SuaraJogja.id - Restroom super standar global dibangun di kawasan wisata Hutan Pinus Pengger, Desa Terong, Kecamatan Dlingo, Kabupaten Bantul. Bangunan seluas 71 meter persegi itu terdiri dari empat bilik toilet laki-laki dan lima bilik toilet perempuan. Tersedia pula fasilitas toilet yang diperuntukkan bagi penyandang disabilitas dan nursery room yang bagi ibu dan anak.
Direktur Sumber Daya Manusia dan Umum PT Angkasa Pura I (Persero) Adi Nugroho mengatakan, dari berbagai evaluasi yang dilaksanakan pihak-pihak terkait, ternyata masih banyak fasilitas, terutama restroom di tempat-tempat wisata, yang kurang memenuhi syarat standar global. Oleh karena itu, pihaknya melihat ada peluang untuk melakukan perbaikan fasilitas yang ada di tempat-tempat wisata di seluruh Indonesia.
"Makanya dengan pembuatan restroom yang standarnya bagus, saya berharap akan menambah nyaman wisatawan, terutama menengah ke atas," tuturnya, Senin (10/2/2020), usai meresmikan restroom berstandar global di Kawasan Hutan Pinus Pengger, Dlingo, Bantul.
Dirinya berharap, restroom berstandar global tersebut dapat ditiru di tempat-tempat lain karena menurut dia, fasilitas restroom biasanya hanya dibuat seadanya. Namun kali ini berbeda, restroom yang dibangun pihaknya di kawasan Hutan Pinus Pengger sangat memperhatikan segala detail seperti standar yang digunakan di bandara internasional milik PT Angkasa Pura I.
Baca Juga:Disebut Jebak PSK, Pelapor Polisikan Andre Rosiade Pakai Pasal Berlapis
Selain di kawasan Hutan Pinus Pengger, pihaknya juga akan membangun empat titik restroom berstandar global di berbagai wilayah di Indonesia, terutama yang berdekatan dengan bandara yang dimiliki PT Angkasa Pura I, seperti di Bali, Makassar, ataupun wilayah-wilayah lain yang memiliki destinasi wisata unggulan.
PT Angkasa Pura I juga melaksanakan program yang sama dalam mendukung pariwisata dengan fasilitas serupa di beberapa wisata lainnya, yaitu di Taman Satwa Taru Jurug Solo, Kawasan Pura Agung Bali, Taman Satwa Taru Jurug Manado, Taman Nasional Bulusaraung Bantimurung Maros, serta di Pantai Lasiana Kupang.
Karena standar global, maka pihaknya juga merasa berkewajiban untuk mempersiapkan sumber daya manusia yang akan mengelola restroom tersebut. Pihaknya akan melakukan pendampingan setidaknya selama tiga bulan untuk mempersiapkan sumber daya manusia yang mengelola restroom tersebut.
"Kalau nanti mau digratiskan atau bayar, terserah pengelola," tambahnya.
Menurut Adi, perkembangan pariwisata di suatu daerah turut didukung aksesibilitas moda transportasi, salah satunya transportasi udara. Sebagai pengelola pintu gerbang utama masuknya wisatawan melalui udara di suatu daerah, PT Angkasa Pura I memiliki peran untuk turut mendukung pengembangan sektor pariwisata dan budaya di Yogyakarta.
Baca Juga:Berkemeja Merah, Gibran Jalani Fit and Proper Test Calon Wali Kota Solo
Kepala Dinas Pariwisata DIY Singgih Raharjo mengatakan, public restroom ini menjadi fasilitas yang diberikan kepada para wisatawan untuk menuju standar global. Ini menjadi suatu percontohan di kawasan wisata yang nantinya akan dijadikan standar di kawasan destinasi wisata lainnya di Yogyakarta.
- 1
- 2