Menengok Desa Petir, Kampung yang Memanusiakan Orang dengan Gangguan Jiwa

Gerakan 'memanusiakan' ODGJ ini dimulai dari Forum Komunikasi Lentera Jiwa yang terbentuk 9 Mei 2017 lalu.

Galih Priatmojo
Rabu, 02 September 2020 | 10:45 WIB
Menengok Desa Petir, Kampung yang Memanusiakan Orang dengan Gangguan Jiwa
Salah satu Orang dengan Gangguan Jiwa yang hidup berdampingan dengan warga di Desa Petir, Gunungkidul, Rabu (2/9/2020). [Kontributor / Julianto]

Tak sepeser pun dana dari pemerintah yang diterima hingga kini.

Kemudian, warga sekitar diajak berkomunikasi. Komunikasi ini bertujuan untuk tidak mengintimidasi juga mencemooh warga dengan status ODGJ ataupun keluarganya.

Warga juga menyepakati akan menerima dan memberlakukan ODGJ sebagaimana mestinya.

"Kebetulan ODGJ disini jumlahnya tertinggi di Gunungkidul, pemerintah juga kesulitan memetakan penyebabnya. misalnya pada 2020 ini saja, dari awalnya 31 sembuh dan tinggal 29 yang masih gangguan jiwa," jelas Sarju.

Baca Juga:Didesak Transparansi, Pemda DIY Kembangkan COVID-19 Monitoring System

Salah seorang warga Desa Petir yang hidup berdampingan dengan ODGJ saat ditemui di rumahnya, Rabu (2/9/2020). [Kontributor / Julianto]
Salah seorang warga Desa Petir yang hidup berdampingan dengan ODGJ saat ditemui di rumahnya, Rabu (2/9/2020). [Kontributor / Julianto]

Sementara itu, salah satu keluarga ODGJ yaitu ibunda Edi, Rutinem mengaku, anaknya ini mengalami gangguan jiwa sejak duduk di bangku kelas empat sekolah dasar.

Meskipun Ratinem  kini semakin tua dengan telaten tetap merawat Edi.

Di usia senja, ia tetap dengan sabar merawat anaknya yang mengalami gangguan kejiwaan. Ia tidak membeda-bedakan dengan dua anaknya yang normal. 

Justru, Ratinem lebih sayang kepada Edi dan dengan sabar merawatnya. Setiap paginya ia menyiapkan sarapan untuk Edi.

Setiap pagi suara sang buah hati yang sudah dewasa tersebut menghiasi telinganya dan sang suami. Begitu keras didengar, ucapannya pun juga acak sangat sulit dipahami.

Baca Juga:Muncul 20 Kasus Baru di DIY, Siswi Pesantren di Sleman Tertular COVID-19

"Ya kalau makan menunya sama dengan saya dan anak-anak yang lain. Saya juga terkadang masih memandikan Edi,"ungkap Ratinem.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak