PB IDI Sebut Pemberlakuan New Normal Lebih Efektif Ketimbang Lockdown

Sekda DIY, Baskara Aji mengungkapkan semua pihak diharapkan mulai beradaptasi dengan New Normal.

Galih Priatmojo
Sabtu, 23 Mei 2020 | 09:42 WIB
PB IDI Sebut Pemberlakuan New Normal Lebih Efektif Ketimbang Lockdown
Warga Gang Kramat memeriksa pendatang didepan pintu masuk di Jalan Monumen Pancasila Sakti, Lubang Buaya, Jakarta Timur (22/4). [Suara.com/Alfian Winanto]

SuaraJogja.id - Ketua Pelaksana Tim Partisipasi Masyarakat Penanganan Pandemi Covid-19 Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI), Andrianto Purnawan menyatakan kebijakan New Normal yang akan diterapkan pemerintah dinilai lebih efektif dibandingkan lockdown di masa pandemi Covid-19 ini. Sebab lockdown yang diterapkan di 25 negara berdampak buruk pada sektor ekonomi.

"Dari 25 negara yang lockdown tidak ada yang kasusnya turun. Lockdown menyebabkan ekonomi macet. Tanpa lockdown saja sudah macet, apalagi lockdown," ungkap Andrianto di Kompleks Kepatihan Yogyakarta, Jumat (22/05/2020) petang.

Meski lebih efektif, pelaksanaan New Normal harus memenuhi protokol kesehatan di masa pandemi. Sebab dibukanya pusat-pusat ekonomi bisa memicu kerumuman dan menjadi medium penularan Covid-19.

Berbagai fasilitas umum, termasuk pusat perbelanjaan harus menerapkan protokol pencegahan Covid-19. Di antaranya menyediakan fasilitas cuci tangan dan handsanitizer, memberlakukan jaga jarak atau physical distancing serta mewajibkan pemakaian masker.

Baca Juga:Indah Tak Bercela, Ini 4 Masjid dengan Arsitektur Unik di Yogyakarta

Masyarakat pun diminta mempunyai kesadaran pola hidup bersih dan sehat(PHBS). Dengan demikian perubahan paradigma kehidupan menuju New Normal dapat berjalan dengan baik.

"Walaupun saya tenaga medis, apakah mereka [tenaga medis lain]tidak memikirkan keluarganya cleaning service yang ada di sana (mal) dan lain-lain. Mereka butuh makan. Tidak apa-apa mall dibuka tapi perilaku hidup bersih dan sehat harus dijalankan. Yang penting jangan menyentuh hidung dan mata karena kita tidak tahu menyentuh benda yang abis disentuh siapa," jelasnya.

Andrianto menambahkan, bagi tenaga medis diharapkan mampu membawa pesan yang optimis. Masyarakat tidak perlu dianggap masalah dan tenaga medis yang harus menyelesaikan masalah.

Sebab tenaga medis merupakan bagian dari tim penanganan COVID-19. Laiknya di medan perang, mereka adalah perajuritnya.

"Apa mungkin tentara masang spanduk kasihanilah kami ya seneng musuhnya. Jadi tagline yang harus muncul seperti kami siap garda terdepan menangani Covid-19. Mari kerjasama melawan Covid-19 bukan sesuatu yang menakutkan," ungkapnya.

Baca Juga:Bhinneka Life Pasok APD ke RSUD Panembahan Senopati Yogyakarta

Yang tak kalah penting, lanjutnya adalah mengubah stigma pasien Covid-19 di masyarakat. Pasien yang sudah sembuh jangan sampai dikucilkan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak