Dikukuhkan Jadi Guru Besar UIN Suka, Ibnu Burdah: Politik Arab Lambat

Sistem politik di dunia Arab disebut-sebut terlalu tua dan renta untuk masyarakat yang makin muda dan terus mengalami perubahan-perubahan yang bergerak cepat.

Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana | Mutiara Rizka Maulina
Jum'at, 04 September 2020 | 20:15 WIB
Dikukuhkan Jadi Guru Besar UIN Suka, Ibnu Burdah: Politik Arab Lambat
Suasana pengukahan Guru Besar Ibnu Burdah di Gedung prof Soenarjo Kamis (3/9/2020). (HO Humas UIN Sunan Kalijaga)

SuaraJogja.id - UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta mengukuhkan Ibnu Burdah  sebagai guru besar dalam bidang Ilmu Kajian Dunia Arab dan Islam Kontemporer. Ibnu Burdah mengaitkan hasil kajiannya dengan situasi pandemi Covid-19 di dunia Arab saat ini.

Dalam pidatonya ia menyampaikan karya risetnya yang sudah dibukukan setebal 232 halaman, dengan judul Quo Vadis Dunia Arab Kontemporer? Gerakan Protes Politik Muslim, Covid-19, dan Arah Perubahan.

Ibnu Burdah menyimpulkan bahwa masyarakat dan politik di dunia Arab mengalami perubahan-perubahan sebagaimana masyarakat yang lain.

Perbedaannya, dalam hal politik dunia, Arab dinilai lebih lambat dalam mengadaptasi perubahan-perubahan yang ada di masyarakat.

Baca Juga:Instagramable! RM Bang Rindu Ini Siap Bikin Kangen Liburan ke Jogja Lagi

Dalam perjalanannya, masyarakat Arab mengalami perubahan menjadi makin demokratis, terbuka, demografisnya makin ‘muda’, dan makin adaptif dengan nilai-nilai progresif seperti kesetaraan dan partisipasi.

Sistem politik di dunia Arab disebut-sebut terlalu ‘tua dan renta’ untuk masyarakat yang makin muda dan terus mengalami perubahan-perubahan yang bergerak cepat.

Pada titik tersebut, hal ini menimbulkan gerakan-gerakan protes masyarakat yang lantas berkembang jadi golongan massif dan mengundang keterlibatan banyak aktor.

Terlibatnya berbagai aktor dalam berbagai level dengan beragam kepentingan, sebagian memberikan dampak yang tragis dalam skala luas. Gerakan-gerakan itu seolah mendapatkan dukungan dengan lahirnya teknologi dan media-media baru .

"Tetapi di sisi lain upaya dari pihak-pihak yang tidak menginginkan perubahan juga tidak kalah besar disertai resources mereka yang besar pula dan kemampuan mereka untuk menumpang dalam lokomotif-lokomotif arus perubahan yang akan menggilas mereka," terang Ibnu Burdah.

Baca Juga:Viral Video Suara Drumband Mistis Tengah Malam di Jogja, Warganet Curhat

Menurut Ibnu Burdah, mencermati keragaman, dinamika, dan kompleksitasnya, arah perubahan politik di dunia Arab, termasuk politik umat Islam khususnya di kalangan Islamist, bisa dipastikan tidak akan tunggal sebagaimana yang terjadi sekitar satu dekade belakangan.

Dalam kesempatan yang sama Rektor UIN Sunan Kalijaga, Phil Al Makin dalam sambutannya menyampaikan bahwa kajian milik Ibnu Burdah bisa menjadi wawasan baru bagi masyarakat yang ingin mengenal dunia Arab dari sisi agama.

"Pesan saya, semoga Prof Ibnu Burdah senantiasa istikamah menjadi peneliti yang haus akan pengetahuan," tuturnya dalam acara pengukuhan.

Ibnu Burdah sendiri dikenal sebagai sosok yang hangat di kalangan mahasiswanya. Ia kerap meluangkan waktunya untuk menemani mahasiswanya belajar debat bahasa Arab.

Di mata keluarga, ia juga merupakan sosok ayah yang inspiratif untuk anak-anaknya.

Ibnu Burdah dikukuhkan oleh Ketua Senat Siswanto Masruri di hadapan rektor, para guru besar, anggota senat, dan keluarga besar di gedung RHA Soenarjo. Pihak kampus membatasi jumlah hadirin dan tetap mematuhi protokol kesehatan, Kamis (3/9/2020). Sebagian tamu undangan mengikuti proses pengukuhan virtual melalui Zoom yang disiarkan langsung di Youtube UIN Sunan Kalijaga.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak