SuaraJogja.id - Suara langkah sepatu lars sayup-sayup terdengar mengetuk lantai Polsek Sleman. Tak berapa lama, terlihat sosok pria gagah berambut cepak, berseragam coklat masuk ke ruangan Binmas berukuran 4x3.
Suasana yang mulanya dingin seketika berubah hangat ketika kalimat sapaan ramah keluar dari balik masker yang dikenakannya menyambut kedatangan tim SuaraJogja.id. Dengan penuh semangat, pria bernama Daryono itupun menguraikan panjang lebar tentang kisahnya yang baru saja mendapatkan penghargaan dari Kapolri Jendral Idham Azis.
Ya, pria berpangkat Aipda tersebut memang tengah jadi buah bibir. Bukan karena aksinya menumpas kejahatan, tetapi lebih dari itu, pria asal Grobogan, Sragen, Jawa Tengah itu jadi pahlawan di kampungnya Triharjo, Sleman lantaran aksi sosialnya yang totalitas.
Pria yang bertugas sebagai Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Bhabinkamtibmas) Triharjo, Sleman itu rela merogoh tabungannya untuk digunakan membeli mobil bagi keperluan kampung dan warga.
Baca Juga:Pasien Anak Positif Covid-19 di Sleman Ada Sebanyak 10 Orang, Mayoritas OTG
Tak tanggung-tanggung, ayah dua anak itu mengeluarkan uang sebesar Rp41 juta untuk membeli sebuah mobil pick up jenis Toyota Kijang Tahun 1991. Mobil yang diberikan gratis untuk keperluan kampung itu ia beli sekitar tahun 2015.
“Ketika itu saya melihat alat transportasi di dusun sangat sedikit. Saya juga sering membantu pembangunan warga, jadi untuk mengangkut barang material saja warga masih menggunakan gerobak. Tentu tidak efisien,” terang Daryono saat ditemui, Jumat (14/8/2020).
![Aipda Sudaryono, anggota Bhabinkamtibmas Triharjo berpose di pick up miliknya yang banyak membantu kegiatan masyarakat di dusun Triharjo, Sleman, Jumat (14/8/2020). [Muhammad Ilham Baktora / SuaraJogja.id]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2020/08/17/40046-aipda-daryono.jpg)
Masyarakat Triharjo yang kala itu masih banyak melakukan pembangunan sangat kewalahan karena membutuhkan tenaga yang banyak untuk mengangkut material bangunan. Bahkan ketika sifatnya dadakan mereka harus menyewa mobil dengan biaya yang tinggi.
Sejatinya hal ini bisa menjadi peluang baginya untuk meraup pundi-pundi rupiah dengan membuka persewaan mobil, terlebih kendaraan roda empat yang berfungsi mengangkut material masih jarang kala itu.
Tetapi, Daryono justru nekat membeli sebuah mobil yang malah diberikan gratis untuk keperluan warga di kampungnya. Yap, mobil berplat nomor AB 8274 BY warna hitam itu secara gratis ia sewakan untuk memudahkan masyarakat mendirikan bangunan.
Baca Juga:Butuh untuk Belajar Anak, Bapak Asal Sleman Nekat Jambret HP di Seyegan
"Jadi ada masjid di dusun Triharjo yang sedang kami bangun waktu itu. Karena melihat mereka kesulitan saat angkut-angkut bahan (material) pick up yang saya miliki saya gratiskan untuk dipakai," jelasnya.
Perjuangan untuk memiliki mobil dengan bak luas seperti itu dilalui dengan keringat bercucuran. Hasil kerja menjadi pengayom masyarakat ia sisihkan untuk mewujudkan kemudahan warga.
"Saat itu saya juga membutuhkan kendaraan untuk keluarga ketika bepergian. Dulunya masih bersih dan cat mobil masih bagus. Memang sekarang rusak catnya tapi masih sering digunakan bepergian," jelas pria yang mengawali karier polisi dari pendaftaran jalur Bintara 1998 itu.
Membeli mobil yang diperuntukkan mengangkut material bangunan tentu memiliki risiko. Sejumlah bagian armada tersebut akhirnya banyak yang koyak. Mulai dari bak yang bolong hingga bagian lampu mobil yang pecah.
"Tapi jadinya mobil ini paling tangguh diantara mobil yang dimiliki warga lain," kelakarnya sambil tertawa kecil.
Pernah suatu kali mobil pick up dipinjam warga. Daryono tak terlalu ingat kapan peristiwa terjadi. Setelah dikembalikan, beberapa bagian penyok lantaran terbentur beton pagar.
- 1
- 2