SuaraJogja.id - Pemerintah Desa (Pemdes) Sidoluhur, Kecamatan Godean, Kabupaten Sleman, DIY menyampaikan pernyataan mengejutkan mengenai Totok Santosa [di salinan KTP nama tertulis R Toto Santoso] dan Fanni Amadia. Sebelum akhirnya ditangkap oleh kepolisian, pasutri tersebut pernah mengaku sedang syuting film kolosal.
Kasi Pemdes Sidoluhur Adi Arya Pradana mengatakan, jajarannya curiga ketika pernah melihat ritual yang berlangsung di rumah kontrakan Totok. Kecurigaan itu mendasari Pemdes untuk terjun ke lapangan.
"Di situ alasannya syuting film kolosal di angkringan. Kami tidak perdalam, tapi di situ ada unsurnya seperti kerajaan-kerajaan karena yang namanya Bu Fanni sangat canggih berkata-kata," ujarnya, di pendopo Balai Desa Sidoluhur, Rabu (15/1/2020).
Pemdes makin merasa terkecoh, mengingat di zaman sekarang sedang tren banyak orang menjadi youtuber.
Baca Juga:Tesla Tantang Peretas Bobol Sistem Keamanan Mobil Listrik Model 3
"Kami kecolongan, saat mereka syuting ternyata ada ritual. Karena banyak kamera juga," tuturnya.
Saat ini, setelah ditangkapnya Totok dan Fanni, Pemdes mengondisikan rumah yang dikontrak Totok lewat pengikutnya itu untuk steril.
"Kami tutup, berikan peringatan untuk mencopot semua atribut. Bendera dan juga lambang simpan dulu. Terus, sementara ditutup tak ada aktivitas," ucapnya.
Adi menambahkan, di sana sempat ada kirab. Namun saat ditanya, mereka menjawab, kirab dilakukan untuk pernikahan anggota.
"Lalu dikirabkan seperti yang viral di video. Kami lihat yang di Purworejo sama dan kaget. Syuting dan kirab sekitar Oktober-November 2019. Jadi selama ini kedoknya bertahan lama di angkringan," imbuhnya.
Baca Juga:Cerita Warga Gunungkidul Rela Jual Sawah Tergiur Janji Manis Totok Santosa
Warga yang tinggal di sebelah rumah kontrakan Totok di Ngabangan, Sidoluhur, Deki Rimawan, menyebut, sempat melihat proses penggeledehan yang dilakukan aparat kepolisian pada Selasa (14/1/2020) malam. Hanya saja saat itu, barang-barang sitaan sudah dimasukkan dalam kotak, sehingga ia tak yakin barang apa saja yang disita dari Totok dan pengikutnya.
"Kalau warga dari dulu curiga, tapi mau bertindak, kegiatan pastinya belum begitu jelas. Jadi warga bisanya cuma memantau saja. Sempat lihat dia, dan wajahnya sama dengan di foto yang di berita," ucapnya.
Deki menyatakan tak terlalu banyak tahu mengenai keseharian Totok bersama warg setempat. Yang ia tahu, Totok tak pernah ikut kegiatan warga, termasuk bila ada gotong-royong. Bahkan ia lebih kerap menghabiskan waktu di dalam rumah.
Kontributor : Uli Febriarni