Sungai Meluap, Jalur Jogja-Wonosari Tersendat di Desa Bunder

Di jalur utama jalan Jogja-Wonosari, arus kendaraan sempat tersendat akibat air sungai Oya meluap hingga ke jalan raya.

Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana
Senin, 30 Desember 2019 | 20:14 WIB
Sungai Meluap, Jalur Jogja-Wonosari Tersendat di Desa Bunder
Warga Gunungkidul gotong royong atasi kejadian sungai meluap, Senin (30/12/2019). - (SUARA kontributor/Julianto)

SuaraJogja.id - Hujan yang melanda Kabupaten Gunungkidul dan sekitarnya membuat sejumlah titik mengalami longsor dan sungai meluap pada Senin (30/12/2019). Pohon tumbang pun terjadi di beberapa tempat karena hujan lebat yang turun tersebut juga disertai angin kencang.

Salah satunya terjadi di Padukuhan Widoro Wetan, Desa Bunder, Kecamatan Patuk. Aliran sungai yang melewati padukuhan itu meluap. Bahkan, kendaraan tak berani melintas, baik dari arah Nglipar menuju Sambipitu maupun sebaliknya. Sungai di Widoro Wetan ini memang berada di jalur alternatif menuju ke Wonosari melalui Nglipar.

"Iya tadi hujan deras banget. Sungai meluap dan mobil enggak berani melintas karena air cukup tinggi. Kendaraan yang melintas juga khawatir jembatannya roboh," tutur Tupar, warga Padukuhan Widoro Wetan.

Tak hanya itu, di jalur utama jalan Jogja-Wonosari, arus kendaraan sempat tersendat akibat air sungai Oya meluap hingga ke jalan raya. Air sungai dari Gunung Api Purba Nglanggeran dan bermuara di Sungai Oya tak mampu ditampung.

Baca Juga:Menengok Asemka, Area Penjaja Terompet Musiman Jelang Tahun Baru 2020

"Iya meluap, setinggi 10-20 sentimeter. Tetapi sekarang sudah surut," ujar Kepala BPBD Gunungkidul Eddy Basuki, Senin (30/12/2019) petang.

Di Padukuhan Plumbungan, Desa Putat, Kecamatan Patuk, banyak tanggul sawah yang jebol. Longsor pun juga melanda salah satu tebing di belakang rumah warga, dan bangunan lapak pasar porak poranda diterpa angin kencang

Suyatno juga mengalami kejadian serupa. Tebing setinggi 3 meter di belakang rumahnya ambrol dan hampir menimpa bangunan kamar mandi. Beruntung, tidak ada kerugian material yang ditimbulkan dari peristiwa tersebut, dan ia perlu memikirkan bagaimana membuat talud di belakang rumahnya.

"Alhamdulillah ndak menimpa rumah," ujarnya.

Sujiran (54), salah seorang warga Plumbungan, mengatakan, hujan mulai turun sejak pukul 13.30 WIB. Lama kelamaan hujan kian lebat dan disertai angin kencang, sehingga membuat pohon sengon miliknya roboh menimpa kandang. Tak hanya itu, rumahnya di bagian belakang juga kemasukan air setinggi mata kaki.

Baca Juga:Menengok Asemka, Area Penjaja Terompet Musiman Jelang Tahun Baru 2020

"Tanggul sawah di belakang rumah jebol, dan air masuk ke rumah," tuturnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini