SuaraJogja.id - Mengantisipasi penyebaran Covid-19 yang makin meluas, Pemerintah Kota Yogyakarta melalui Gugus Tugas Penanganan Covid-19 menyasar 10 pasar tradisional untuk dilakukan Rapid Diagnostic Test (RDT), Kamis (4/6/2020).
Ketua Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Heroe Poerwadi menuturkan, dari 10 pasar tersebut, ada 250 pedagang yang akan menjalani rapid tes.
"Ada 10 pasar yang kami pilih untuk melakukan rapid tes. Sebanyak 250 pedagang kami jadikan sampel untuk melihat hasilnya," terang Heroe kepada wartawan saat ditemui di Pasar Beringharjo.
Sepuluh pasar tersebut antara lain, Pasar Beringharjo Timur ada 89 pedagang, Pasar Demangan 24 pedagang dan asar Karangwaru 4 pedagang.
Baca Juga:Petugas PPSU Cilangkap Tewas Tertimpa Pohon Tumbang
"Selanjutnya Pasar Kranggan 25 orang, pasar Patuk 9 orang. Pasar Serangan 13 orang. Pasar Kotagede 21 orang. Pasar buah dan sayur Giwangan 36 orang. Pasar Sentul 13 pedagang serta pasar satwa dan tanaman hias yogyakarta (Pasty) 13 pedagang," ungkap dia.
Pria yang juga menjabat sebagai Wakil Walikota Yogyakarta itu mengungkapkan, pemeriksaan rapid tes ini dilakukan secara acak. Selain pasar, sejumlah tempat keramaian seperti mall nantinya juga akan dilakukan tes.
"Yang jelas ada tahapannya, di mall nanti pegawai dan tenant yang kami periksa dan dijadikan sampel. Pertama sasarannya ke sejumlah pasar yang ada di Kota," ungkap dia.
Heroe mengatakan, sejauh ini Pemkot Yogyakarta telah melakukan upaya pencegahan penularan di setiap pasar. Seperti aturan penggunaan masker dan penyediaan sekat antara pedagang satu pedagang lainnya.
"Wastafel kami sediakan di setiap pintu masuk pasar. Selain itu wajib menggunakan alat pelindung seperti masker atau sarung tangan oleh para pedagang. Sampai saat ini masih perlu penyempurnaan," kata dia.
Baca Juga:Kevin Aprilio Minta Izin ke Kekeyi Cover Lagu Keke Bukan Boneka
Selain itu, ia mengungkapkan bahwa saat ini pihaknya masih melakukan upaya untuk pembuatan sekat antar pembeli dan pedagang. Pasalnya, meski telah dibuat pembatas berupa sekat hal itu belum optimal.
"Beberapa pasar menggunakan tali rafia untuk membatasi pedagang dan pembeli. Hanya saja itu belum optimal. Masih harus ada penyesuaian dan penyempurnaan untuk menghindari kontak antar pembeli dan pedagang," katanya.
Hingga kini, hasil rapid tes para pedagang yang dilakukan sejak Rabu (3/6/2020) belum bisa disampaikan lantaran perlu dianalisis terlebih dahulu untuk menunjukkan hasil reaktif atau non-reaktif.
"Hingga kini masih diolah oleh teman-teman (Fakultas Kedokteran) UGM. Nanti jika ada yang reaktif, akan kami tempatkan di shelter yang ada di Balai Diklat Kemensos, Jalan Veteran, Yogyakarta. Mereka ditempatkan di sana sembari menunggu uji Swab," katanya.
Perihal potensi penutupan pasar jika ada temuan hasil positif Covid-19 oleh beberapa pedagang, Heroe belum bisa memastikan hal itu.
"Harapannya tidak ada yang positif. Sehingga perekonomian di pasar tetap berjalan seperti biasa. Kita tunggu dulu hasilnya," ungkap Heroe.