SuaraJogja.id - Tiga hari lalu, Presiden Jokowi marah di hadapan para menterinya saat rapat kabinet yang digelar tertutup. Kemarahan Jokowi itu pun mendapat sorotan, termasuk dari Amien Rais.
Mantan Ketua MPR tersebut menyebut bahwa kemarahan Presiden Jokowi itu mengaku sedih tapi sekaligus tertawa. Menurutnya kemarahan Jokowi itu seperti peribahasa menepuk air didulang terpercik muka sendiri.
"Saya terbit kasihan terbit ketawa juga kemudian seperti menepuk air didulang, terpercik muka sendiri," ujarnya lewat IG TV yang diunggah di akun Instagramnya, kemarin.
Lebih lanjut, Amien Rais menilai bahwa kemarahan Presiden Jokowi ada sejumlah kemungkinan yang bisa ditangkap. Ia menduga bahwa mantan Gubernur DKI Jakarta itu tengah bermain sandiwara.
Baca Juga:Gasak Motor di 35 TKP Sleman, Sindikat Pencuri Motor Dibekuk Polisi
Menurutnya dengan mempublikasikan kemarahan di depan menteri, seolah Presiden Jokowi ingin mendapatkan kembali simpati masyarakat di tengah situasi saat ini yang kurang menguntungkan bagi elektabilitasnya.
"Pak Jokowi ini bisa juga main sandiwara politik dengan mengaduh dan merintih-rintih biar rakyat kembali mempercayai Pak Jokowi mencintai beliau kemudian dibela jadi yang membuat jengkel pak jokowi adalah menterinya sementara pak Jokowinya itu bagus sekali bagus," ungkapnya.
Tetapi menurutnya, cara sandiwara seperti itu saat ini sudah tak lagi efektif dipakai. Mantan Ketua Umum Partai Amanat Nasional tersebut meminta Presiden Jokowi untuk lebih fokus, jika menginginkan resuffle maka segerakan.
Tak hanya itu, ia juga mengingatkan Jokowi tentang cerita era pak Harto yang ditinggalkan para menterinya saat kekuasaannya menjelang runtuh.
"Kalau mau resuffle ya silakan tapi jangan pilih yang begitu lagi. dan harus cepat kalau tidak ya sudah begini apa adanya,
saya ingatkan pada pak Jokowi ingatlah nasib pak harto dulu beliau 32 tahun berkuasa semua menterinya mengiyakan dan memujinya tapi gerakan rakyat sudah mengepung kekuasaan sepertinya pak harto sulit untuk bertahan semua menterinya meninggalkan. kecuali satu orang Saadilah Mursjid," katanya.
Baca Juga:Fakta Penemuan Bayi di Sleman, Polisi: Pelaku Mahasiswa FK di Semarang
"Ya allah jadi saya cuma mengingatkan berkacalah pada nasib Pak harto yang sangat kuat waktu itu tapi itupun ketika ditinggal menterinya jadi keropos. bung karno juga pernah hebat tapi akhirnya juga runtuh. Nah ini pak Jokowi jauh lebih enteng dari pak Harto atau bung Karno jadi saya katakan kalau masih mau berbenah cepatlah tidak perlu sandiwara lagi, bismillah kalau sudah pakai bismillah masih cengegesan ya saya kira Allah akan membuat perhitungan itu," jelasnya.
Sementara itu di kesempatan lain, Kepala Staf Kepresidenan (KSP), Moeldoko menyebut kemarahan Presiden Jokowi adalah sesuatu yang wajar.
Dalam acara Mata Najwa, Moeldoko menyebut bahwa kemarahan yang ditunjukkan Presiden Jokowi merupakan respon atas situasi krisis yang saat ini terjadi, tidak hanya di Indonesia tetapi juga dunia. Oleh karenanya ia mengingkan agar para pembantunya bisa bekerja secara extraordinary.
"Saya kira wajar seorang pemimpin marah. Pak Jokowi melihat proyeksi perekonomian dunia sehingga situasi itu perlu ditransformasi kepada pembantunya. Yang dibutuhkan saat ini adalah kerja extraordinary," terangnya.