RSUD Saptosari Belum Siap, Warga yang Diisolasi Tertekan

Suharno menilai, RSUD Saptosari belum siap menjadi penampungan atau tempat isolasi pasien virus corona.

Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana
Jum'at, 01 Mei 2020 | 16:45 WIB
RSUD Saptosari Belum Siap, Warga yang Diisolasi Tertekan
Pasien Covid-19 sulit dapat kamar di RS rujukan pemerintah. (Suara.com/Iqbal)

SuaraJogja.id - Sebanyak 17 warga Kabupaten Gunungkidul yang dinyatakan positif corona melalui rapid test oleh Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Gunungkidul menjalani isolasi di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Saptosari. Padahal, RSUD Saptosari baru dalam tahap penyelesaian pembangunan.

Isolasi terhadap 17 warga yang dilakukan oleh tim Gugus Tugas dianggap justru menambah beban psikologis bagi mereka. Warga yang diisolasi justru tertekan karena kondisi bangunan yang belum memadai serta Sumber Daya Manusia (SDM) yang masih sangat kurang.

Hal tersebut terungkap dari kunjungan Wakil Ketua DPRD Gunungkidul Suharno, Jumat (1/5/2020). Ada sejumlah catatan yang ia temukan dan harus segera ditindaklanjuti oleh tim Gugus Tugas agar pasien merasa nyaman untuk menjalani isolasi.

Suharno menilai, RSUD Saptosari belum siap menjadi penampungan atau tempat isolasi pasien virus corona karena ruangan gedung yang belum siap. Dia menyadari, RSUD Saptosari memang belum selesai tahap pembangunannya. Namun demikian, harus ada gerak cepat untuk menanganinya.

Baca Juga:Bansos COVID-19 Orang Miskin di Tangerang Disunat RT untuk Beli Rokok

"Warga yang saya temui di sana banyak yang mengeluhkan kondisi RSUD tersebut,"ujarnya, Jumat, usai meninjau RSUD Saptosari.

Selain ruangan yang belum siap, Suharno juga menilai,  SDM di RS tersebut belum terpenuhi. Padahal, SDM sangat dibutuhkan untuk memberikan perawatan kepada warga yang diisolasi. Oleh karena itu, ia meminta kepada Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gunungkidul untuk segera memenuhi kebutuhan SDM guna operasional RSUD Saptosari.

Fakta lain yang ia temukan adalah, warga yang menjalani isolasi sangat tertekan dan resah karena satu ruangan dihuni dua sampai dengan empat orang. Hal ini justru menimbulkan kekhawatiran akan potensi penularan Covid-19 makin besar karena ruangan tidak disendirikan.

"Saya melihat langsung warga yang dikarantina sangat menderita karena dikunci dari luar seperti orang di penjara. Pihak yang diisolasi secara fisik sehat baik, tapi karena mental bisa terjadi stres, dan pemerintah harus menyikapi secara cepat atas keluhan tersebut, termasuk Gugus Tugas harus menindaklanjuti," tandasnya.

Ia melihat, saat ini RSUD Saptosari masih memerlukan pemasangan AC portable dan TV untuk menghibur warga yang diisolasi supaya mereka tidak makin tertekan dijauhkan dari keluarganya.

Baca Juga:Sepekan Ada 7.748 Kendaraan Jadetabek Mau Mudik, Semua Digiring Balik

Selain itu, RSUD Saptosari juga memerlukan dapur umum untuk pelayanan makanan. Tujuannya, agar standar gizi terpenuhi tidak hanya dari makan tiga kali sehari. Dengan demikian, warga akan terjaga imunitasnya selama masa isolasi 14 hari tersebut.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini