Defisit Terparah karena BPJS, RSUD Bantul: Semaput Kita 4 Bulan Tak Dibayar

"Kita efisiensi, semua direm, paling sederhana ya rapat tanpa snack," kata Hari.

Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana
Rabu, 13 November 2019 | 16:39 WIB
Defisit Terparah karena BPJS, RSUD Bantul: Semaput Kita 4 Bulan Tak Dibayar
Kantor pusat BPJS Ketenagakerjaan. (Dok : BPJS).

SuaraJogja.id - Defisit yang sangat besar tengah dialami Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Panembahan Senopati Bantul. Penyebabnya, BPJS menunggak pembayaran selama empat bulan hingga total klaim mencapai Rp36 miliar.

Melansir HarianJogja.com, kali terakhir BPJS melakukan pembayaran adalah pada Mei, dan jumlah puluhan miliar itu merupakan akumulasi tunggakan BPJS pada Juni sampai September.

"Angka itu secara keseluruhan sudah jatuh tempo. Jadi, ya murni utang," ujar Wakil Direktur (Wadir) Umum dan Keuangan RSUD Panembahan Senopati Agus Budi Raharjo di kantornya, Senin (11/11/2019).

Menurut Agus, jumlah tunggakan yang sangat besar ini mengakibatkan defisit terparah dalam sejarah RSUD Panembahan Senopati Bantul.

Baca Juga:Bupati Kepulauan Seribu Canangkan Gerakan Wajib BPJS Ketenagakerjaan

Meski ada cadangan devisa, tetapi jumlahnya hanya bisa untuk menalangi tunggakan paling banyak selama dua bulan.

Sementara itu, hingga saat ini belum ada tanda-tanda dari BPJS akan melunasi utangnya.

"Kalau empat bulan tidak dibayar, ya kita semaput. Maksimal sekali tiga bulan lah, dulu pernah tahun lalu, di triwulan ketiga, tapi tidak separah ini, ini sampai empat bulan, paling panjang," ungkap Hari.

"Biasanya, bulan-bulan ini akan ada pembayaran dari BPJS, kemungkinan ada, dibayar satu bulan dulu, jadi bukan pelunasan ya. Tapi, setidaknya ada kehidupan lagilah," imbuhnya.

Polemik ini wajar terjadi di RSUD Panembahan Senopati Bantul lantaran 90 persen pasiennya menggunakan BPJS, sedangkan yang lain pasien umum dan pengguna Jasa Raharja atau asuransi lainnya.

Baca Juga:Bayar Iuran BPJS Ketenagakerjaan Kini Bisa Lewat LinkAja

Pasien di luar pengguna BPJS inilah yang sementara ini membantu RSUD Panembahan Senopati Bantul menghadapi defisit.

"Kita terbantu cash flow dari pasien umum dan Jasa Raharja yang relatif lancar ya. Sekitar Rp1 milar per bulan kita dapat dana cash dari situ," jelas Hari.

Selain itu, pihaknya juga menerapkan beragam kebijakan untuk menutup defisit anggaran, sembari tetap berupaya memberikan pelayanan terbaik pada masyarakat.

"Kita efisiensi, semua direm, paling sederhana ya rapat tanpa snack. Kita juga menunda pembayaran tagihan pihak ketiga. Sampai hari ini, yang masih kita tunda mencapai Rp22,5 miliar," ungkap Hari.

Penarikan pinjaman ke perbankan, atau dana talangan BPJS, dimanfaatkan pula demi menambal defisit. Saat ini RSUD Panembahan Senopati Bantul telah melakukan penarikan sebanyak tiga kali, dengan total Rp7 miliar dari plafon Rp15 miliar.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak