Bukit Gundul di Sleman Viral, Warga Ingat Soal Pesan Leluhur

Di bagian timur bukit tersebut, atau tepatnya di sisi Jalan Godean Seyegan, ada sebuah jalan tanah untuk masuk ke area bukit.

Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana
Rabu, 29 Juli 2020 | 07:58 WIB
Bukit Gundul di Sleman Viral, Warga Ingat Soal Pesan Leluhur
Perbukitan di Sleman yang gundul karena aktivitas pembangunan perumahan-Harian Jogja - Hery Setiawan (ST18)

Di bagian timur bukit tersebut, atau tepatnya di sisi Jalan Godean – Seyegan, ada sebuah jalan tanah untuk masuk ke area bukit. Wujudnya mirip seperti pintu masuk kendaraan proyek. Beberapa truk pengangkut juga terlihat lalu lalang membawa material turun dari atas bukit.

Terlihat pula papan identitas proyek beserta nama pengembangnya. Tertulis di sana bahwa proyek tersebut merupakan milik pengembang bernama The Panorama Resort.

Arif, salah seorang yang berjaga di pintu masuk tersebut, mengatakan bahwa Bukit Gunung Gedang dulunya milik warga setempat. Lalu pihak pengembang membelinya untuk kelak dijadikan perumahan. Jumlah unitnya, menurut Arif, bisa mencapai 300 unit. Ia juga mengatakan, sudah ada sekitar 20 orang yang berminat membeli aset di wilayah tersebut.

Pengerjaan proyek itu, katanya, sudah berlangsung selama satu tahun. Targetnya tiga hingga empat tahun mendatang sudah bisa dimulai.

Baca Juga:Dicekoki Miras, Residivis di Sleman Sembunyikan Motor Trail Teman di Hutan

“Ngurugnya sampai selesai. Nanti bukitnya disisain 5 meter,” katanya saat ditanya sampai kapan pengerukan bukit berlangsung.

Sayangnya, Arif tak mengerti pasti berapa tinggi bukit Gunung Gedang saat ini. Begitu pula dengan tinggi bukit sebelum menjadi gundul karena dikeruk oleh alat berat.

Aktivitas pengerukan tanah rupanya tak hanya dilakukan oleh pihak pengembang. Di sisi barat bukit Gunung Gedang, sejumlah mobil bak terbuka juga tampak tertatih menaiki bukit. Kondisi jalan yang berupa tanah serta medan yang cukup curam membuat pengemudi cukup kesulitan untuk menjangkau badan bukit.

Mobil-mobil tersebut, menurut keterangan Arif, adalah milik warga setempat yang digunakan untuk mengangkut sisa-sisa tanah liat alias lempung. Sebelum pihak pengembang datang, aktivitas itu sudah berlangsung sejak lama.

Baca Juga:Lima Anggota Keluarga Terlibat Kecelakaan di Sleman, Satu Orang Tewas

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini