Diiringi Bregada Gedruk dan Beksan Togog, PDIP Gunungkidul Daftarkan BaBe

Bambang mengklaim, pengumpulan massa tersebut telah mendapatkan izin dari tim gugus tugas penanganan Covid-19 Gunungkidul.

Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana
Jum'at, 04 September 2020 | 19:17 WIB
Diiringi Bregada Gedruk dan Beksan Togog, PDIP Gunungkidul Daftarkan BaBe
Paslon Pilkada Gunungkidul 2020 Bambang Wisnu Handoyo-Benjamin Sudarmaji (BaBe) mendaftar ke KPU Gunungkidul diiringi bergodo (prajurit) Gedruk dan bergodo Beksan Togog, Jumat (4/9/2020). - (SuaraJogja.id/Julianto)

Sebelum mendaftarkan diri ke KPU, pasangan Halim-Joko memang mengawalinya dengan salat Hajat di Masjid Khalid Bin Walid, yang jaraknya beberapa ratus meter dari kantor KPU Bantul.

Halim mengatakan, berpegang pada tuntunan agama, salat Hajat ini adalah bentuk kepasrahan sekaligus permohonan kepada Ilahi atas ikhtiar politik yang akan dijalani. Pihaknya memilih Masjid Khalid Bin Walid karena bagi pasangan Halim-Joko, Khalid Bin Walid adalah sosok yang bisa menjadi cerminan dalam langkah laku politiknya.

"Beliau diamanati sebagai panglima perang di awal pemerintahan iIslam. Beliau adalah sosok yang tidak memiliki obsesi dengan ketokohannya. Khalid Bin Walid tidak menjadikan popularitas sebagai tujuan kecuali sebuah perjuangan demi rida Sang Maha Pencipta," tutur Halim, Jumat, usai pendaftaran di KPU Bantul.

Menurutnya, sikap dan semangat dalam diri Khalid Bin Walid itulah yang menjadi pegangan Halim-Joko saat nantinya terpilih sebagai bupati dan wakil bupati Bantul, di mana posisi sebagai panglima pemerintah daerah tidak lantas membuat Halim-Joko menggunakan jabatannya untuk meraih obsesi-obsesi pribadi.

Baca Juga:Puan Singgung Minang, Fadli Zon: Mungkin Slip of the Tongue

Berkaca pada sejarah perjuangan Khalid Bin Walid, kesadaran kolektif para prajurit untuk mendukung strategi sang panglima adalah kunci meraih kemenangan. Begitupun dalam ikhtiar politik yang akan dilalui Halim-Joko. Kesadaran kolektif rakyat adalah energi untuk meraih kemanangan.

"Dan semangat untuk mendukung calon panglima di pemerintahan Kabupaten Bantul itu, tergambar saat barisan rakyat mengantar Halim-Joko menuju gerbang medan laga Pilkada, yakni KPU Bantul," paparnya.

Terkait dengan Tari Edan-Edanan Nirbaya yang digunakan untuk mengawali gerak langkah Halim-Joko menuju KPU Bantul, dalam budaya Jawa, tarian ini adalah laku budaya dari sebuah harapan agar terhindar dari sengkala atau beboyo. Simbol pengharapan kepada Sang Maha Kuasa agar dihindarkan dari segala rintangan seiring ikhtiar politik Halim-Joko.

Tarian cucuk lampak ini juga menjadi simbol langkah awal Halim-Joko membersihkan Bantul dari perilaku Korupsi, Kolusi dan Nepotisme.

Mengiringi Halim-Joko, perwakilan tokoh-tokoh desa dari 17 kecamatan mengenakan busana Surjan dan Peranakan bermotif Lurik.

Baca Juga:Pernyataan Puan Singgung Warga Minang, Ini Pembelaan Ketua DPD PDIP Sumbar

"Busana ini dikenakan sebagai simbol atas sebuah pengharapan," terang Halim.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak