Terdampak Tol Jogja-Bawen, SMK dan Gereja di Seyegan Tak Akan Direlokasi

Kepala sekolah berharap, ada solusi yang menguntungkan bagi lembaga pendidikan tersebut, sehingga pembelajaran tidak terganggu.

Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana
Kamis, 30 Juli 2020 | 07:51 WIB
Terdampak Tol Jogja-Bawen, SMK dan Gereja di Seyegan Tak Akan Direlokasi
Ilustrasi jalan tol [suara.com/Welly Hidayat]

SuaraJogja.id - Sebuah bangunan sekolah dan rumah ibadah di Desa Margodadai, Kecamatan Seyegan, Kabupaten Sleman bakal terdampak pembangunan ruas jalan tol Jogja-Bawen. Kondisi tersebut disampaikan saat sosialisasi di Balai Desa Margodadi, Rabu (29/7/2020).

Menurut keterangan Kepala Dispertaru DIY Krido Suprayitno, dua bangunan yang akan terkena jalur tol ialah SMK 17 Seyegan dan Gereja Santo Thomas. Namun, kata dia, tidak ada rencana relokasi untuk keduanya karena tidak semua bagian wilayah tersebut tergusur.

"Kami tim persiapan sudah berikan solusi. SMK yang terkena sebagian parkiran dan lisplang, masih bisa dimanfaatkan untuk sekolah, sehingga tidak perlu relokasi. Demikian juga gereja, yang terdampak hanya halaman, bukan bangunan, sehingga masih bisa untuk ibadah," kata Krido ketika ditemui awak media di sela-sela sosialisasi, Rabu.

Menurutnya, Tim Persiapan Pengadaan Lahan Tol Jogja-Bawen sudah memperhitungkan masalah kebisingan yang kemungkinan mengganggu proses pembelajaran dan peribadatan dengan adanya jalur tol di lokasi tersebut, termasuk ketika proses pembangunan.

Baca Juga:Bukit Gundul di Sleman Viral, Warga Ingat Soal Pesan Leluhur

Diberitakan HarianJogja.com -- jaringan SuaraJogja.id, Tol-Jogja Bawen sepanjang 7,65 km ini rencananya dibangun secara melayang di atas Selokan Mataram, sehingga menurut Krido, masyarakat masih bisa memanfaatkan pengairan dari selokan itu untuk kepentingan pertanian.

Pihaknya juga menjamin, pembangunan tol tidak mengganggu situs bangunan cagar budaya, dan Tuk Si Bedug di Seyegan tidak terdampak jalur tol.

"Kami hindari situs dan pastikan Tuk Si Bedug aman. Sudah koordinasi dengan BBWSO, tidak akan mengganggu irigasi," tambahnya.

Kepala SMK 17 Seyegan Eni Pujriasi sendiri mengaku masih akan berkoordinasi dengan yayasan sekolah mengenai rencana pembangunan tol yang menerabas sekolahnya.

Ia berharap, ada solusi yang menguntungkan bagi lembaga pendidikan tersebut, sehingga pembelajaran tidak terganggu.

Baca Juga:Warga Terdampak Tol Jogja-Bawen Dibuat Bingung Gegara Desain Tol Keliru

"Kami yakin lembaga pendidikan diperhatikan. Kalau lembaga pendidikan dekat jalan itu bising, enggak nyaman. Nanti kami koordinasi dengan yayasan, nanti akan dirumuskan. Tadi dengan tim juga disampaikan akan ada solusi," ungkap Eni.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak