Psikolog Sebut 6 Siswi SMPN 1 Turi Alami Gejala Gangguan Psikis

Tim akan memantau terus kondisi siswi tersebut, baik di sekolah maupun di Puskesmas, hingga 7 hari ke depan.

Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana
Senin, 24 Februari 2020 | 10:41 WIB
Psikolog Sebut 6 Siswi SMPN 1 Turi Alami Gejala Gangguan Psikis
Tim dari psikolog pendamping, sekolah, hingga Pemkab Sleman hadir dalam jumpa pers di halaman SMPN 1 Turi, Senin (24/2/2020). - (Suara.com/Uli Febriarni)

SuaraJogja.id - Tim psikolog yang bertugas mendampingi sivitas SMPN 1 Turi, Sleman menjumpai, sedikitnya ada enam siswi SMPN 1 Turi yang mengalami gejala gangguan psikis pascaperistiwa laka susur Sungai Sempor, Jumat (21/2/2020).

Ketua Ikatan Psikolog Klinis Indonesia wilayah DIY Siti Urbayatun menjelaskan, keenam siswi tersebut mengalami sejumlah gejala, baik psikis (emosi), fisik, maupun perilaku. Menurut dia, bentuk gejala gangguan ada beberapa macam, mulai dari psikis, fisik, hingga perilaku. Gejala psikis yang ditunjukkan misalnya menunjukkan raut wajah sedih, gejala fisik misal mual. Sedangkan gejala perilaku yaitu berteriak.

"Sekali lagi, ini gejala. Belum bisa disebut gangguan, melainkan reaksi dari apa yang baru saja dialami. Untuk menanganinya, kami juga bekerja sama dengan tim medis," kata dia dalam jumpa pers di halaman sekolah, Senin (24/2/2020).

Tim akan memantau terus kondisi siswi tersebut, baik di sekolah maupun di Puskesmas, hingga enam hari ke depan.

Baca Juga:5 Fakta Tragedi Susur Sungai Sempor SMPN 1 Turi: Kronologi hingga Korban

"Karena kadang-kadang hal semacam ini menular. Melihat teman-temannya menangis, siswa lain akan empati dan menangis pula. Dan bukan berarti dia terpapar. Maka ini akan kami pantau terus, keadaan psikologi si anak yang perlu pendampingan intensif," ujarnya.

Anak-anak yang diberi pendampingan psikologis tidak disendirikan dalam pendampingan karena saat siswa sudah bisa berbaur, hal itu akan baik untuk pemulihan.

"Jika gangguan tidak ditangani, akan mengarah ke gangguan berat. Kondisi saat ini tergantung situasi, bisa disebut dengan kecemasan dan dalam jangka lama bisa traumatic stress disorder kalau penanganan tertunda 6 bulan," kata dia.

Terkait home visit, tim melakukan proses empati dan belasungkawa. Karena porses dukungan sosial sangat penting untuk membuat keluarga kembali seperti semula, lanjutnya.

Siti menambahkan, peristiwa yang baru saja dilewati oleh siswa/i SMPN 1 Turi merupakan kejadian luar biasa, sehingga dibutuhkan kerja sama dengan berbagai pihak untuk menciptakan suasana kondusif. Untuk itu, jajarannya bekerja sama dengan pemerintah serta universitas dan kampus yang memiliki jurusan psikologi, dalam penanganan psikologis siswa, keluarga, dan orang terdampak kejadian.

Baca Juga:Suasana Hari Pertama di SMPN 1 Turi Pascalaka Susur Sungai Sempor

"Terima kasih kepada komunitas dan masyarakat yang telah membantu dan terima kasih telah peduli," ungkapnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak