Rohmadi (bukan nama sebenarnya) orang tua dari Abror, menyesalkan peristiwa yang anaknya bersama siswa-siswa yang lain akibat keteledoran dari sekolah.
Anaknya bersama dengan teman-temannya yang ikut dalam kapal tersebut terpaksa harus menjalani hukuman selama 4 hari dengan membersihkan kawasan di sekitar Markas Pol airud di Probolinggo.
Menurut Rohmadi, yang mencari perusahaan tempat para siswa melakukan PKL pihak sekolah. Dan siswa hanya menerima apa yang telah diperintahkan oleh pihak sekolah. Seharusnya sebelum menempatkan para siswa di sebuah perusahaan untuk PKL yang mengandung resiko cukup besar seharusnya pihak sekolah terlebih dahulu memastikan an dokumen kelengkapan administrasi perusahaan tersebut.
"Mosok sekolah kerja sama dengan perusahaan yang abal-abal,"ujarnya.
Baca Juga:Curhat ke Guru Bahasa Inggris, Siswa SMK Malah 14 Kali Dicabuli
Ketika terjadi peristiwa yang tidak diinginkan seperti yang dialami oleh 15 siswa tersebut maka perusahaan bisa dituntut pertanggungjawabannya. Kendati demikian Rohmadi mengaku pasrah dengan apa yang terjadi pada anaknya karena sudah mengantongi sertifikat izin berlayar.
Rohmadi sebenarnya mengaku kecewa karena untuk berangkat PKL anaknya tersebut, Rohmadi mengaku harus mengutag terlebih dahulu kepada juragan tempat istrinya bekerja. Untuk bisa ikut PKL para siswa harus membayar biaya sebesar Rp 1,1 juta rupiah. Rahmadi berharap agar peristiwa tersebut tidak terulang kembali di masa yang akan datang.
"Kasihan anak-anak sekolah harus bisa memastikan keamanan dan keselamatan para siswa," katanya.
Kontributor : Julianto
Baca Juga:Siswa SMK Ditemukan Tewas di Tempat Sampah, Pergelangan Kaki Patah