"Dari Puskesmas kita kontribusinya membuka hotline pengumuman lintas sektor dan masyarakat kalau ada warga pendatang silahkan lapor ke RT," kata Suprabandari.
Masyarakat pendatang bisa melaporkan ke RT jika memiliki keluhan sakit, misalkan pegal linu, sakit perut maupun keluhan lain.
Menguatkan pernyataan Suprabandari, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul, Agus Budi Rahardja menegaskan bahwa saat ini Puskesmas di Bantul belum bisa melayani Rapidtest maupun uji Swab PCR.
"Kalau di puskesmas Bantul untuk saat ini belum ada," kata Agus.
Baca Juga:Dampak Covid-19, Tingkat Stres Perempuan Lebih Tinggi Karena Ekonomi Sulit
Namun, ia menyampaikan Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul sudah menerima pasokan alat rapid test dari pemerintah pusat sebanyak 650 buah.
Sesuai dengan arahan dari Kemenkes, Agus menyebutkan rapidtest diutamakan untuk tenaga medis dan orang yang memiliki kontak erat dengan pasien yang dikonfirmasi positif COVID-19.
Alat rapidtest tersebut akan digunakan untuk menguji total 325 orang. Setiap orang akan mengikuti dua kali tes dengan jarak antar tes selama sepuluh hari.
"Di beberapa puskesmas sudah dilakukan, termasuk di Sewon tadi juga sudah kita lakukan," kata Agus.
Rapidtest sudah mulai dilakukan kepada tenaga medis di tingkat puskesmas. Termasuk juga kepada orang yang berkontak erat dengan pasien covid-19. Meski mendapatkan pasokan dari pemerintah pusat, Agus mengaku pihaknya tetap mengusahakan untuk melakukan pengadaan alat rapidtest mandiri.
Baca Juga:Kocak tapi Miris, Penjual Pisang Pakai Bra Sebagai Pengganti Masker
Saat ini, pihaknya telah memesan 1000 alat rapidtest yang dapat digunakan oleh 500 orang. Namun, jika kedepannya tren penderita corona terus meningkat, Dinkes akan mempertimbangkan pengembangan objek tes, seperti pada masyarakat umum.