Muhammad Ilham Baktora
Senin, 11 Agustus 2025 | 15:40 WIB
Ilustrasi Penerbangan Mancanegara ke Jogja. (Pixels/Oleksandr P)

SuaraJogja.id - Pemda DIY tengah menjajaki strategi baru untuk meningkatkan kunjungan wisatawan Australia.

Gubernur DIY, Sri Sultan HB X pun mengusulkan adanya penerbangan dari maskapai swasta Australia yang transit di Yogyakarta sebelum melanjutkan perjalanan ke kota lain seperti Bali atau Jakarta

Hal ini penting mengingat wisatawan mancanegara (wisman) asal negara itu jumlahnya masih kecil dibandingkan potensi pasar yang ada.

Setiap tahunnya jumlah wisman Australia yang datang ke Jogja tak lebih dari 10 ribu.

"Wisatawan dari Australia hanya ribuan yang masuk sini [Jogja] karenanya Ngarso Dalem [Sri Sultan] mengusulkan ada maskapai yang transit di YIA," papar Kepala Dinas Pariwisata (Dinpar) DIY, Imam Pratanadi usai pertemuan dengan Duta Besar Australia, Rod Brazier di Kompleks Kepatihan Yogyakarta, Senin (11/8/2025).

Menurut Imam, skema ini diharapkan mempermudah akses, mengurangi waktu tempuh, dan memperluas pasar wisata mancanegara.

Sebab berdasarkan data pariwisata nasional, Australia merupakan salah satu sumber wisatawan internasional terbesar bagi Indonesia.

Sepanjang 2024, ada sekitar 1,67 juta wisatawan Australia yang berkunjung ke Indonesia, atau setara 12 persen pangsa pasar internasional.

Namun, hampir seluruhnya memilih Bali sebagai destinasi utama, dengan jumlah kedatangan mencapai lebih dari 474.000 orang hanya dalam periode Januari–April 2025.

Baca Juga: Malioboro Darurat Parkir Ilegal? Wisatawan Kaget Ditarik Rp50 Ribu, Dishub Angkat Bicara

Sebaliknya, Yogyakarta hanya menerima kurang dari 10.000 wisatawan Australia per tahun, meskipun secara keseluruhan kunjungan wisatawan mancanegara ke DIY terus meningkat.

Data BPS DIY mencatat, pada Mei 2025 jumlah kunjungan wisman ke DIY mencapai 9.699 wisman.

"Kalau penerbangan ini bisa terealisasi, walaupun hanya transit, dampaknya akan sangat signifikan. Yogyakarta bisa menjadi titik hub bagi wisatawan untuk kemudian menjelajah destinasi lain di Indonesia," ujar dia.

Usulan ini akan dikomunikasikan dengan Kementerian Perhubungan RI.

Sebab izin dan kebijakan penerbangan berada di tangan pemerintah pusat.

Imam mengakui prosesnya memerlukan waktu, namun tetap optimistis.

Terlebih posisi Yogyakarta yang berada di tengah Pulau Jawa dapat dimanfaatkan sebagai pintu masuk ke berbagai destinasi di Indonesia, sehingga penerbangan transit menjadi solusi strategis.

Sambil menunggu realisasi rencana tersebut, Pemda DIY memfokuskan promosi ke pasar Malaysia dan Thailand, yang kontribusinya saat ini jauh lebih besar.

Namun, mengingat potensi Australia yang besar, langkah diversifikasi pasar dianggap penting untuk mendorong pertumbuhan pariwisata yang berkelanjutan.

"Pasar Australia ini belum tergarap maksimal. Kalau hub ini terbentuk, dampaknya bisa meluas, tidak hanya bagi Yogyakarta, tapi juga daerah-daerah lain di sekitarnya," katanya.

Sementara Brazier mengungkapkan pertemuannya dengan Sultan menandai adanya minat kedua pihak untuk memperkuat hubungan di bidang kebudayaan, pendidikan, dan pariwisata.

Hubungan kedua negara diharapkan semakin dekat sehingga terjadi peningkatan kunjungan wisatawan Australia ke Yogyakarta.

"Harapan saya, semakin banyak wisatawan dari Australia yang bisa berkunjung ke Yogyakarta untuk menikmati candi-candi, keindahan kota ini, kulinernya dan segala hal istimewa yang dimiliki Yogyakarta dan pasti Kraton Yogyakarta," paparnya.

Dia menambahkan selama ini keduanya memiliki program kerja sama di bidang pendidikan.

Misalnya, ada beasiswa untuk belajar di Australia dan juga program yang mendukung sekolah-sekolah di berbagai daerah di Indonesia.

"Malam ini saya akan bertemu dengan beberapa alumni universitas di Australia. Ini adalah hal yang sangat kami banggakan, karena para alumni tersebut, setelah kembali ke Indonesia, memberikan kontribusi besar bagi pembangunan negeri ini," imbuhnya.

Kontributor : Putu Ayu Palupi

Load More