SuaraJogja.id - Kasus positif COVID-19 di DIY makin tinggi dari hari ke hari. Pada Jumat (24/7/2020) tercatat ada penambahan 23 kasus baru.
Empat hari sebelumnya muncul 28 kasus, 21 kasus, dan 10 kasus baru, sehingga total kasus positif COVID-19 di DIY menjadi sebanyak 519 kasus.
Menyikapi fenomena ini, Pemda DIY meminta Kemenkes untuk mendatangkan 1.200 kit reagen dan alat PCR portabel. Alat tersebut akan digunakan untuk melakukan tes swab secara masif.
"Kita akan lihat kebutuhan di rumah sakit-rumah sakit. Pak Biwara [kepala BPBD DIY] dan Bu Pembayun [Kadinkes DIY] akan cek lagi kita masih perlu tambah tidak," ujar Sekda DIY Baskara Aji di Kompleks Kepatihan Yogyakarta, Jumat siang.
Baca Juga:Kasus Covid-19 di Jogja Masih Bertambah, PMI DIY Kirim APD ke 4 Rumah Sakit
Namun, dengan melihat kapasitas lima laboratorium yang dimiliki DIY, maka dimungkinkan mencukupi untuk pelaksanaan tes swab yang lebih luas. Sebab, untuk mengetahui positifnya seseorang, tidak bisa hanya dilakukan RDT.
"Uji swab bagi kontak erat orang-orang yang rentan harus dilakukan," ujarnya.
Karenanya, selain upaya dari pemerintah untuk terus melakukan uji swab, Aji berharap akan kesadaran masyarakat untuk terus menjaga kesehatan karena kasus positif COVID-19 di DIY masih saja tinggi. Dengan menaati protokol kesehatan seperti memakai masker, jaga jarak, dan cuci tangan, maka, kata dia, penularan COVID-19 yang lebih luas bisa diantisipasi.
"Bagi yang merasa sakit dengan gejala COVID-19 diharapkan juga bisa segera melaporkan ke rumah sakit atau puskesmas," ungkapnya.
Sementara, Juru Bicara Gugus Tugas Penanganan COVID-19 Pemda DIY Berty Murtiningsih mengungkapkan, dari 23 kasus baru, lima orang di antaranya berasal dari skrining karyawan kesehatan, yakni kasus 501, laki-laki 57 tahun; kasus 502, laki laki 54 tahun; dan kasus 504, perempuan 36 tahun dari Bantul. Selain itu, kasus 518, laki laki 47 tahun dari Kota Yogyakarta serta kasus 519, perempuan 37 tahun dari Sleman, dinyatakan positif dari hasil skrining karyawan kesehatan Sleman.
Baca Juga:Kasus Positif COVID-19 Terus Melonjak, DIY Batasi Angka Kunjungan Wisatawan
Kasus lainnya muncul karena tertular dari kontak positif: kasus 503, perempuan 21 tahun dari Bantul yang kontak kasus 430; kasus 505, laki laki 23 tahun dari Bantul yang pernah kontak kasus 386; kasus 506, laki laki 51 tahun dari Bantul kontak kasus 386; kasus 507, perempuan 64 tahun dari Bantul kontak kasus 355.
Di samping itu, ada kasus 511, perempuan 30 tahun dari Bantul kontak kasus 367; kasus 512, laki laki 4 tahun; kasus 513, perempuan 12 tahun; dan kasus 514, perempuan 6 tahun dari Bantul yang punya riwayat kontak kasus 423. Lalu, ada kasus 515, laki laki 21 tahun dari Sleman kontak kasus 415 dan kasus 520, perempuan 53 tahun dari Kulon Progo kontak kasus 369.
Sementara, riwayat perjalanan luar kota juga masih memunculkan kasus positif, yaitu kasus 508, laki laki 16 tahun; kasus 509, perempuan 19 tahun; kasus 510, perempuan 15 tahun dari Bantul yang punya riwayat perjalanan dari Jakarta; dan kasus 522, laki laki 38 tahun dari Kulon Progo yang punya riwayat dari Kalimantan Timur.
Kasus lain hingga saat ini masih dalam penelusuran, yakni kasus 516, perempuan 81 tahun dan kasus 517, perempuan 48 tahun dari Sleman. Selain itu, terdapat pula kasus 521, laki laki 24 tahun dari Kota Yogyakarta, dan kasus 523, laki laki 55 tahun dari Bantul.
"Banyaknya penambahan kasus karena tes swab massal Dinkes Bantul, dengan jumlah sampel telah diperiksa sebanyak 1.349 sampel dan 1.089 orang. Sebagian besar tidak bergejala," jelasnya.
Berty menambahkan, karena banyak di antara pasien yang tidak bergejala, maka isolasi pasien COVID-19 tanpa gejala tidak perlu di RS Rujukan. Contohnya, di Bantul menggunakan Rumah Sakit Lapangan Khusus COVID-19 (RSLKC) di Bambanglipuro.
"Rumah sakit itu saat ini menampung kasus yang tanpa gejala tersebut terutama bagi kasus penduduk Bantul," imbuhnya.
Kontributor : Putu Ayu Palupi