166 Bidang Tanah Termasuk SD di Tempel Bakal Tergusur Tol Jogja-Bawen

Desain tol di kawasan Tempel akan dibangun at grade

Galih Priatmojo
Jum'at, 24 Juli 2020 | 06:28 WIB
166 Bidang Tanah Termasuk SD di Tempel Bakal Tergusur Tol Jogja-Bawen
Sejumlah warga sedang mencermati dan mendokumentasikan desain tol Jogja, usai sosialisasi pembangunan tol di Balai Desa Sariharjo, Kecamatan Ngaglik, Kabupaten Sleman. - (Suara.com/Uli Febriarni)

SuaraJogja.id - SD Negeri Banyurejo 1 yang terletak di Dusun Onggojayan, Kecamatan Tempel menjadi salah satu lokasi yang akan terdampak pembangunan ruas tol Jogja-Bawen yang melintasi Kabupaten Sleman. 

Ketua Tim Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Ruas Tol Semarang-Jogja, Heru Prasetyo mengungkapkan bahwa tim Persiapan Pengadaan Lahan Tol Jogja-Bawen berencana menempatkan exit tol di desa Banyurejo. Oleh karenanya desain tol yang melintas di desa tersebut akan rata dengan tanah atau at grade.

Konsekuensinya ada sejumlah bidang lahan yang akan tergusur akibat proyek tersebut. Adapun dari data yang disampaikan ada sebanyak 166 bidang tanah dengan luasan 121.495 meter persegi yang akan terdampak. Termasuk di dalamnya yakni lahan yang saat ini digunakan untuk bangunan SD Negeri Banyurejo 1.

Ketua Tim Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Ruas Semarang-Jogja, Heru Budi Prasetyo menuturkan selain sekolah dasar, pihaknya masih mendata ada berapa fasilitas umum (fasum) dan fasilitas sosial (fasos) yang terdampak jalur tol, seperti rumah ibadah dan poskamling. Nantinya, fasum dan fasos yang terdampak ini akan dipindah dan pembangunannya akan difasilitasi di lokasi yang sesuai kesepakatan.

Baca Juga:Emosi Diolok-olok, Pria Sleman Hajar Bocah SD hingga Korban Pendarahan Otak

"Fasos dan fasum akan dibuatkan kembali, kita cari tanah penggantinya yang disepakati, antara pemerintah desa, dinas pendidikan, atau wakaf. Nanti kita beli tanah untuk pengganti tanah yang terdampak. Yang membangun kami kontraktor," kata Heru, kemarin saat sosialisasi tahap pertama hari kedua di Balai Desa Banyurejo, Tempel, Sleman.

Dalam sosialisasi ini, sekitar 50 orang perwakilan pemilik lahan dan perangkat desa diundang untuk bisa menyampaikan hasil sosialisasi soal tol ke warga lainnya. Sejumlah aspirasi disampaikan soal bagaimana proses ganti rugi hingga apakah pembangunan tol akan mengganggu irigasi air dari Selokan Mataram ke sawah warga.

Menanggapi ini, Heru memastikan proses pembangunan konstruksi jalur tol tidak akan mengganggu irigasi pertanian.

"Pada waktu pembangunan konstruksi, pengairan sawah itu dibangun dulu, supaya sawah tidak terganggu. Peran aktif warga desa diperlukan, kalau terganggu harus disampaikan ke kontraktor atau Pemkab Sleman. Bahkan seringkali kami buatkan irigasi yang lebih modern karena selama ini konvensional," ungkapnya.

Kepala SDN Banyurejo 1, Ismana menuturkan pihaknya tidak keberatan dengan pembangunan tol yang menggusur sekolahnya. Namun, ia berharap sebelum kegiatan pembangunan jalan tol yang menggusur sekolah itu akan dimulai, setidaknya pemerintah sudah membangun bangunan sekolah di lokasi lain sehingga proses kegiatan belajar mengajar tidak terputus.

Baca Juga:Alasan Pamit Pulang, Pemuda di Sleman Bawa Kabur Sepeda Motor Teman

"Sebelum diratakan dengan tanah harapannya sudah ada bangunan baru sehingga ketika ada instruksi penggusuran, anak-anak siap belajar di sekolah yang baru," kata Ismana.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini