Peci Geblek Renteng, Kerajinan Termasyhur Khas Kulon Progo

Peci geblek renteng tidak hanya berkualitas namun juga memiliki nilai karena dikerjakan secara manual oleh pengrajin.

M Nurhadi | Hiskia Andika Weadcaksana
Minggu, 21 Juni 2020 | 11:32 WIB
Peci Geblek Renteng, Kerajinan Termasyhur Khas Kulon Progo
Sarbini menunjukkan hasil produksi peci geblek renteng miliknya, di rumahnya daerah Pedukuhan Lengkong, Desa Donomulyo, Kapanewon Nanggulan, Minggu (21/6/2020). [Suarajogja.id / Hiskia Andika]

SuaraJogja.id - Semangat Bela Beli Kulon Progo terus diserukan instansi pemerintahan Kabupaten Kulon Progo. Selain baju batik yang sudah menjadi ciri khas, kini giliran peci bermotif geblek renteng yang mulai digencarkan.

Panewu Nanggulan, Duana Heru, mengatakan bahwa Bupati Kulon Progo sudah memberikan instruksi kepada seluruh jajarannya untuk terus memacu semangat Bela Beli Kulon Progo. Peci bermotif geblek renteng rencananya akan mulai diwajibkan untuk semua instansi di Kulon Progo.

"Selain bermotif geblek renteng peci tersebut juga diproduksi langsung oleh tangan terampil perajin peci di Kulon Progo," ujar Duana, saat ditemui di tempat produksi peci geblek renteng, Minggu, (21/6/2020).

Produksi peci tersebut adalah milik Sarbini warga Pedukuhan Lengkong, Desa Donomulyo, Kapanewon Nanggulan. Menurutnya, inovasi yang dibuat Sarbini ini merupakan bentuk dukungan kepada Kulon Progo yang patut untuk diapresiasi.

Baca Juga:Bocor, Naughty Dog Siapkan Sekuel Keempat Crash Bandicoot

Duana berharap, semangat Bela Beli Kulon Progo yang dituangkan Sarbini dalam peci ini tidak hanya membantu Sarbini dalam mengangkat bisnis kerajinannya. Namun juga bisa dicontoh oleh masyarakat lain agar bisa lebih berinovasi menambahkan ciri khas Kulon Progo pada setiap kerajinan yang diproduksi.

"Bisa menambahkan sentuhan khas Kulon Progo sebagai daya jual sekaligus sebagai dukungan juga untuk Kulon Progo tercinta," ungkapnya.

Saat ini Sarbini baru memproduksi sesuai pesanan yang kerap kali justru datang dari luar daerah. Duana menambahkan, kualitas dari peci produksi Sarbini sudah sangat sesuai standar dan layak untuk memiliki harga yang lebih. Pasalnya, Sarbini membuatnya dengan penuh ketelitian secara manual atau hand-made.

"Kalau memang lama ya karena buatan tangan bukan mesin, sehingga kualitasnya bagus. Harganya pun menengah, tidak terlalu murah sehingga mengabaikan kualitas dan tidak terlalu mahal sehingga tidak dijangkau," ucapnya.

Sementara itu, Sarbini mengatakan ide membuat peci ini datang dari mantan Bupati Kulon Progo, Hasto Wardoyo yang kini menjabat sebagai Kepala Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional. Ia juga tidak menampik bahwa dari peci bermotif geblek renteng ini membuat produksinya tetap jalan di tengah pandemi Covid-19.

Baca Juga:Begal Pesepeda di Panglima Polim Viral, Polres Jaksel Tingkatkan Patroli

Sebelumnya Sarbini membuat kopiah untuk dipasarkan sehari-hari, baru beberapa waktu terakhir pihaknya membuat peci. Kurang lebih sudah sekitar enam tahun ia menggeluti kerajinan peci dan kopiah tersebut.

"Memang belum sebanyak peci biasa pesanannya tapi dengan adanya dukungan dari jajaran Pemkab Kulon Progo setidaknya bisa ikut menopang usaha ini," kata Sarbini.

Wabah Covid-19 turut berdampak pada usaha peci ini, biasanya di bulan Ramadan dia bisa menjual hingga diatas penjualan harian. Kini, bahkan ia cukup kesulitan memasarkan pecinya.

Produksi peci dan kopiah Sarbini terdiri dari berbagai bahan baku. Bahan itu yang nantinya membedakan kualitas dan harganya. Sarbini mematok harga Rp.350.000-800.00 perkodi.

"Untuk peci bermotif geblek renteng sendiri sekarang memang baru sedikit dengan pengembangan di warna, mulai dari merah, biru, kuning hingga hijau," ucapnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini