Suara Kaum Miskin Kota di Aksi Gejayan Memanggil 2: Saya Mengemis untuk DPR

Emak-emak itu mempermasalahkan perihal pasal penangkapan orang yang menggelandang.

Chandra Iswinarno | Praba Mustika
Senin, 30 September 2019 | 17:17 WIB
Suara Kaum Miskin Kota di Aksi Gejayan Memanggil 2: Saya Mengemis untuk DPR
Massa aksi Gejayan Memanggil di Yogyakarta pada Senin (30/9/2019). [Suara.com/Putu Ayu P]

SuaraJogja.id - Di tengah-tengah peserta aksi Gejayan Memanggil, ada seorang emak-emak yang berorasi.

Aksi Gejayan Memanggil 2 tak hanya menyuarakan penolakan RKUHP dan mendesak pengesahan RUU P-KS. Namun ada juga seorang emak-emak yang mewakili Kaum Miskin Kota.

Sesaat sebelum tiba di titik kumpul pertigaan Gejayan, massa yang berangkat dari UIN Sunan Kalijaga berhenti sejenak di depan RRI.

Usai orasi dari mahasiswa, tiba-tiba ada seorang emak-emak yang naik ke atas mobil pikap dan berorasi.

Baca Juga:Seorang Pemulung di Yogyakarta Berikan dukungan Aksi Gejayan Memanggil 2

"Kalau orang terlantar (menggelandang) di jalan mau dipenjarakan, kalian setuju nggak?" Teriak emak-emak yang disahut penolakan kompak oleh mahasiswa peserta aksi.

"Orang menggelandang di jalan itu cari hidup, bukan cari mati!"

"Orang (yang menggelandang) itu membantu membersihkan jalan dari batu, dari botol air mineral. Kami miskin bukan karena kami yang ingin. Meski Saya tidak berpendidikan, tapi pengalaman saya lebih dari kalian (mahasiswa),"

Emak-emak itu mempermasalahkan perihal pasal penangkapan orang yang menggelandang.

"Sekarang salah Saya apa? Masalah Saya apa? Kenapa Saya (terancam) ditangkap? Bukankah Saya mengemis untuk DPR?"

Baca Juga:Ada Makan Gratis untuk Mahasiswa Aksi Gejayan Memanggil 2, Cek di Sini

Di akhir orasinya, emak-emak itu menyindir keras DPR "Mereka (DPR) itu tidak tuli (telinganya) tidak buta (matanya) tapi hatinya!"

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak