Muhammad Ilham Baktora | Hiskia Andika Weadcaksana
Minggu, 24 Agustus 2025 | 16:42 WIB
Ayah Arya Daru, Subaryono (tengah) menyampaikan keterangan terhadap kesehatan mental sang anak. [Hiskia/Suarajogja]

Selangkah Lagi ke Finlandia

Selain itu, Subaryono mengungkap bahwa Arya Daru sudah menyiapkan segala kebutuhan untuk berangkat ke Finlandia.

Termasuk Kementerian Luar Negeri yang juga menyiapkan fasilitas bagi keluarga Arya sebagai bentuk penghargaan.

"Sudah disiapkan, tradisi yang ada di Kemenlu. Bagi orang tua kandung maupun mertuanya itu dibuatkan paspor dinas oleh Kemenlu dan itu sudah saya terima. Jadi orang tua kandung mendapatkan privilege itu," imbuhnya.

Subaryono pun tak kuasa menyembunyikan kesedihannya ketika kemudian mendengar kabar sang anak kesayangannya meninggal secara misterius.

"Kami tidak bisa membayangkan bahwa anak kami meninggal dengan cara seperti itu," ucapnya.

Sementara itu, kuasa hukum keluarga, Nicolay Aprilindo, juga menegaskan bahwa tidak ada catatan kesehatan mental yang disebutkan dialami Arya Daru.

"Mengenai kesehatan mental kami, sudah tanya kepada keluarga, almarhum tidak pernah mempunyai masalah mental," tandas Nicolay.

Saat berkomunikasi dengan keluarga pun, kata Nicolay, Arya Daru senantiasa dalam keadaan senang.

Baca Juga: Misteri Kematian Diplomat Arya Daru: Ponsel Hilang Mendadak Aktif Kembali, Keluarga Curiga!

"Tadi ayah almarhum sudah sampaikan, beliau orang bertanggung jawab baik kepada pekerjaan, istri dan anaknya dan dalam keadaan happy," ucapnya.

"Bahkan almarhum selalu mengontak ibunya ketika almarhum dimanapun berada, dan berkonsultasi, meminta nasehat kepada ibunya dan sebagainya berarti tidak ada masalah mental," imbuhnya.

Ia menilai keluarga adalah pihak yang paling memahami kondisi psikologis Arya.

"Yang tahu mengenai psikologi almarhum adalah orang tua almarhum yang membesarkan dari kecil sampai dewasa, yang tahu tentang psikologis dan mental almarhum adalah istri almarhum yang setiap hari bersama almarhum bukan para pengamat psikolog atau kriminolog. Jadi harusnya keluarga yang lebih didengar bukan pengamat yang lebih didengar," ujarnya.

Load More