Disertai Suara Tembakan, Aparat Usir Warga Adat Besipae dari Rumahnya

Sejumlah warga adat Besipae diamankan oleh aparat keamanan

Galih Priatmojo
Rabu, 19 Agustus 2020 | 10:23 WIB
Disertai Suara Tembakan, Aparat Usir Warga Adat Besipae dari Rumahnya
Bidik layar video ketika masyarakat adat Besipae diintimidasi aparat dan diusir dari tanah adatnya. (Istimewa)

SuaraJogja.id - Sebuah video mencekam berisi rekaman sejumlah ibu dan anak-anak teriak histeris diertai suara tembakan aparat beredar di sosial media. 

Dalam video berdurasi 3 menit, 42 detik, tampak para wanita cuma berteriak-teriak saat aparat gabungan merusak bangunan darurat yang didirikan.

Aksi kekerasan tersebut diketahui dialami warga adat Besipae di Kecamatan Amnuban Selatan, Kabupaten Timor Tengah Selatan, Provinsi Nusa Tenggara Timur.

Pengusiran paksa yang dilakukan aparat itu diakui oleh Ahmad Bumi selaku advokat masyarakat adat Besipae saat dikonfirmasi Suara.com, Selasa (18/8/2020) malam.

Baca Juga:Sebanyak 30 Wisatawan di Gunungkidul Terjaring Razia Masker

Menurutnya, peristiwa pengusiran aparat terhadap warga adat Besipae itu terjadi pada Selasa pagi sekitar pukul 10.00 WITA. Mereka melakukan hal itu lantaran masyarakat adat Besipae menolak meninggalkan lahan yang telah dihuninya sejak dulu kala.

"Iya benar (ada tembakan peringatan) sekitar pukul 10 WITA," kata Ahmad.

Padahal, sehari sebelum peristiwa itu, Presiden Joko Widodo alias Jokowi sempat menggunakan pakaian adat Timor Tengah Selatan, Provinsi NTT saat upacara pengibaran bendera dalam rangka memperingati hari kemerdekaan ke-75 Republik Indonesia, di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (17/8/2020).

Menurutnya, rumah-rumah darurat yang terbuat dari rumbia itu merupakan bangunan terakhir setelah rumah hunian permanen milik masyarakat adat dirusak aparat.

Dia mengatakan, warga sempat membuat rumah darurat di sekitar pohon, namun kembali dihancurkan.

Baca Juga:46 Kasus Baru di DIY, 19 Karyawan Kesehatan Gunungkidul Positif COVID-19

"Rumah yang dirusak adalah milik warga, dibangun sendiri, biaya sendiri. Setelah dirusak dan dibongkar, warga tidak memiliki rumah tinggal dan hidup terlantar," ujar Ahmad.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak