Pemkab Gunungkidul Stop Semua Ekstrakurikuler Berisiko Tinggi di Sekolah

Bahron Rasyid mengungkapkan sikap tersebut muncul menyusul tragedi susur sungai yang menimpa pelajar SMP Negeri 1 Turi.

Galih Priatmojo
Selasa, 25 Februari 2020 | 16:04 WIB
Pemkab Gunungkidul Stop Semua Ekstrakurikuler Berisiko Tinggi di Sekolah
Personel SAR Gabungan mencari korban susur Sungai Sempor SMPN 1 Turi, Sabtu (22/2/2020). - (ist)

SuaraJogja.id - Pemerintah Kabupaten Gunungkidul memutuskan menghentikan sementara seluruh program ekstrakurikuler di semua tingkat satuan pendidikan terutama kegiatan yang memiliki resiko tinggi. Mereka akan segera mengeluarkan surat himbauan untuk penghentian kegiatan tersebut.

Kepala Kwartir Cabang (Kwarcab) Gunungkidul, Bahron Rasyid mengungkapkan sikap tersebut muncul menyusul tragedi susur sungai yang menimpa pelajar SMP Negeri 1 Turi, Sleman pada Jumat (21/2/2020) lalu. Penghentian tersebut merupakan upaya untuk mengurangi risiko dan hal-hal yang tak diinginkan pascainsiden di Turi tersebut.

"Kita 'cooling down' terlebih dahulu pasca terjadinya kegiatan yang berujung maut di Turi tersebut,"ujarnya Bahron saat ditemui di sela rapat kerja cabang Kwarcab Gunungkidul, Selasa (25/2/2020).

Namun, tambah Bahron, bukan program ekstrakulikuler yang berhenti tetapi kegiatan-kegiatan tertentu yang berisiko tinggi. Di antaranya seperti susur sungai atau apapun itu, meskipun sejatinya ekstrakulikulernya tetap jalan. 

Baca Juga:Pasca Laka Air SMPN 1 Turi, Bupati Gunungkidul Panggil Para Pembina Pramuka

Dalam masa 'cooling down' tersebut bisa dimanfaatkan oleh seluruh pengurus program ekstrakurikuler untuk muhasabah atau evaluasi seluruh rangkaian perencanaan dan pelaksanaan kegiatan untuk kedepannya. Sebagai gantinya seluruh kegiatan yang berisiko tersebut jika tetap akan dilaksanakan bisa memindahkannya di dalam lingkungan sekolah. 

"terlebih yang bersentuhan dengan kegiatan bereiko tinggi. Kami juga akan terus meningkatkan pembinaan dan penggemblengan para pembina pramuka hingga ke satuan gugus depan," tambahnya.

Ia menghimbau agar kegiatan-kegiatan tersebut sebaiknya dipindahkan ke lingkungan sekolah bisa lebih aman dan nyaman atau menyelenggarakan kegiatan yang nilai tantangan alamnya lebih sedikit. Pihaknya akan mendiskusikan kegiatan apa saja yang berisiko tinggi dan menimbulkan kekhawatiran khalayak.

Wakil Bupati Gunungkidul, Immawan Wahyudi mendukung adanya penghentian sementara kegiatan ekstrakurikuler yang berisiko tinggi. Menurutnya, upaya 'cooling down' tersebut diakuinya penting untuk menjadikan pembelajaran bagi semua pihak. 

"Saya kira langkah itu adalah langkah yang etis di dalam pramuka.  Kejadian susur sungai di Turi bisa kita jadikan sebagai pembelajaran untuk waktu yang akan datang dalam melaksanakan kegiatan. Jadi sekarang kita cooling down dulu agar semua tenang," tandasnya. 

Baca Juga:Terbongkar, Ini Misteri Kampung Pitu Gunungkidul hingga Bertaruh Nyawa

Kontributor : Julianto

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini