlah 11 orang dan mulai bermain air sejak pukul 07.00 WIB.
Dua korban lainnya, Alloisius Juniar Jati Harjanto (22) dan Andreas Julian Pranata Putra (18), merupakan mahasiswa asal Semarang yang datang bersama seorang rekan dan bermain di lokasi yang sama.
“Nahas, mereka bermain di area rip current atau arus balik. Saat ombak besar datang, Abdul terseret ke tengah. Dua rekannya, Alloisius dan Andreas, berusaha menolong, namun ikut terseret karena tidak menggunakan alat keselamatan,” ujar Aris.
Petugas penyelamat berhasil menyelamatkan Abdul dan Alloisius dalam kondisi selamat. Namun, Andreas hingga saat ini masih dalam proses pencarian oleh tim SAR gabungan yang terdiri dari Satlinmas Rescue Istimewa Wilayah III, SAR Ditpolair Polda DIY, dan potensi SAR lainnya.
Selain melakukan pencarian, tim SAR juga memberikan edukasi kepada wisatawan tentang bahaya bermain air di zona berarus kuat. Pihakmha mengimbau seluruh pengunjung untuk selalu waspada, mematuhi imbauan petugas, dan tidak bermain air di area yang telah dipasangi tanda peringatan.
Berita Terkait
-
Semarakkan HUT DIY, Pameran Produk Unggulan Wirausaha Desa Preneur Digelar
-
Gelar Kunjungan Industri, Siswa MAN 2 Bantul Praktik Olah Bandeng Juwana
-
Penampakan Rip Current Pantai Selatan Yogya dari Satelit, Bisa Seret Korban hingga Tewas
-
Apa Itu Rip Current di Pantai Selatan Yogyakarta? Ini Tanda-Tanda Bahayanya
-
Mempelajari Pembentukan Pulau Jawa di History of Java Museum
Terpopuler
- Sama-sama Bermesin 250 cc, XMAX Kalah Murah: Intip Pesona Motor Sporty Yamaha Terbaru
- Robby Abbas Pernah Jual Artis Terkenal Senilai Rp400 Juta, Inisial TB dan Tinggal di Bali
- Profil Ditho Sitompul Anak Hotma Sitompul: Pendidikan, Karier, dan Keluarga
- Forum Purnawirawan Prajurit TNI Usul Pergantian Gibran hingga Tuntut Reshuffle Menteri Pro-Jokowi
- Ini Alasan Hotma Sitompul Dimakamkan dengan Upacara Militer
Pilihan
-
Liga Inggris: Kalahkan Ipswich Town, Arsenal Selamatkan MU dari Degradasi
-
Djenahro Nunumete Pemain Keturunan Indonesia Mirip Lionel Messi: Lincah Berkaki Kidal
-
7 Rekomendasi HP Murah Rp 2 Jutaan Layar AMOLED Terbaik April 2025
-
Perbandingan Spesifikasi vivo V50 Lite 4G vs vivo V50 Lite 5G, Serupa Tapi Tak Sama!
-
PT LIB Wajib Tahu! Tangan Dingin Eks Barcelona Bangkitkan Liga Kamboja
Terkini
-
Guru Besar UGM Terlibat Kasus Kekerasan Seksual: Korban Pilih Damai, Ini Alasannya
-
Diikuti Ratusan Kuda Seharga Miliaran Rupiah, Keponakan Presiden Prabowo Gelar Pacuan Kuda di Jogja
-
'Beli Mercy Harga Becak': Mantan PMI Bangkit dari Nol, Kini Kuasai Pasar Kulit Lumpia Nasional
-
Kota Pelajar Punya Solusi, Konsultasi Gratis untuk Kesulitan Belajar dan Pendanaan di Yogyakarta
-
Lebaran Usai, Jangan Sampai Diabetes Mengintai, Ini Cara Jaga Kesehatan Ala Dokter UGM