Dampak Pandemi, Angka Kemiskinan di Bantul Diprediksi Naik 1 Persen Lebih

Didik menuturkan, telah melakukan pendataan angka kemiskinan di masyarakat sejak Maret lalu.

Chandra Iswinarno | Hiskia Andika Weadcaksana
Rabu, 26 Agustus 2020 | 00:05 WIB
Dampak Pandemi, Angka Kemiskinan di Bantul Diprediksi Naik 1 Persen Lebih
Kepala BPS Bantul Didik Koesbianto. [Suara.com/Hiskia]

SuaraJogja.id - Angka kemiskinan di Kabupaten Bantul mengalami kenaikan akibat Pandemi Covid-19. Menurut prediksi dari Badan Pusat Statistik (BPS) Bantul, kenaikan tersebut mencapai lebih dari satu persen.

"Datanya memang belum keluar semua, tapi prediksi kita memang ada kenaikan sekitar satu persen bahkan bisa lebih," ujar Kepala BPS Bantul Didik Koesbianto kepada awak media di Parasamya, Kompleks Pemerintahan Kabupaten Bantul, Selasa (25/8/2020).

Didik menuturkan, telah melakukan pendataan angka kemiskinan di masyarakat sejak Maret lalu.

Dari pendataan tersebut, baru wilayah DIY yang sudah diketahui mengalami kenaikan sekitar satu persen.

Baca Juga:Industri Sawit Diharapkan Mampu Tekan Angka Kemiskinan

Menurutnya, jika melihat pada kenaikan yang terjadi di DIY, kemungkinan hal yang tidak jauh berbeda akan dialami oleh Bantul.

Namun hingga saat ini data yang masuk belum mencapai final dan dipublikasikan.

"Dampak Covid-19 memang terasa cukup besar, itu salah satu faktor yang menyebabkan potensi meningkatnya angka kemiskinan," ungkapnya.

Dijelaskan Didik bahwa hal itu diperkuat karena potensi kenaikan kemiskinan itu sudah tercatat pada pendataan per Maret lalu. Dalam hal itu, dampak Covid-19 masih belum cukup terasa seperti belakangan ini.

Hal itu terlihat dari cukup besarnya masyarakat yang kehilangan kegiatan bahkan pekerjaan selama pandemi Covid-19. Belum lagi karyawan yang dirumahkan juga ikut menyumbang potensi kenaikan itu.

Baca Juga:Jokowi Janji Kurangi Angka Kemiskinan dan Pengangguran di 2021

Menurutnya, bantuan yang diberikan pemerintah atau pihak swasta sebagai stimulus masyarakat tidak mampu, membantu menurunkan potensi kenaikan angka kemiskinan tersebut.

Itu disebabkan karena bantuan tersebut bersifat sementara dan dampaknya pun tidak terasa signifikan.

“Masalah pekerjaan menjadi yang sangat berpengaruh, menghentikan pekerjaan atau PHK, itu salah satu yang membuat presentase kemiskinan bisa terus meningkat," tuturnya.

Senada dengan itu, Wakil Bupati Bantul Abdul Halim Muslih meningkatnya kemiskinan dapat dilihat dari indikator pertumbuhan ekonomi yang negatif.

"Produksi tahun ini jauh lebih kecil dibanding tahun-tahun sebelumnya. Itu juga yang menyebabkan terjadinya PHK dan adanya karyawan yang dirumahkan," ujar Halim beberapa waktu lalu.

Halim menyebut, data kemiskinan pada akhir 2019 di Bantul mencapai 13 persen. Kendati belum mengetahui jumlah pasti, tetapi Halim meyakini bahwa angka tersebut akan meningkat.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak