Untuk penutupan operasional Candi selama 9 hari tersebut, pihaknya juga akan meliburkan seluruh karyawan yang ada. Hanya jajaran direksi dan juga 1 level di bawah direksi yang masih harus masuk kerja karena mereka masih akan berkepentingan dalam hal menentukan strategi pascapenutupan operasional Candi Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko.
"Tetapi selama masa penutupan kami juga tetap melakukan prosedur menjaga sterilisasi kawasan candi dari kemungkinan terjangkitnya COVID-19," tambahnya.
Kendati demikian, karena pada periode 20 Maret hingga 29 Maret 2019 ada perayaan Hari Nyepi, maka khusus untuk hari besar tersebut pihaknya akan membuka, ettapi dengan kategori pengunjung yang sangat terbatas. Jumlah personel yang diperkenankan untuk turut serta dalam upacara Hari Nyepi tersebut tetap akan dibatasi.
Selain itu, pihaknya hanya akan memperkenankan penggunaan kawasan candi untuk ritual semata, bukan dalam konsentrasi massa yang cukup banyak karena biasanya ada rangkaian Tawur Agung yang akan dihadiri oleh puluhan ribu umat yang merayakannya.
Baca Juga:Wika Salim Pakai Kebaya Beludru Biru, Anggunnya Bikin Meleleh
"Kali ini akan kami batasi. Hanya untuk ritual berdoa saja. Itu pun sangat terbatas," tandasnya.
Selain jumlahnya yang dibatasi, prosedur penyesuaian COVID-19 juga akan tetap dilaksanakan. Para peserta upacara rangkaian Hari Nyepi akan di-screening dengan sangat ketat. Para peserta juga tidak diperkenankan untuk masuk melalui pintu utama, melainkan dari pintu yang sudah pengelola tentukan.
Direktur Pelayanan dan Pemasaran PT TWC Hetty Herawaty menambahkan, berkaitan dengan penutupan tersebut, tentu akan ada potensi kerugian. Pihaknya pun akan melakukan koreksi terkait dengan target yang akan dicapai selama 2020 ini.
"Di awal tahun 2020 lalu, PT TWC menargetkan ada pertumbuhan jumlah pengunjung dan jumlah pemasukan sampai 25%. Target tentu tidak relevan lagi," tambahnya.
Kontributor : Julianto
Baca Juga:Update Corona di Jabar: Jumlah Pasien Positif 26 Warga, 2 Meninggal Dunia