Belajar Otodidak, Polisi Kulon Progo Rangkul Warga Cocok Tanam Hidroponik

Tidak hanya dijual secara online, Joko Sulisno juga mempersilakan warga sekitar untuk mengambil sayur di tempatnya secara gratis.

M Nurhadi | Hiskia Andika Weadcaksana
Senin, 22 Juni 2020 | 14:06 WIB
Belajar Otodidak, Polisi Kulon Progo Rangkul Warga Cocok Tanam Hidroponik
Anggota Polsek Pengasih, Kulon Progo, Aipda Joko Sulisno menunjukkan tanaman hidroponik di lahan kosong miliknya, Senin (22/6/2020). [Suarajogja.id / Hiskia]

SuaraJogja.id - Menikmati sayuran dari kebun sendiri bukan hal yang mustahil diwujudkan oleh masyarakat di perumahan padat penduduk. Tidak perlu lahan yang luas untuk bisa bercocok tanam sehingga bisa menghasilkan sayuran segar yang siap dikonsumsi.

Seperti yang dilakukan seorang anggota Polsek Pengasih, Kulon Progo, Aipda Joko Sulisno (40) yang bisa memanfaatkan lahan kosong di sekitar perumahan tempat tinggalnya untuk bercocok tanam hidroponik

“Saya memang dari dulu sudah tertarik dengan pertanian,” ujar Joko saat ditemui di rumahnya di Komplek Griya Binangan Asri, Pengasih, Kulon Progo, Senin (22/6/2020).

Kesibukannya setelah bergabung dengan korps Bhayangkara tidak menghentikan keinginan Joko untuk terjun dalam dunia pertanian. Memang tidak sebesar lahan sepak bola atau sawah pada umumnya, namun dengan keinginannya yang kuat, ia berhasil mengembangkan pertanian modern di lahan terbatas miliknya.

Baca Juga:Justin Bieber Bela Diri Dituduh Lakukan Pelecehan Seksual

Anggota Unit Lantas Polsek Pengasih ini mempelajari sistem pertanian hidroponik secara mandiri dari internet. Setelah dirasa cukup mampu dan siap, ia memutuskan untuk mengaplikasikan ilmu yang didapatkannya itu secara langsung.

"Saya belajar dari internet lalu mulai praktik dengan membuat instalasi menggunakan paralon dan ember, yang diberi lubang dan dialiri air," katanya.

Dengan bekal pengetahuan yang ia miliki, Joko mulai menyemai selada, sawi dan kangkung untuk ditanam. Mulai dari benih itu tadi yang nantinya akan dipindah ke setiap lubang yang sudah disiapkan. Dengan metode yang cukup sederhana, Joko menuturkan dibutuhkan waktu satu bulan untuk tumbuh.

“Sebenarnya untuk perawatannya sangat mudah. Hanya perlu menambahkan nutrisi di air dengan takaran yang pas nanti hasilnya bisa dilihat kurang lebih sebulan,” imbuhnya.

Joko mengatakan, hasil dari pertanian dengan sistem hidroponik tersebut cukup diminati oleh pasar. Misalnya saja selada yang bisa dijualnya dengan harga Rp25.000.

Baca Juga:5 Orang di CFD Reaktif Corona, Anies: Ada Hikmahnya, Apa Coba?

Menurutnya, kualitas selada hidroponik  lebih segar dibandingkan selada yang ditanam di tanah dengan metode konvensional.

“Kita pasarkan lewat online, dan beberapa rumah makan sekarang malah langganan juga,” ucapnya.

Tidak hanya dipasarkan, Joko juga mempersilakan warga sekitar untuk memetik sayur secara gratis. Selain juga sudah keinginan pribadinya, Joko semakin yakin setelah mendapat instruksi dari Kapolri dan Kapolda demi mewujudkan ketahanan pangan.

Wakapolres Kulonprogo Kompol Sudarmawan turut mengapresiasi Joko yang mampu menyempatkan dirinya mengembangkan pertanian di lahan terbatas di tengah kesibukannya menjadi anggota polisi. Ia juga mampu merangkul warga untuk bersama-sama mewujudkan ketahanan pangan lebih lagi di tengah pandemi Covid-19.

“Tidak perlu lahan luas tapi sudah mampu menghasilkan sayuran yang lebih segar dan aman untuk dikonsumsi. Dan kalau hanya untuk sayur pun ini tidak akan habis sehingga ketahanan pangan bisa terwujud,” ujarnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak