- Kasus penyakit jantung di DIY naik drastis
- Gaya hidup menjadi pemicu naiknya kasus tersebut
- Angka kematian tahun 2024 lalu mencapai 178 pasien lebih besar dari 2020 yang mencapai 9 kematian
SuaraJogja.id - Kasus penyakit jantung koroner di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mengalami peningkatan tajam dalam lima tahun terakhir.
Tak hanya kelompok masyarakat lanjut usia yang rawan tapi tren kasus juga meningkat di kelompok usia lebih muda.
Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan DIY, Akhmad Akhadi menuturkan bahwa berdasarkan data Surveilans Terpadu Rumah Sakit jumlah pasien yang dirawat akibat penyakit jantung koroner melonjak dari 168 kasus pada 2020 menjadi 1.673 kasus pada 2023.
Sebelum sempat kemudian sedikit menurun menjadi 1.120 kasus pada 2024.
Meski angka kasus menurun pada tahun 2024, jumlah kematian akibat penyakit ini tetap tinggi.
Tercatat 178 pasien meninggal dunia pada 2024. Jumlah itu meningkat drastis dibandingkan kasus kematian pada 2020 yakni hanya 9 orang saja.
Data tersebut mencakup pasien yang dirawat di rumah sakit di wilayah DIY, tanpa membedakan asal domisili pasien.
"Data ini menunjukkan jumlah pasien yang dirawat karena penyakit jantung koroner dan korban meninggal yang dirawat di rumah sakit. Data tidak secara jelas memilah pasien berasal dari DIY atau luar DIY," kata Akhmad, dikutip, Jumat (10/10/2025).
Berdasarkan kelompok umur, penderita terbanyak berada pada usia di atas 60 tahun.
Baca Juga: Panen Raya Menanti, Kulon Progo Terima Traktor & Pompa Air: Petani Siap Tingkatkan Produksi
Namun data menunjukkan tren kasus juga meningkat di kelompok usia lebih muda.
Tercatat pada 2022 sudah ada 157 kasus pada pada rentang usia 20-44 tahun.
Meskipun menurun, jumlah kasus pada rentang usia yang sama pada 2023 tetap tinggi yakni di angka 148 kasus dan 2024 terdapat 86 kasus.
"Berdasarkan kelompok umur, penderita terbanyak memang usia di atas 60 tahun. Namun penyakit jantung koroner pada usia muda juga sudah ada," tuturnya.
Disampaikan Akhmad, penyakit ini tidak bisa disimpulkan hanya dari data rumah sakit semata. Ia mengutip hasil Survei Kesehatan Indonesia yang menyebut prevalensi penyakit jantung di DIY mencapai 1,67 persen, hampir dua kali lipat dari rata-rata nasional sebesar 0,85 persen.
Terkait fenomena meningkatnya kasus di usia produktif, kata Akhmad, berkaitan erat dengan gaya hidup modern yang serba instan.
Berita Terkait
Terpopuler
- Owner Bake n Grind Terancam Penjara Hingga 5 Tahun Akibat Pasal Berlapis
- Promo Super Hemat di Superindo, Cek Katalog Promo Sekarang
- Tahu-Tahu Mau Nikah Besok, Perbedaan Usia Amanda Manopo dan Kenny Austin Jadi Sorotan
- 5 Fakta Viral Kakek 74 Tahun Nikahi Gadis 24 Tahun, Maharnya Rp 3 Miliar!
- 7 Fakta Pembunuhan Sadis Dina Oktaviani: Pelaku Rekan Kerja, Terancam Hukuman Mati
Pilihan
-
Cuma Satu Pemain di Skuad Timnas Indonesia Sekarang yang Pernah Bobol Gawang Irak
-
4 Rekomendasi HP Murah dengan MediaTek Dimensity 7300, Performa Gaming Ngebut Mulai dari 2 Jutaan
-
Tarif Transjakarta Naik Imbas Pemangkasan Dana Transfer Pemerintah Pusat?
-
Stop Lakukan Ini! 5 Kebiasaan Buruk yang Diam-diam Menguras Gaji UMR-mu
-
Pelaku Ritel Wajib Tahu Strategi AI dari Indosat untuk Dominasi Pasar
Terkini
-
Waspadai Kendal Tornado FC, PSS Sleman Janjikan Tampil Trengginas di Kandang
-
Efisiensi Anggaran "Memangkas" Kebudayaan? Komikus Yogyakarta Angkat Bicara Lewat Karya
-
Inja Ngaku Tak Percaya Cetak Dua Gol: Janji Beri yang Terbaik untuk PSS Sleman Lawan Kendal Tornado
-
Rahasia di Balik Cacing Tanah: Inovasi IoT Mahasiswa UGM Bisa Ubah Sampah Jadi Pupuk Premium
-
Jangan Anggap Remeh, Jantung Koroner di DIY Lampaui Rata-Rata Nasional, Ini Faktor Risikonya